Namun, pemandangan sepi, tak terlihat di Bandara Halim Perdanakusuma. Bandara yang berada di Kompleks TNI AU, Jakarta Timur itu, ramai. Penumpang, calon penumpang, pengantar, maupun penjemput, berbaur jadi satu. Baik di terminal keberangkatan, maupun kedatangan. Mirip di terminal bus.
Keramaian mulai tampak dari sebelum masuk area bandara. Sejumlah mobil antre, mengamÂbil tiket parkir. Ada lebih dari tiga gardu tiket yang dibuka. Panjang antrean di masing-masing gardu, lebih dari tiga mobil.
Masuk ke bagian dalam, suaÂsana ramai jelas terlihat. Di area keberangkatan, ratusan orang berkumpul. Ada yang ingin masuk ke ruang tunggu. Ada pula yang sekadar mengantar hingga ke depan pintu pemerikÂsaan barang bawaan.
Di area ini, terdaapat tujuh mesin pelaporan mandiri (
self check in). Hari itu, mesin
self check in ramai didatangi calon penumpang. Hanya ada jeda beberapa saat, mesin itu segera dipakai calon penumpang berikutnya.
Melangkah lebih jauh, ke terminal kedatangan, pemandanÂgan serupa terlihat. Kursi-kursi berbahan besi, yang disediakan di bagian itu, terlihat penuh. Sementara pengunjung yang lain, terpaksa berdiri. Ada juga yang berdiri persis di pintu keluar penumpang yang tiba di terminal kedatangan.
Hari itu, Ilham jadi salah satu yang turut meramaikan Bandara Halim Perdanakusuma. Berseragam merah marun, diÂpadukan rompi berkelir hijau stabilo, Ilham bertugas pada bagian troli bandara. Siang itu, Ilham tampak sibuk melayani penumpang. Di terminal kedaÂtangan.
Beberapa penumpang, yang keluar dari pintu kedatangan, menghampirinya. Apalagi, para penumpang membawa banyak barang bawaan. Barang-barang yang dibawa, kemudian diÂangkat ke troli. Lalu, dibawa hingga ke kendaraan penjemput penumpang tersebut.
Sebagai petugas bagian troli, Ilham merasakan langsung, saat bandara sedang ramai, maupun sepi. Hari itu, dia bilang, bandara sedang ramai. Soalnya, sedang akhir pekan. Banyak yang kemÂbali dari perjalanan beberapa hari sebelumnya. Berbeda denÂgan saat hari kerja. "Kalau hari Minggu gini, lebih ramai di keÂdatangan," ujar Ilham, saat ngoÂbrol di terminal kedatangan.
Dia mengakui, belakangan ini, penumpang memang sepi. Namun, menurutnya, itu bukan karena harga tiket yang mahal. Melainkan, memang sedang musimnya. Biasanya, dua buÂlan usai Natal dan Tahun baru, penumpang memang lebih sepi. "Setelah itu ramai lagi, seperti biasa," bebernya.
Tak hanya usai Natal dan Tahun Baru, suasana sepi juga terjadi usia Lebaran. Satu hingga dua bulan usai Lebaran, kata dia, bandara lebih sepi dari biasanya. Namun, setelah itu, penumpang akan lebih ramai. Terutama jelang Idul Adha. "Ya, biasanya begitu terus trennya," ucapnya.
Di sisi lain, kondisi sepi, berimÂbas pada pendapatan sopir taksi di bandara itu. Pendapatan merosot. "Biasanya, sehari bisa dapat emÂpat rit, sekarang dapat satu rit saja sudah syukur," ucap Mulyono, sopir taksi di bandara itu
Berbeda dengan Ilham, dia menduga, harga tiket turut berÂpengaruh. Ditambah, ada renÂcana kebijakan bagasi berbayar. Penumpangnya pun sering menÂgeluhkan kebijakan itu. "Kalau bisa dibilang, dari awal 2019, pendapatan turun 50 persen," ungkapnya
Bahkan, libur Imlek lalu, tak juga meningkatkan penghasilannya. Pendapatannya sama saja. Dia hanya mendapat satu rit. "Padahal biasanya ramai," beÂbernya.
