Dalam Islam sendiri sesungguhnya sangat dianjurkan untuk menjalin hubungan dengan makhluk spiritual. Bukan rahasia lagi Rasulullah aktif menjalin hubungan silaturrahim dengan makhluk-makhluk spiritual, seperti para malaiÂkat, jin, dan arwah kalangan pendahulunya seÂbagaimana pernah dijelaskan dalam artikel terÂdahulu. Jibril yang dikenal sebagai panglima para malaikat hampir setiap hari menjumpai Nabi. Dihitung saja, berapa kali ayat turun seÂbanyak itu pula minimum malaikat menjumpai Nabi. Malaikat maut yang dikenal juga dengan nama Ijrail, tidak tega mencabut nyawa sahaÂbatnya. Ijrail mengadu, sebagaimana diuraikan panjang lebar di dalam bagian terakhir kitab
Ihya 'Ulumuddin, bolak-balik mengadu ke Jibril. Bagaimana mungkin saya tega mencabut nyaÂwa kekasihku. Jibril memerintahkan Ijrail agar melaksanakan perintah Tuhan. Ijrail kemudian mencabut nyawa Nabi dengan sangat pelan-pelan sebagaimana disebutkan dalam riwayat yang dikutip Al-Gazali dalam kitab
Ihya' 'Ulum al-Din. Dalam banyak riwayat Rasulullah Saw sering berhubungan dengan jin. Bahkan Rasulullah diriwayatkan pernah mempunyai jin piaraan sebagaimana disebutkan di dalam beberapa hadis. Nabi juga disenangi oleh sejumlah jin. Ketika Nabi berpergian, kalangan jin juga ikut menyertainya. Mereka ikut menjadi makmum ketika Nabi memimpin salat. Kalangan jin juga bersedih ketika Nabi wafat. Demikian pula denÂgan para arwah, roh-roh leluhur, Nabi diberi keÂmampuan untuk berkomunikasi dengan mereÂka. Ketika Nabi melakukan Isra'-Mi’raj, sebelum Nabi ke Baitul Maqdis, Nabi terlebih dahulu didaulat untuk memimpin salat yang makmÂumnya para Nabi yang pernah hidup sebelumÂnya. Mereka aktif berkomunikasi dengan arÂwah mereka. Bahkan beberapa arwah di antara mereka memohon untuk dihidupkan kembali menjadi umat Nabi Muhammad Saw. RasuÂlullah Saw juga pernah dibantu beberapa kali oleh makhluk-makhluk spiritual tersebut. KetiÂka Rasulullah hijrah ke Thaif, ia disambut denÂgan lemparan batu sampai tumitnya berdarah. Makhluk spiritual penjaga Gunung Thaif menÂdatangi Rasulullah untuk membalaskan rasa sakitnya, tetapi Rasulullah menolak tawaran itu. Kisah perang badar juga Rasulullah pernah mendapatkan bala bantuan dari "tentara tak terÂlihat". Percaya terhadap makhluk spiritual salah satu dari rukun iman.
Beberapa orang diberi kemampuan untuk berkomunikasi dengan para makhluk spiritual. Bahkan mereka bisa berguru kepada mereka. Dalam kitab
Jami' Karamat al-Auliya' karanÂgan Yusuf Nabhani, disebutkan sejumlah ulaÂma atau auliya bisa berguru kepada makhluk spiritual. Di antara mereka banyak yang diberi kemampuan untuk senantiasa berkomunikasi dengan ruh Nabi Muhammad Saw. Dalam beÂberapa hadis sahih juga pernah diungkapkan bahwa "jika seseorang bermimpi melihat diriku maka akulah sesungguhnya yang dilihat. Satu-satunya makhluk yang tidak bisa ditirukan iblis ialah wajahku." Kitab
Ihya' 'Ulum al-Din karya Imam Al-Gazali juga telah dikonfirmasi mengeÂnai hadis-hadis Ahad yang dikutip di dalamÂnya. Al-Gazali mengatakan, saya tidak pernah mengutip sebuah hadis di dalam kitab itu tanpa saya konfirmasi sebelumnya kepada Nabi. Nabi Wafat sekitar tahun 622M dan Imam Al-Gazali wafat tahun 1111M. Cerita yang sama juga disÂampaikan sejumlah waliyullah.
Allahu a'lam.