Perempuan Hebat di Dalam Al-Qur'an (43)

Determinisme Biologis

Selasa, 09 Oktober 2018, 08:34 WIB
Determinisme Biologis
Nasaruddin Umar/Net
DETERMINISME biologis di dalam menafsirkan ayat-ayat jender sudah saatnya ditin­jau ulang. Kita semua san­gat yakin bahwa Allah Swt Maha Adil, tidak membeda­kan jenis kelamin laki-laki dan perempuan. Keduanya sama-sama sebagai khalifah dan hamba ('abid). Pema­haman ayat-ayat jender dalam kitab-kitab tafsir terlalu mengacu kepada determinisme fisik-bi­ologis dan terkesan mengenyampingkan peran budaya (gender role) yang berkembang di dalam masyarakat. Padahal, Islam sudah jauh menem­bus batas-batas geografis dan lapisan-lapisan-lapisan kultural yang sangat berbeda dengan kondisi objektif masyarakat Timur Tengah.

Tulisan ini sama sekali tidak bermaksud mereduksi atau mengecilkan peran ayat-ayat Al-Qur'an dan hadis Nabi, tetapi demi untuk menampilkan Islam sebagai Kitab Suci Ke­manusiaan yang paralel dengan realitas so­sial sejarah yang dilintasinya. Terlebih tulisan ini tidak bermaksud untuk melegalkan sesuatu yang tidak sejalan dengan substansi ajaran Is­lam, semisal melegalkan perkawinan sejenis, seperti lesbi dan homo. Tulisan ini bermaksud mengingatkan kepada kita semua substansi ajaran Islam dan apa yang menjadi tujuan uta­manya (maqashid al-syar'ah).

Kenyataan terhadap adanya perbedaan secara biologis antara laki-laki dan perempuan tidak dapat dibantah. Secara sains dan teknologi juga ditemukan bahwa aksesori organ reproduksi di­tentukan oleh faktor organ penentu jenis kelamin (gonad) seseorang; laki-laki memiliki testis, dan perempuan memiliki ovary. Kedua organ ini me­megang peranan penting dalam pembentukan komposisi kimia dalam tubuh (body chemistry) seseorang. Testis bagi laki-laki berfungsi untuk memproduksi hormon testoterone, suatu hormon pembawa sifat-sifat kejantanan dan sekaligus menentukan struktur organik laki-laki. Hormon ini berfungsi untuk memproduksi sperma, mengatur perkembangan tulang, pergerakan otot, penyim­pangan lemak, prilaku seksual, pola raut muka, pelebaran dada, dan penegakan tulang rawan, dan ketajaman suara. Sedangkan ovary bagi perempuan memproduksi hormon prolactin, ex­trogen, dan progesteron. Dua jenis yang terakhir sangat berpengaruh dalam pembentukan sifat-si­fat dasar perempuan.

Laki-laki dan perempuan mempunyai kro­mosom seksual (sexual chromosome) yang berbeda. Perempuan mempunyai dua kromo­som yang sejenis, yaitu XX, karenanya dise­but homogametic sex, dan laki-laki mempunyai dua kromosom yang berbeda; satu di antaran­ya sama dengan perempuan, X dan lainnya, Y, khusus bagi laki-laki. Laki-laki disebut heterog­ametic sex karena ia mempunyai dua jenis kro­mosom (XY). Secara fisik-biologis laki-laki dan perempuan tidak saja dibedakan oleh identi­tas jenis kelamin, bentuk dan anatomi biologis lainnya, melainkan juga komposisi kimia dalam tubuh. Perbedaan yang terakhir ini menimbul­kan akibat-akibat fisik-biologis, seperti laki-laki mempunyai suara yang lebih besar, berkumis, berjenggot, pinggul lebih ramping, dada yang datar. Sedangkan perempuan mempunyai su­ara lebih bening, buah dada menonjol, ping­gul umumnya lebih lebar, dan organ reproduksi yang amat berbeda dengan laki-laki. Lebih dari ini diperdebatkan oleh beberapa ahli, khusus­nya dari kalangan feminis.

Sebenarnya para ahli genetik pun mengakui bahwa manusia adalah makhluk biologis yang mempunyai karakteristik tersendiri. Perkem­bangan kesadaran dan kecerdasan manusia tidak semata-mata ditentukan oleh faktor gene­tik tetapi juga faktor lingkungan (environment). Lindsey menyebut diskursus ini sebagai "teka teki hormonal" (the hormone puzzle) yang amat sulit dijelaskan. Hingga saat ini para ahli biolo­gi belum bisa memiliki kata sepakat mengenai seberapa besar faktor biologis ini menentukan pengembangan kepribadian umat manusia.

Al-Qur'an sendiri tidak menjelaskan secara rinci mengenai perbedaan biologi dan kimawi antara laki-laki dan perempuan dan seberapa jauh pengaruh perbedaan biologis itu di da­lam menentukan kepribadian dan keunggulan seseorang. Yang pasti secara spiritual, laki-laki dan perempuan posisinya sama di mata Allah Swt. Yang membedakannya ialah ketakwaan sebagaimana ditegaskan dalam ayat: Q.S. al- Hujurat/49:13: Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Al­lah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (Q.S. al-Hujurat/49:13). 

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA