Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Assessment Calon Guru Ummusshabri Kendari, Kunci Cegah Masuknya Radikalisme

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/idham-anhari-1'>IDHAM ANHARI</a>
LAPORAN: IDHAM ANHARI
  • Jumat, 06 Desember 2019, 10:00 WIB
<i>Assessment</i> Calon Guru Ummusshabri Kendari, Kunci Cegah Masuknya Radikalisme
Pondok pesantren bersama Polri saling mendukung untuk mencegah masuknya radikalisme/RMOL
rmol news logo Radikalisme menjadi ancaman nyata bagi Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Apalagi radikalisme saat ini diduga sudah menyasar hingga ke kalangan anak-anak dan remaja yang masih duduk di bangku sekolah umum maupun Pondok Pesantren.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Tak mau kecolongan, Pondok Pesantren Ummusshabri Kendari mulai melakukan upaya penangkalan masuknya paham radikal. Terutama yang menyasar anak didik dan tenaga pengajar.

Upaya pertama pihak Ummushabri Kendari adalah dengan memberikan pemahaman kepada anak didiknya tentang bahaya radikalisme untuk keberagaman di Indonesia.

"Paham radikal itu bisa menyasar semua segmen usia, termasuk anak anak di lingkungan pendidikan kita. Oleh karena itu, untuk membentengi anak didik kita dari paham radikal, harus dimulai dari pemberian pemahaman kepada anak-anak tentang radikalisme," jelas Kepala Madrasah Tsanawiyah Pesantren Ummusabri Kendari, Imanul Muttaqin, kepada Kantor Berita Politik RMOL, Jumat (6/12).

Kedua, lanjut Immanul Muttaqin, mencegah paham radikal di Ummusshabri juga dimulai dari penerapan kurikulum pendidikannya.

"Kita mulai dari pendidikan di lembaga pendidikan itu sendiri. Ummusshabri menjadi pesantren tertua di Sultra yang sangat mendukung keberagaman dalam hal keagamaan. Dari segi desain kurikulum, kita sudah menyiapkan materi-materi pembekalan untuk anak didik kami agar bisa membentengi diri terhadap pemahaman tentang keberagaman aliran agama, dan cara menangkal paham radikal," ujarnya.

Selain itu, Ummusshabri Kendari juga membekali anak didiknya dengan pemahaman sejarah dari berbagai aliran dalam agama Islam. Seperti aliran Khawarij dan aliran-aliran lainnya.

"Kami memahami bahwa paham radikal itu tidak muncul pada zaman modern ini. Pembahasan ini sebenarnya sudah dari berabad-abad yang lalu. Oleh karena itu, di Madrasah harus dibekali pemahaman awal mula dari munculnya paham radikal," tambahnya.

Langkah lain Ummusshabri Kendari untuk mengadang radikalisme adalah ketat dalam seleksi tenaga pengajarnya. Imanul Muttaqin menjelaskan, sebelum menjadi tenaga pengajar di Ummusshabri, para guru akan melewati serangkaian assessment.

"Artinya guru-guru itu diseleksi ketika masuk di sini. Mulai dari pemahaman keagamaan secara umum, maupun kompetensi dalam hal membaca konstalasi keagamaan yang  ada," ujarnya.

Imanul bilang, proses assessment bagi para tenaga pengajar di Ummushabri dilakukan agar para guru betul-betul memaparkan ilmunya dengan baik dan benar. Sesuai dengan ajaran Islam maupun tentang keberagaman di Indonesia.

Selain Pesantren Ummushabri Kendari yang terus berupaya mencegah paham radikal, Kepolisian Daerah Sulawesi Tenggara juga melakukan hal yang sama. Caranya, dengan melakukan sosialisasi secara rutin tentang bahaya radikalisme.

"Sosialisasi terkait paham radikal di pesantren rutin kami dilakukan. Kami dari Subdit 4 Ditintelkam Polda Sultra ditugaskan untuk mendata pondok-pondok pesantren yang diduga terpapar radikalisme," jelas Kanit III, Subdit 4, Ditintelkam Polda Sultra. Kompol Jumsah. rmol news logo article 

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA