Hal itu disampaikan oleh Wakil Ketua MPR RI dari Partai Demokrat Edhie Baskoro Yudhoyono (Ibas) dalam acara Sosialisai 4 Pilar Kebangsaan MPR RI dengan tajuk “Berbeda Tetap Satu: Perkuat Sosial, Lawan Radikalisme" pada Kamis, 12 Desember 2024.
“Kepedulian kita dan semangat kita untuk bersama-sama memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa,” kata Ibas dalam keterangan resmi yang diterima Jumat, 13 Desember 2024.
Ibas menjelaskan bahwa memahami nilai-nilai kebangsaan adalah langkah awal untuk melawan radikalisme dan memperkuat persatuan.
Apalagi, Pancasila menjadi fondasi utama yang menanamkan nilai keadilan, persatuan, dan kebersamaan dalam kehidupan bermasyarakat. Undang-Undang Dasar 1945 menegaskan prinsip demokrasi dan keadilan sosial yang menjadi pedoman sistem pemerintahan.
Selain itu, menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) adalah kewajiban bersama untuk melindungi wilayah dan kedaulatan bangsa dari segala ancaman perpecahan.
Radikalisme, menurut Ibas, dapat merusak persatuan bangsa dan harus dilawan dengan strategi yang tepat.
“Menjaga sikap toleransi tidak hanya beragama, berbudaya, tetapi juga berkehidupan. Kita mamstikan pembangunan dan peningkatan kesejahteraan itu merata. Kita juga ingin mendorong agar masyarakat dapat menghargai lebih terhadap perbedaan agama, budaya, etnis sebagai bagian dari keragaman nasional kita,” ujar Ibas.
Di sisi lain, Ibas juga mengingatkan bahwa deradikalisasi bukan hanya tanggung jawab pemerintah, tetapi juga masyarakat.
Salah satu pendekatan yang penting adalah edukasi nilai-nilai kebangsaan sejak dini, terutama melalui keluarga.
“Kita juga perlu mendorong agar tidak hanya individunya, tetapi peran keterlibatan keluarga, lingkungan, masyarakat, juga harus tahu bagaimana kita bisa menjaga lingkungan yang sehat, lingkungan yang jauh dari faham-faham radikal dan ekstrim, lingkungan yang lebih toleran,” tambah Ibas.
Acara ini juga dihadiri oleh ratusan mahasiswa dari berbagai universitas di Indonesia serta Ketua Program Studi Kajian Terorisme, Sekolah Kajian Stratejik dan Global Universitas Indonesia, M. Syauqillah.
BERITA TERKAIT: