Andaikata Gus Dur Masih Bersama Kita

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/jaya-suprana-5'>JAYA SUPRANA</a>
OLEH: JAYA SUPRANA
  • Sabtu, 15 September 2018, 12:30 WIB
<i>Andaikata Gus Dur Masih Bersama Kita</i>
Gus Dur/Net
BANGSA Indonesia adalah bangsa yang berdaulat. Maka dalam berpolitik, bangsa Indonesia juga berdaulat dengan gaya yang beda dari bangsa lain.

Hanya Di Indonesia

Maka hanya di Indonesia yang menjelang pemilihan presiden 2019 mendadak muncul hashtag #2019GantiPresiden. Dan hanya di Indonesia pula langsung muncul reaksi kontra berupa hashtag #2024GantiPresiden. Pada prinsipnya hanya beda tahun saja namun para pendukung gigih saling membela dukungan masing-masing.

Perseteruan antara kedua kubu bukan terbatas dalam bentuk debat kusir di alam maya namun juga sempat turun ke jalan dalam bentuk saling sengit berunjuk rasa di masa kampanye masih belum dimulai.

Sampai ada tokoh pendukung presiden A dicegat para pendukung capres B sehingga tersandera berjam-jam di bandara sebelum bisa meneruskan perjalanan ke lokasi pertemuan dengan para pendukungnya atau malah terpaksa kembali ke kampung halaman.

Bahkan sempat pendukung capres tertentu memaksa seorang perempuan untuk melepas kaos berlogo pro capres yang kebetulan tidak disukai para pemaksa.

Hanya di Indonesia saja, para warga benar-benar sedemikian berdaulat dalam berpolitik sehingga ngotot memaksakan kehendak politik masing-masing di panggung politik yang seharusnya menganut paham kebebasan berpendapat.

Gus Dur

Sayang setriliun sayang, Gus Dur sudah almarhum. Andaikata Gus Dur masih bersama kita, saya yakin beliau pasti geleng-geleng kepala ketika mendengar berita tentang betapa dahsyat kemelut sepak terjang para pendukung capres A secara jiwa-raga bertempur melawan para pendukung capres B.

Sejauh saya mengenal kearifbijaksanaan Gus Dur, setelah menghela napas panjang, pasti beliau bersabda "Gitu Aja Kok Repot!" lalu mengingatkan kita semua bahwa yang menentukan ganti atau tidak ganti presiden pada pilpres  sebenarnya sama sekali bukan para pencipta hashtag atau parpol atau polisi atau TNI atau KPU atau MK atau siapa pun juga namun jelas sejelas-jelasnya jelas adalah rakyat Indonesia.

Memang pada kenyataan tak terbantahkan yang memberikan suaranya pada pemilihan presiden demi menentukan siapa yang berhak memperoleh mandat rakyat untuk duduk di tahta singgasana presiden Republik Indonesia bukan kau dan aku tetapi adalah rakyat. Merdeka! [***]

Penulis adalah warga Indonesia yang yakin bahwa rakyat Indonesia niscaya memilih tokoh pemimpin terbaik untuk menjadi Presiden RI

< SEBELUMNYA

Hikmah Heboh Fufufafa

BERIKUTNYA >

Dirgahayu Indonesia

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA