Nah, salah satu inovasi yang sudah dilakukan Polri dalam memutus mata rantai penyebaran Covid-19 adalah membentuk sejumlah kampung sehat atau kampung tangguh di banyak wilayah di tanah air.
Seluruh unsur atau stakeholder dilibatkan. Tak terkecuali masyarakat yang menjadi ujung tombak dalam inovasi ini. Karena sebaik apa pun program, tidak akan sukses dan bermanfaat tanpa partisipasi masyarakat.
Dari penelusuran
Kantor Berita Politik RMOL, Senin (22/6), sederetan inovasi yang telah dilakukan Polri antara lain 'Kampung Tangguh Semeru'. Program ini diinisiasi oleh Polda Jawa Timur (Jatim).
Jatim memang kini menjadi salah satu provinsi dengan penyebaran virus corona tertinggi di Indonesia. Kampung ini muncul saat pelaksanaan Pembatasan Sosial Berskala Besar atau PSBB di Surabaya Raya (Surabaya, Sidoarjo, dan Gresik) dan Malang Raya (Kabupaten Malang, Kota Malang, dan Kota Batu) beberapa pekan lalu.
Dijelaskan Kapolda Jatim, Irjen Fadil Imran, inti 'Kampung Tangguh Semeru' adalah upaya melawan corona berbasis lingkungan RT/RW. Masyarakat secara langsung dilibatkan untuk menjaga kampungnya dari penularan corona.
Berikutnya ada 'Kampung Tangguh Banua' milik Polda Kalimantan Selatan (Kasel). Program ini menyasar 67 kampung atau desa tersebar di 13 kabupaten. Kalsel juga menjadi salah satu provinsi yang penyebaran Covid-19 cukup tinggi.
Saat memasuki kampung ini masyarakat wajib mengikuti protokol kesehatan Covid-19 yang ketat. Seperti mencuci tangan dengan sabun, wajib pakai masker, pemberlakuan jam malam, dan tersedianya rumah karantina.
Kapolda Kalsel, Irjen Nico Afinta mengatakan, di Banjarmasin ada lima 'Kampung Tangguh Banua' yang sudah menjadi percontohan. Kampung ini sangat efektif mencegah penularan Covid-19
Kemudian, Polda Kalimantan Tengah (Kalteng) juga memiliki kampung cegah Covid-19 bernama 'Desa Pantang Mundur' (Lewu Isen Mulang). Pendirian ‘Desa Pantang Mundur’ ini dilakukan lantaran penyebaran pandemik sangat berdampak luas terhadap kehidupan sosial, ekonomi, serta budaya.
Menurut Kapolda Kalteng, Irjen Dedi Prasetyo, kata 'Lewu Isen Mulang' mengandung makna ketangguhan dan keuletan masyarakat suku Dayak dalam menghadapi tantangan dinamika pembangunan. Dedi sangat optimistis dengan didirikannya Lewu Isen Mulang bisa menimbulkan kembali semangat masyarakat dalam menghadapi virus Corona.
Hal yang sama juga dilakukan Polda Nusa Tenggara Barat (NTB). Mereka mendirikan 'Kampung Sehat'. Sebanyak 1.136 desa atau kampung dilibatkan dalam program ini.
Dikatakan Kapolda NTB, Irjen Mohammad Iqbal, 'Kampung Sehat' mengajak peran aktif masyarakat memutus rantai penyebaran Covid-19. Kata 'Sehat', sebut Iqbal, mengandung singkatan Steril, Ekonomi produktif, Harmonis, Asri, dan Tangguh.
Untuk menarik minat warga, Iqbal menuturkan, pembentukan 'Kampung Sehat' pun diperlombakan agar membangkitkan jiwa kompetitif masyarakat.
Kampung cegah Covid-19 lainnya juga dilakukan jajaran Polda Jawa Tengah (Jateng). Kampung tersebut diberi nama 'Kampung Siaga Covid-19'.
Kapolda Jateng, Irjen Ahmad Lutfi menjelaskan, Kampung Siaga Covid-19 ini merupakan
rolemodel yang bisa diaplikasikan di mana saja dengan memberdayakan potensi masyarakat dan solidaritas sosial.
Lutfi menekankan, berbagai pihak yang terlibat terutama masyarakat mampu melaksanakan edukasi protokol kesehatan Covid-19 dan menciptakan
empathy building dan
social bonding. Saat ini sebanyak 285 Kampung Siaga Covid-19 yang tersebar di 35 daerah di Jateng sudah terbentuk.
Tak hanya di level Polda, deretan kampung cegah Covid-19 juga dibentuk jajaran Polres. Salah satunya Kampung Kubang Gajah di Payakumbuh, Sumatera Barat.
Kampung ini menjadi percontohan kampung tangguh oleh Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Sumbar. Warga kampung ini dinilai mandiri dan tertib dalam hal penerapan protokol kesehatan dalam rangka mencegah penularan virus corona baru (Covid-19).
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.