Semua ikut terharu dan sebagian di antara para pengunjung tidak tahan menahan air mata haru. Meskipun para penari sufi sudah masuk ke dalam biliknya tetapi para pengunjung seakan masih terÂpaku di tempat duduk mereka, terkesima dengan penampilan lagu dan tari sufi Jalaluddin Rumi yang di Konya dikenal dengan Sema.
Penulis sempat berbincang dengan salahseÂorang di antara para anggota tim penari Sema. Pengalaman pertama menjadi penari sufi dilatih dengan kedisiplinan dan sejenis pemberkahan dari Syekh dengan sejumlah pantangan. Menjelang melakukan tarian ia terlebih dahulu harus memberÂsihkan diri dari kotoran fisik dan psikis, diawali denÂgan shalat-shalat sunnat kemudian bertafakkur.
Dengan prosessing awal itu maka seorang peÂnari seolah mempunyai energi batin untuk sanggup berputar seperti gasing berjam-jam tanpa gangÂguan fisik, seperti muntah atau pusing. Sebaliknya, menurut pengakuannya, ia bahkan lebih sehat dan tenang seusai melakukan tarian itu. Jika ada di antara penari sufi yang jatuh atau muntah maka oleh Syekh diminta untuk memotong hewan untuk diqurbankan kepada fakir miskin, namun amat jarang yang terjatuh sepanjang para penari melakukan perosessing awal dengan baik.
Sebelum acara di mulai, diawali oleh pembacaan riwayat hidup Jalaluddin Rumi sekaligus mengingatÂkan secara batin kedikjayaan sufi besar itu kepada tim pemusik dan tim penari serta para penonton. Ribuan penonton yang menduduki gedung yang mirip bangunan stadion mini terdiam bisu. Para penonton diminta untuk mematikan HP dan tidak diperkenankan membawa makan dan minuman. Ketika tarian dimulai, tidak sedikit di antara para pengunjung histeris dan bahkan tidak sadarkan diri. Antisipasi panitia yang cukup berpengalaman maka sesegera mungkin orang itu didekati dan didiamkan supaya kekhusyukan terpelihara.
Di luar gedung utama terdapat juga beberapa gedung lain yang berisi museum, perpustakaan, dan semacam diorama. Di kota Konya sendiri terÂdapat berbagai bangunan bersejarah peninggalan kerajaan Salyuk di abad ke-11, seperti beberapa mesjid dan istana yang dirawat dengan baik. Tidak heran kalau kota Konya menjadi sasaran turis kedua setelah kota Istanbul. Di sekitar kota Konya juga ada sejumlah kota penting lain seperti Kaisary, perjalanan 4 jam dengan naik mobil yang juga menyimpan peninggalan sejarah, seperti Rumah Sakit pertama di dunia yang dibangun di abad ke-12. Di dekat kota ini juga terdapat bangkai perahu Nabi Nuh.
Turki memang layak untuk dikunjungi oleh wisatawan muslim. Di Istanbul, selain menyuguhkan pemandangan indah yang terkenal dengan selat Bosporusnya, dengan jembatan yang menghubungkan Asia dan Eropa, juga kota ini menyimpan sejumlah peninggalan berharga. Di antaranya rambut, jenggot, dan peralatan perang Nabi, seperti pedang, salahsatu mushaf Qur'an yang diyakini mushaf Utsmani, masih tersimpan rapi di museum Istanbul.
Ruang khusus ini dibacakan Al-Qur'an non-stop secara bergiliran oleh para Qari. Museum ini sendiri semula sebagai istana kerajaan Turki Utsmani yang letaknya sangat indah, menghadap ke Bosporus. Di kota ini juga terdapat 8 maqam sahabat Nabi, di antaranya Muhammad Al-Anshari yang rumahnya dijadikan rumah pertama yang disinggahi unta Nabi ketika Nabi hijrah ke Madina. Setelah Rasulullah wafat, Al-Anshari melakukan misi da'wah ke Istanbul dan syahid di kota ini.