Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kematian Mengerikan Tiga Kosmonot Soyuz 11

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/reni-erina-1'>RENI ERINA</a>
LAPORAN: RENI ERINA
  • Selasa, 30 Juni 2020, 05:56 WIB
Kematian Mengerikan Tiga Kosmonot Soyuz 11
Tiga Kosmonot Georgi Dobrovolski, Viktor Patsayev, dan Vladislav Volkov yang pulang membawa nama/Net
rmol news logo Kematian pertama tiga kosmonot Rusia ini mengguncang dunia. Hari ini 47  tahun lalu, tiga manusia luar angkasa tewas mengenaskan setelah 24 hari tinggal di pesawat Soyuz 11, meremukkan hati para peneliti yang semula gembira ria karena penelitiannya berhasil.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Kematian yang sangat tragis justru terjadi pada detik-detik pesawat mendarat pulang kembali ke Bumi.

Ketiganya berangkat pada 7 Juni 1971 dari Baikonur Cosmodrome menuju stasiun pertama yang dibangun manusia di luar angkasa, Salyut. Tiga kosmonot Soyuz 11 itu adalah Georgi Dobrovolski, Viktor Patsayev, dan Vladislav Volkov.

Mereka melakukan penelitian di Salyut 1 selama 24 hari. Berbagai kegiatan mereka selama di luar angkasa terpantau terus. Mereka melakukan sejumlah eksperimen ilmiah, termasuk mengukur reaksi manusia terhadap kondisi tanpa bobot berkepanjangan.

Eksperimen dan observasi selama di Salyut berjalan mulus. Ketiganya juga tampil dalam siaran langsung dari luar angkasa menyapa pemirsa di televisi. Para peneliti yang memantau mereka bergembira. Misi sukses. Ketiganya dijadwalkan kembali ke Bumi pada 30 Juni 1971.

Tiga puluh menit sebelum mendarat di Bumi, Soyuz 11 yang telah meninggalkan orbit meluncur menuju lintasan menurunnya. Semua berjalan sempurna, nampaknya.

Namun, saat pintu kapsul dikuak, para petugas pemulihan sangat terkejut. Tiga kosmonot itu diam tak bergerak di kursi masing-masing.

Kepala Komisi Negara untuk Pengujian Terbang Soyuz, Kerim Kerimov, menguraikan para petugas melihat bercak biru kehitaman ada wajah para kosmonot.

"Mereka menemukan 3 kosmonot di kursi masing-masing, sama sekali tak bergerak, dan ada bercak-bercak biru kehitaman di wajahnya," kata Kerimov. "Darah mengalir dari hidung dan telinga."

Peristiwa itu membuat shock semua petugas penelitian karena saat proses pendaratan semua berjalan normal dan sesuai petunjuk. Sama sekali tidak nampa hal yang aneh.

"Dari luar, tak terlihat ada kerusakan apa pun. Petugas mengetuk sisi kapsul, namun tak ada respons dari dalam," kata Kerimov.

Tubuh salah satu kosmonot, Dobrovolsky, masih terasa hangat. Dokter segera memberikan bantuan pernapasan, sekuat tenaga menyelamatkan. Namun, terlambat.

Melalui investigasi dan proses menyelidikan yang cukup dalam, akhirnya diketahui kemungkinan penyebab ketiga kosmonot itu tewas. Katup ventilasi pernapasan mereka pecah, para kosmonot mengalami sesak napas.
Penurunan tekanan secara ekstrem juga makin memperberat kondisi mereka.
Ketika cadangan oksigen tersedot habis keluar di angkasa, para kosmonot terpukul dekompresi tinggi di ketinggian.

Mereka tewas dalam waktu kurang dari satu menit, namun dengan proses menyakitkan. Ini terlihat dari hasil otopsi Rumah Sakit Militer Burdenko terhadap ketiga jenazah kosmonot tersebut.

Hasil otopsi menyebutkan, dalam waktu 60 detik itu, para kosmonot mengalami pendarahan otak, perdarahan subkutan, gendang telinga rusak, dan pendarahan di telinga bagian tengah. Ketiga kosmonot ini diduga akan selamat jika mereka memakai pakaian luar angkasa.

Soyuz 11 Rusia dikenal sebagai misi pertama untuk merapat di stasiun luar angkasa Salyut 1. Sekaligus dikenal sebagai misi pertama dan satu-satunya sejauh ini yang menghasilkan kematian manusia di luar angkasa.

Para kosmonot dimakamkan di dinding Kremlin, berdampingan dengan Yuri Gagarin, manusia pertama di angkasa luar. Dianggap sebagai pahlawan Uni Soviet. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA