Hal itu menurutnya, karena para relawan Ahok memang sempat tak terima dengan pilihan Joko Widodo yang malah menunjuk Ma'ruf Amin sebagai calon wakil presiden. Sebab, Ma'ruf lah yang dulu pernah mengeluarkan fatwa haram bagi penistaan agama yang dilakukan oleh Ahok.
"Ini perlu kami koordinasikan karena beberapa Ahokers yang tergabung dalam RelaNu. Ketika Pak Ma'ruf ditetapkan jadi cawapres oleh Pak Jokowi, sempat ada yang kaget. Karena bagaimanapun juga dulu Pak Ma'ruf Ketua Umum MUI yang beri fatwa Ahok adalah penista agama, dan kemudian Ahok dipenjara pada waktu itu," katanya di Jalan Situbondo Nomor 12, Menteng, Jakarta Pusat, Senin (24/9).
Diakuinya bahwa para pendukung Ahok saat ini pada dasarnya sudah mengerti akan posisi Ma'ruf Amin ketika mengeluarkan fatwa haram tersebut. Mereka pun sudah memberikan dukungan terhadap pasangan Jokowi-Ma'ruf.
"Alhamdulillah teman-teman RelaNu menerima dan mau melakukan dukungan. Minimal tidak golput lagi lah," kata mantan Ketua Umum Gerakan Pemuda (GP) Ansor ini.
Lebih lanjut Nusron juga berencana untuk merangkul para pendukung Ahok dari organisasi relawan lainnya.
"Kan teman Ahok banyak. Kapan waktunya tunggu lah nanti kita kordinasikan waktunya," tukasnya.
[fiq]
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.
Inisiator Pendukung Basuki T Purnama (Ahok) pada Pilkada DKI Jakarta 2017 lalu yang tergabung dalam Relawan Nusantara (RelaNu), Nusron Wahid berencana melakukan konsolidasi demi memenangkan pasangan Joko Widodo-Ma'ruf Amin di Pilpres 2019. 