Dia berharap, pemerintah segera mengambil tindakan. Agar, harga tiket kembali normal. Supaya penumpang di Bandara Halim Perdanakusuma, bisa ramai setiap hari. Pasalnya, Mulyono hanya menggantungÂkan hidup dari penghasilannya menjadi sopir taksi. "Biar kami sopir taksi juga kebagian banyak penumpang," ujarnya.
Bandara Sepi, Penumpang Bus Dan Kereta Api Melonjak Masih tingginya harga tiket pesawat, dan rencana kebijakan bagasi berbayar, memberikan dampak pada moda transportasi lain. Terutama transportasi darat. Pengguna jasa bus dan kereta api, mengalami peningkatan.
Dari pengamatan Sabtu (9/2) di Terminal Terpadu Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur, keramaÂian calon penumpang, jelas terlihat. Lobi keberangkatan, dipenuhi penumpang yang seÂdang menunggu jam keberangÂkatan bus.
Kursi-kursi di setiap sudut terlihat diduduki oleh mereka. Antrean bus di parkiran, diisi bus-bus yang menanti penumpÂang. Hilir mudik bus yang datang dan pergi juga terlihat ramai.
Kepala Seksi Operasional Terminal Terpadu Pulogebang Noviesa Pinem, mengakui terÂjadi kenaikan jumlah penumpÂang setelah libur Tahun Baru 2019 usai. Lonjakan jumlah penumpang, terjadi sejak tiket pesawat menuju Sumatera naik. "Terutama di jalur keberangkaÂtan," kata Pinem.
Meski begitu, Pinem tak mengetahui jumlah kenaikan seÂcara pasti. Dia mengatakan, data jumlah kenaikan menuju daerÂah-daerah di Pulau Sumatera, dikantungi masing-masing peÂrusahaan otobus. "Kami hanya mencatat jumlah kedatangan dan keberangkatan saja," katanya.
Berdasarkan data, tercatat jumlah penumpang pada periode Januari 2019 tercatat sebanyak 131.327 orang. Jumlah penumpÂang yang berangkat ada sebanÂyak 84.681 orang. "Sedangkan jumlah penumpang yang tiba 46.646 orang," tuturnya.
Lonjakan yang sama juga terjadi di moda kereta api. Khususnya, di Daerah Operasi (Daop) 1 Jakarta. Senior Manager Humas PT KAI Daop 1 Jakarta, Edy Kuswoyo mengaÂtakan, khusus di Daop 1 Jakarta terjadi kenaikan yang terlihat dari tren penumpang secara harian. Baik keberangkatan dari stasiun Gambir maupun Pasar Senen.
Pada periode 1-15 Januari 2019, total terdapat 250.328 penÂumpang, untuk keberangkatan dari stasiun Gambir. "Sebanyak 348.820 penumpang dari stasiun Pasar Senen," papar Edy.
Lalu, pada periode 16-31 Januari 2019 dari stasiun Gambir sebanyak 257.090. Sedangkan 304.188 keberangkatan dari Stasiun Pasar Senen. "Volume penumpang mengalami penÂingkatan saat akhir pekan," ungkapnya
Dia menjelaskan, pada dasarnya rata-rata volume penumpang per hari tidak mengalami kenaiÂkan yang signifikan. Namun, jika melihat volume penumpang paÂda periode 16-31 Januari 2019, khususnya dari keberangkatan stasiun Gambir, terdapat peningÂkatan sekitar 7.000 penumpang. "Tidak hanya itu, saat weekend, volume penumpang juga mengaÂlami lonjakan," ucap Edy.
Saat ini, harga tiket kereta api normal. Selain itu, lanjut Edy, beberapa lokasi tujuan mengalaÂmi peningkatan jumlah penumpÂang. "Di antaranya, yang ingin menuju Jawa Tengah, Kutoarjo, Yogyakarta, dan Solo," tandasÂnya. ***