Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Mahyudin: Pancasila Jalan Tengah Dan Ideologi Yang Tidak Bisa Ditawar

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ruslan-tambak-1'>RUSLAN TAMBAK</a>
LAPORAN: RUSLAN TAMBAK
  • Kamis, 11 Oktober 2018, 13:43 WIB
Mahyudin: Pancasila Jalan Tengah Dan Ideologi Yang Tidak Bisa Ditawar
Mahyudin/Humas MPR
rmol news logo . Wakil Ketua MPR RI, Mahyudin tegas mengatakan bahwa Pancasila adalah jalan tengah untuk mempersatukan bangsa Indonesia.
Selamat Menunaikan Ibadah Puasa

Dan Pancasila adalah satu-satunya solusi yang terbaik dan diterima seluruh rakyat Indonesia yang berbeda-beda, untuk bersama menjalani kehidupan berbangsa dan bernegara serta mencapai satu cita-cita bersama kemajuan dan kesejahteraan.

Demikian disampaikan Mahyudin di hadapan 300 peserta Sosialisasi Empat Pilar MPR pimpinan dan anggota Gerakan Pemuda Asli Kalimantan (GePaK) serta masyarakat sekitar, di Aula Kecamatan Balikpapan Selatan, Kalimantan Timur, Kamis (11/10).

"Pemahaman tersebut tidak main-main. Bayangkan 200 juta lebih rakyat Indonesia yang berbeda agama, ras, suku dan budaya pastilah banyak sekali perbedaan pendapat dan prinsip serta keinginan tapi menyatu selama Pancasila hadir dan menjadi ideologi bangsa," katanya.

Indonesia, lanjut Mahyudin, adalah negara kepulauan sekitar 17 ribu pulau dihuni 200 juta lebih masyarakat yang berbeda suku, agama, ras, bahasa, budaya. Tentu, masing-masing personal memiliki ego dan keinginan masing-masing.

Jika tidak ada Pancasila yang menjadi jalan tengah, bisa dibayangkan masing-masing daerah akan saling ngotot bahkan konflik agar ideologi bangsa sesuai dengan agama, suku dan ras masing-masing. Sebab, masing-masing pasti berpegang teguh bahwa agamanya, kepercayaannya, sukunyalah yang paling benar dan baik.

"Pancasila kemudian muncul dan diterima dengan baik oleh seluruh rakyat Indonesia sebagai ideologi bangsa dan tetap mampu bertahan menjaga keutuhan bangsa selama 73 tahun dan akan terus bertahan jika kita anak bangsa konsisten menjaga dan merawatnya," ujarnya.

Diungkapkan Mahyudin, begitu mudahnya rakyat Indonesia menerima Pancasila sebagai ideologi sangat bisa dimaklumi sebab Pancasila bukanlah doktrin dan bukanlah ciptaan manusia. Nilai-nilai Pancasila digali oleh Bung Karno dari jiwa rakyat Indonesia sendiri. Jadi, nilai yang terkandung Pancasila sudah menjadi karakter rakyat Indonesia sejak dulu.

"Jika saat ini muncul kembali ego pribadi yang memaksakan keyakinannya, sukunya yang paling benar dan paling baik apalagi sampai ingin mengganti Pancasila dengan ideologi yang diyakini sendiri, sama artinya kita mundur jauh ke belakang yang semestinya sudah selesai 73 tahun yang lalu. Jika dipaksakan, yang terjadi adalah konflik berkepanjangan karena satu sama lain merasa paling benar dan Indonesia bisa bubar," tandasnya. [rus]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA