Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Etika Politik Dalam Al-Qur'an (59)

Pelajaran Diplomasi Publik (25)

Akhlak Bermusyawarah (2)

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/nasaruddin-umar-5'>NASARUDDIN UMAR</a>
OLEH: NASARUDDIN UMAR
  • Senin, 01 April 2019, 09:04 WIB
Pelajaran Diplomasi Publik (25)
Nasaruddin Umar/Net
8. Menjauhi buruk sangka dan negative thingking.

Hai orang-orang yang ber­iman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguh­nya sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kamu mencari-cari kesala­han orang lain dan jangan­lah sebahagian kamu menggunjing sebahagian yang lain. Sukakah salah seorang di antara kamu memakan daging saudaranya yang su­dah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik ke­padanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Se­sungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (Q.S. al-Hujurat/49:12).

9. Menonjolkan titik temu dan menghindari ti­tik perbedaan.

(Hai manusia, sesungguhnya Kami mencip­takan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (Q.S. al-Hujurat/49:13).

10. Konsisten dan berjuang untuk mencapai tujuan yang sama.

(Sesungguhnya orang-orang yang beri­man hanyalah orang-orang yang beriman ke­pada Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah, mer­eka itulah orang-orang yang benar). (Q.S. al- Hujurat/49:15).

11. Penuh kejujuran dan meyakini Tuhan Maha Menyaksikan seluruh rahasia hamba- Nya.

(Sesungguhnya Allah mengetahui apa yang ghaib di langit dan di bumi. Dan Allah Maha Melihat apa yang kamu kerjakan). (Q.S. al- Hujurat/49:18).

Kalau 10 prinsip berdemokrasi ini diindahkan maka akan tercipta kesalehan sosial, keadaban publik, dan kesantunan politik di dalam kehidu­pan bermasyarakat. Jika hal ini betul-betul bisa diwujudkan di dalam negeri kita, maka insya Al­lah janji Tuhan akan terwujud: Jikalau sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mer­eka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya. (Q.S. al-A'raf/7:96).

Masyarakat demokratis, sebagaima­na pernah terwujud di dalam masyarakat Saba', yang pemimpinya sangat demokra­tis dan masyarakatnya sangat santun, pada akhirnya mendapatkan keutamaan dari Al­lah Swt sebagai: Baldatun thayyibah wa Rabbun gafur atau negoro kang lohjinawi, toto tentrem kerto raharjo.

Menjelang pemilihan Presiden yang akan datang, sungguh terbuka kesempatan bangsa ini untuk mendapatkan prestasi itu. Bangsa kita dihuni oleh umat Islam terbesar di dunia, kandidat Presiden dan Wakil Presiden kita se­muanya juga warga muslim taat, insya Allah. Keteladanan dan kesantunan politik orang-orang terbaik bangsa kita ini betul-betul di­tunggu masyarakat kita untuk menorehkan sejarah demokrasi yang berakhlaqul kari­mah di negeri ini. Kalau ini bisa diwujudkan, maka Indonesia menjadi negara muslim per­tama yang mampu menyandingkan prinsip demokrasi dan prinsip Islam. Pengalaman ini juga akan merombak mitos yang mengatakan Islam dan demokrasi tidak mungkin bisa hidup satu atap. Mari kita buktikan bahwa kita bisa mewujudkannya, dan insya Allah kita bisa. rmol news logo article

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA