Semua kejahatan manusia pernah dilakuÂkannya. Atas instruksinya pasukan algojonya pernah menghabisi semua perempuan hamil, untuk membunuh janin yang akan mengganÂtikannya. Setelah ahli nujumnya menyatakan sosok bakal penggantinya lolos menjadi bayi, maka seluruh bayi dimusnahkannya. KekeÂjaman dan kebiadaban Fir'aun diceritakan panjang lebar dan disebutkan sebanyak 74 kali namanya di beberapa surah dalam Al- Qur'an. Namun dalam Al-Qur'an tidak dijelasÂkan Fir'aun yang mana, karena dalam sejarah Fir'aun bukan hanya satu, tetapi berkelanjutan secara turun temurun dengan menggunakan nama yang sama.
Di balik sosok kekejaman Fir'aun ada soÂsok perempuan shalihah yang dipuji di daÂlam Al-Qur'an sebagai perempuan beriman: "Dan Allah membuat istri Firaun perumpaÂmaan bagi orang-orang yang beriman, ketika ia berkata: "Ya Tuhanku, bangunlah untukku sebuah rumah di sisi-Mu dalam surga dan seÂlamatkanlah aku dari Firaun dan perbuatanÂnya dan selamatkanlah aku dari kaum yang lalim". (Q.S. al-Tahrim/66:11). Keshalehan isÂtri Fir’aun diungkapkan Rasulullah Saw dalam sebuah hadis, sebagaimana diriwayatkan oleh Ibnu Abbas: "Rasulullah Saw membuat garis di tanah sebanyak empat garis lalu berkata: "Apakah kalian mengerti apa ini?" Para sahaÂbat menjawab: "Para sahabat dan Rasulnya lebih mengetahui". Rasulullah Saw menjelasÂkan: "Sebaik-naiknya para penghuni surga ialah Khadijah binti Khuwalid, Fatimah binti Muhammad, Maryam binti 'Imran, dan Asiyah binti Muzahim. (HR. Ahmad). Dalam hadis lain dikatakan: "Laki-laki yang sempurna banyak, tetapi dari perempuan tidak banyak kecuali AiÂsyah istri Fir’an, Maryam binti Imran, Khadijah binti Khuwalid, dan keutamaan Aisyah atas wanita yang lain adalah seperti keutamaan tsarid (sejenis makanan paling lezat di kalanÂgan orang Arab) dibandingkan makanan lain". (HR. Bukhari dan Muslim).
Pujian Tuhan dan Nabi terhadap Siti AsiÂyah memberikan banyak inspirasi kepada kita, antara lain tidak otomatis di samping seorang keji di sekitarnya semuanya orang jahat. SebaÂliknya seorang perempuan saleh atau salehah mesti lahir di samping orang yang baik-baik. Siti Asiyah menjadi saleh di samping kebeÂjatan suaminya, Fir'aun. Qan'an, putra Nabi Nuh yang menjadi bejat di samping ayahnya. Anak paling baik ialah Nabi Ismail, putra Nabi Ibrahim. Ayah paling buruk ialah ayahnya Nabi Ibrahim. Ayah paling baik ialah Nabi Ibrahim. Istri paling jahat istrinya Nabi Luth.
Siti Asiyah tentu tidak gampang mendapÂatkan pujian. Bisa dibayangkan bagaimana menjadi pendamping Fir'aun yang sedemikian kejam. Bagaimana kesabaran dan tekanan Siti Asiyah sepanjang hidupnnya menyaksikan dan merasakan tekanan suaminya. Bahkan dalam beberapa riwayat Siti Asiyah pernah diikat dan dijemur di terik matahari saat ia ketahuan ia beriman kepada Tuhan. Namun dalam riwayat itu juga disebutkan setiapkali ia ditinggalkan penjaga setiap itu pula malaikat menaunginya dari terik matahari. Di dalam penyiksaannya ia selalu berdoa: "Ya Tuhanku, bangunkanlah unÂtukku rumah di sisi-Mu di surga," lalu Allah Swt memperlihatkan bayangan istana itu di surga. Pelajaran lain yang bisa dipetik dari kisah ini ialah di balik tekanan dan penderitaan di situ ada kehormatan dan janji Tuhan. Istri yang mendapatkan tekanan dari suaminya bisa beÂlajar dari Siti Asiyah bahwa di balik kekejaman suami ada surga asal ikhlas menjalani pengÂabdian kepada Tuhan.
Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.