Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Perkembangan Tembok Perbatasan Amerika Serikat-Meksiko Di Era Donald Trump

Rabu, 17 Juni 2020, 11:59 WIB
Perkembangan Tembok Perbatasan Amerika Serikat-Meksiko Di Era Donald Trump
Perbedaan dua wilayah yang dibatasi tembok pembatas/nET
PEMBANGUNAN tembok perbatasan Meksiko dan Amerika Serikat (AS) sudah sejak awal direncanakan oleh AS. Tembok perbatasan ini ingin dibangun dari San Diego di ujung barat sampai Brownsville di ujung timur. Namun pembangunan tembok masih memunculkan pro dan kontra, sehingga mengalami banyak permasalahan.

Pembangunan tembok perbatasan antar Amerika Serikat dan Meksiko sebenarnya sudah mengalami perjalanan yang cukup panjang. Permasalahan  perbatasan, hubungan yang kurang baik antar AS dan Meksiko, Perang Dunia I, imigran illegal, maraknya kasus narkotika, hingga permasalahan lingkungan adalah beberapa faktor mengapa AS ingin membangun sebuah tembok raksasa yang memisahkan AS dengan Meksiko.

Sebelum Trump menjabat sebagai Presiden Amerika Serikat, pembangunan tembok perbatasan ini sudah pernah dilakukan oleh Presiden Amerika Serikat sebelumnya, seperti pada masa George H. W. Bush dan Bill Clinton.

Pada masa kepemimpinannya, Bush telah membangun tembok hingga 66 mil terhitung dari perbatasan ujung barat di Samudera Pasifik hingga ke daratan. Pada masa kepemimpinan Bill Clinton, pembangunan tembok kembali dilanjutkan dengan menambah sepanjang 14 mil yang juga dilihat sebagai bentuk dari reformasi imigrasi pada masanya.

Dari tahun 2006 hingga tahun 2009 pada masa kepemimpinan George W. Bush telah tercatat bahwa pemerintah Amerika Serikat telah membangun 450 mil pagar di perbatasan Amerika Serikat Meksiko (Waruwu, 2019).

Setelah Trump terpilih menjadi Presiden AS ke-45 pada 20 Januari 2017, permasalahan pembangunan tembok AS-Meksiko kembali muncul ke permukaan. Dalam kampanyenya Trump juga berjanji untuk meneruskan pembangunan tembok perbatasan ini dalam upaya menjaga keamanan negara Amerika Serikat. Pada awal tahun 2019, di Gedung Putih, Trump kembali menekankan permasalahan pembangunan tembok perbatasan ini.

Pada artikel ini, penulis menggunakan konsep kepentingan nasional dan teori realisme sebagai pisau analisis dalam melihat kebijakan yang diambil Donald Trump. Menurut H.J.Morgenthau kepentingan nasional sama dengan usaha negara untuk mengejar power, dimana power adalah segala sesuatu yang bisa mengembangkan dan memelihara kontrol suatu negara terhadap negara lain.

Selain kepentingan nasional, teori realisme juga menjadi pisau analisis yang tepat dalam melihat rumusan masalah pada artikel ini. Realisme adalah sebuah teori yang sering dicirikan dengan sikap yang pesimistik dan selalu curiga dan waspada akan suatu hal (Rizky et al., 2005).

Dalam bukunya, Jackson & Sorensen mengatakan bahwa terdapat empat asumsi dasar yang dibawa oleh realisme, yaitu pandangan pesimis akan sifat manusia, percaya bahwa hubungan internasional bersifat konfliktual, mengutamakan keselamatan negara di atas segalanya, dan skeptisisme dasar bahwa kemajuan politik dalam negeri sebanding dengan kemajuan politik internasional (Jackson&Sorensen, 1999).

Realisme bersifat sangat rasional dan melihat peristiwa selalu berdasarkan realita yang ada. Realisme juga menganggap negara adalah aktor dominan yang sangat penting dalam memberikan kesejahteraan, keamanan dan perlindungan bagi manusia yang ada didalamnya (Kuhn & Internasional, n.d.).

Pembangunan tembok perbatasan Meksiko-AS kembali menjadi pembahasan, Trump dalam pidatonya menyebutkan bahwa krisis kemanusiaan dan keamanan terus meningkat di perbatasan Meksiko, Trump menyinggung bahwa jumlah imigran illegal yang masuk ke AS menunjukkan angka kenaikan yang signifikan.

Trump juga membahas perbatasan selatan disebut-sebut sebagai pintu masuk penyebaran narkotika jenis meth, heroin, kokain dan fenantyl secara illegal dengan jumlah yang tidak sedikit, belum lagi tercatat pula bahwa dalam dua tahun terakhir pendatang illegal dari perbatasan selatan banyak yang telah memiliki catatan kriminal sebelumnya (VOA Indonesia, 2019).

Pembangunan tembok perbatasan Meksiko-AS selalu saja diwarnai dengan pro dan kontra. Pada masa kepemimpinan Trump, hal ini juga terjadi, masih banyak beberapa pihak yang mempertanyakan keinginan Trump dalam upaya penerusan pembangunan tembok pembatas ini. Faktanya, terhitung setelah Trump menginjakkan kaki ke Gedung Putih tercatat hanya 15 persen tambahan dari yang sebelumnya sudah dibangun oleh Presiden sebelum Trump, sisanya hanya peremajaan bangunan lama (Hasan, 2019).

Perdebatan terkait besarnya biaya real yang harus dikeluarkan untuk membangun tembok ini juga masih menimbulkan pro dan kontra dari berbagai pihak, salah satunya berasal dari Partai Demokrat.

Bukan hanya mengenai biaya, namun bentuk dan keefektivitasan tembok pembatas ini juga dipertanyakan oleh berbagai pihak. Trump yang awalnya menginginkan berbentuk tembok namun sekarang malah mengatakan bahwa bentuk pembatasnya ialah pagar baja yang artistik.

Trump mengatakan bahwa tembok perbatasan ini akan berhasil membendung penyebaran narkoba ke Amerika Serikat dan akan menjadi solusi naiknya jumlah imigran illegal. Namun menurut Badan Penegakan Narkoba (DEA) penyebaran narkoba yang masuk ke AS berasal dari pelabuhan-pelabuhan resmi, bahkan sedikit sekali yang berasal dari perbatasan dimana lokasi tembok pembatas yang disebut-sebut oleh Trump (BBC, 2019).

Trump mengatakan bahwa imigran gelap yang datang ke Amerika Serikat berasal dari perbatasan selatan, tetapi hal ini dibantah oleh Nancy Pelosi. Pelosi menyebutkan bahwa jumlah imigran gelap yang masuk ke Amerika Serikat selama Trump menjabat ialah jumlah yang paling rendah terhitung sejak 1971.

Ditambahkan pula oleh Will Hurd, legislator Kongres AS bahwa pembangunan struktur beton yang membentang dari ujung ke ujung ialah cara yang akan menghabiskan biaya yang sangat besar dan dinilai sangat tidak efektif untuk melakukan keamanan perbatasan (Hasan, 2019).

Klaim Trump yang selalu menyalahkan perbatasan selatan sebagai sumber masalah imigran gelap di AS ditepis dengan fakta bahwa kasus imigran illegal yang ada di AS sebagian besar dikarenakan masalah izin visa dan masa tinggal yang diperpanjang. Masuknya imigran illegal juga disebutkan berasal dari pelabuhan dan bandara, hanya sedikit sekali yang tercatat berasal dari perbatasan selatan. Walaupun fakta yang ada seperti itu, Trump tetap akan membangun tembok perbatasan Meksiko-AS untuk menepati janji kampanyenya di tahun 2016 (CNN Indonesia, 2019).

Trump dan Partai Republik memenangkan voting akan Partai Demokrat atas pengajuan penambahan biaya untuk kepentingan pembangunan tembok perbatasan ini. Trump mengatakan bahwa anggaran untuk mendirikan tembok sepanjang perbatasan sebesar 3,6 miliar dolar AS (Dayana, 2019).

Pembangunan tembok perbatasan Meksiko-AS membutuhkan biaya yang sangat besar dan dianggap kurang efektif oleh berbagai pihak, namun hal ini tidak mempengaruhi Trump untuk menghentikan pembangunan tembok perbatasan AS-Meksiko. Mengingat bahwa pada kampanyenya di tahun 2016, penerusan pembangunan tembok perbatasan adalah salah satu prioritas maka sangat amat wajar apabila Trump mempertahankan keinginannya ini bahkan hingga mengeluarkan hak vetonya untuk memenangi penambahan dana guna pembangunan tembok perbatasan Meksiko-AS.

Trump tetap akan melanjutkan pembangunan tembok ini dikarenakan Trump menganggap bahwa Meksiko adalah ancaman yang paling nyata untuk Amerika Serikat, terlepas dari ancaman penyebaran Narkoba hingga permasalahan imigran illegal. Trump selalu merasa curiga akan ancaman yang berasal dari Meksiko yang ia anggap akan membahayakan negaranya sehingga pembangunan tembok perbatasan dari ujung ke ujung adalah solusi terbaik menurut Trump.

Menurut Trump, tembok perbatasan adalah sebuah power yang dapat melindungi negaranya dari ancaman yang datang dari Meksiko. Persis dengan asumsi dasar yang dibawa oleh realis bahwa realis selalu menaruh kecurigaan dan selalu waspada terhadap pihak lain dan akan selalu mengutamakan keselamatan negara di atas segalanya.

Bukan hanya realisme, teori kepentingan nasional juga sangat tepat menggambarkan kebijakan yang dikeluarkan untuk tetap mempertahankan pembangunan tembok perbatasan Meksiko-AS ini. Kepentingan nasional adalah sebuah tujuan yang ingin dicapai negara dengan berbagai macam upaya. Seperti yang selalu dikatakan Trump pada saat kampanye bahwa Trump membawa misi “Amerika First” yang mana berarti bahwa Trump akan selalu menomorsatukan semua kepentingan yang menguntungkan untuk Amerika Serikat.

Pembangunan tembok perbatasan Amerika Serikat-Meksiko banyak dipandang sebagai bentuk kekejaman Amerika Serikat terhadap kemanusiaan karna membatasi imigran yang ingin mencari bantuan ke Amerika Serikat.

Namun Trump menolak semua pendapat itu dan mengatakan bahwa pembangunan tembok ini bukanlah bentuk kebijakan yang tidak bermoral dan bukan aksi dari bentuk kebencian terhadap orang-orang di luar Amerika Serikat tetapi pembangunan tembok ini adalah bentuk kecintaan terhadap orang-orang yang berada di dalam Amerika Serikat (VOA Indonesia, 2019).

Melalui pidatonya tersebut terlihat bahwa pembangunan tembok perbatasan Meksiko-AS adalah sebuah bentuk aksi nyata dari Trump dalam upaya mempertahankan kepentingan Amerika Serikat diatas segalanya, hal tersebut juga dapat kita lihat sebagai upaya Trump untuk tetap mempertahankan keamanan dan kesejahteraan warga negaranya. Untuk mewujudkan hal tersebut Trump tentu menghadapi pro dan kontra tetapi yang paling penting adalah bagaimana Trump terus mempertahankan pendiriannya demi menjaga keamanan negara.

Pembangunan tembok perbatasan Meksiko-AS memang selalu menghandirkan pro dan kontra dari masa ke masa bahkan dari kepemimpinan George H. W. Bush hingga pada masa kepemimpinan Donald Trump sekarang ini. pembangunan tembok perbatasan ini bertujuan untuk membendung masuknya imigran gelap dari perbatasan selatan, selain itu juga guna menahan laju penyebaran narkoba secara illegal yang masuk ke Amerika Serikat.

Perbatasan selatan dianggap sebagai perbatasan paling berbahaya yang mengancam keamanan Amerika Serikat sehingga dipikir perlu untuk membangun sebuah tembok perbatasan disana. Trump berhasil memenangkan voting dalam upaya mendapatkan dana tambahan untuk melanjutkan pembangunan tembok perbatasan Meksiko-AS.

Selain untuk memenuhi janji kampanyenya, Trump tetap mempertahankan dan memperjuangkan pembangunan tembok perbatasan Meksiko-AS walaupun harus mengeluarkan biaya yang tidak sedikit, dinilai sebagai bentuk antisipasinya dalam melindungi warga negaranya dari ancaman yang berasal dari perbatasan selatan. Keamanan nasional dan kesejahteraan warga negara asli Amerika Serikat adalah prioritas utama Trump selama masa kampanye dan menjabat sebagai Presiden ke-45 Amerika Serikat. rmol news logo article

Utari Diyarza Utami

Mahasiswi Hubungan Internasional UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA