Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

WAWANCARA

Abraham Samad: Saya Akan Ke Partai Nasdem Juga, Masih Nunggu Pak Surya Paloh Dari Luar Negeri

Jumat, 25 Mei 2018, 08:59 WIB
Abraham Samad: Saya Akan Ke Partai Nasdem Juga, Masih Nunggu Pak Surya Paloh Dari Luar Negeri
Abraham Samad/Net
rmol news logo Manuver bekas ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Abraham Samad untuk mencari tiket calon presiden kian gigih. Beberapa hari lalu, dia menemui Presiden PKS Sohibul Iman. Berdalih silaturrahim di bulan Ramadan yang penuh berkah, Samad mengaku berdiskusi soal kebangsaan.

Apa saja yang dibicara­kan dalam pertemuan dengan Sohibul Iman, dan upaya apa saja yang telah dan akan di­lakukan Abraham Samad untuk memuluskan langkahnya men­jadi calon presiden pada Pemilu 2019, berikut keterangannya:

Anda bertemu dengan Presiden PKS Sohibul Iman untuk bicarakan apa saja, apakah Anda 'melamar' men­jadi capres PKS?
Tidak ada itu. Jadi kami hanya bersilaturahmi, dan kebetulan ini bulan Ramadan ya. Kemudian dalam diskusi saya bersama Ustaz Sohibul membahas ten­tang kebangsaan ya, tema-tema kebangsaanlah.

Jadi pertemuan itu merupa­kan bagian dari komunikasi politik yang Anda lakukan untuk mendapatkan tiket capres?
Sekali lagi kami berdiskusi banyak hal. Termasuk bagaima­na cara memandang ke depan untuk lebih baik ya. Mungkin Itu saja sih.

Selain dengan PKS partai lain mana lagi yang akan Anda sambangi?
Insya Allah kami akan silaturahmi ya, istilahnya membangun sebuah gagasan. Jadi saya ingin menyampaikan sebuah gagasan tentang kebangsaan yang sebe­narnya, intinya itu. (Soal akan sowan ke partai lain) nanti kita lihatlah hal-hal apa saja yang bisa membangun kerja sama. Apa-apa yang harus kita bangun agar supaya negeri dan bangsa ini lebih bagus.

Kendaraan politik mana yang akan Anda pilih?

Ya, saya memang paham betul bahwa saya bukan orang partai politik. Oleh karena itu apa yang saya jalani sekarang adalah proses politik. Terlepas pada itu semua, intinya saya ingin memberikan gagasan dan ide-ide tentang sebuah peruba­han besar.

Ide dan gagasan itulah yang saya sampaikan ke partai politik. Kalaupun akhirnya saya tidak maju, maka tidak ada masalah bagi saya. Yang terpenting ga­gasan dan ide sebuah perubahan besar itu bisa dijalani oleh partai-partai politik.

Memangnya ide dan gagasan apa yang Anda tawarkan kepada partai politik?

Panjang lebar, namun menurut saya begini, cara membangun bangsa kita ini harus meletak­kan pertama apa si kepentingan nasional kita? Apa national in­terest kita itu? Nah, dari situlah kita tahu arah kebijakan serta energi yang kita curahkan untuk bisa membangun kepentingan nasional.

Tanggapan Sohibul Iman terkait gagasan Anda itu apa?
Ya sebuah gagasan yang me­narik kan. Maksud saya begini, tidak harus menjadi presiden tapi yang penting gagasan dan ide yang saya bisa sampaikan kepada parpol untuk dijadikan sebuah perubahan besar demi membangun bangsa. Intinya itu saja si.

Kalau Anda didorong Sohibul Iman jadi capres bagaima­na?
Ya siaplah.

Kenapa milih PKS?
Ini soal kesempatan saja karena kebetulan Presiden PKS Ustaz Sohibul ada kesempatan. Lalu saya juga ada kesempatan dan akhirnya bertemu. Sementara di bulan Ramadan ini bulan yang penuh berkah kami jadikan silaturahmi.

Pertemuan ini inisiatif Anda?
Iya, bisa dibilang begitu.

PKS sudah mempunyai sembilan calon. Apa strategi Anda agar sembilan nama tersebut terlihat di bawah kualitas Anda?
Makanya saya ibaratnya me­nyampaikan sebuah gagasan dan sebuah ide yang tidak dimiliki calon-calon lain. Jadi tadi saya menyampaikan sebuah gagasan atau ide yang belum dimiliki calon-calon lain. Nanti mereka akan mengkaji dan meli­hat. Kalaupun pada akhirnya nanti tidak dicalonkan tidak ada masalah bagi saya, yang penting ide gagasan ini bisa dilaksana­kan. Karena ini adalah ide yang luar biasa membangun sebuah perubahan besar.

Anda optimis walaupun Majelis Syuro PKS sudah memiliki sembilan calon?
Begini, insya Allah saya berusaha merebut hati rakyat Indonesia.

PKS kan berkoalisi dengan Gerindra dan Gerindra men­gusung Prabowo Subianto jadi capres, artinya Anda siap menjadi pendamping Prabowo Subianto?

Lagi-lagi itu hal yang masih jauh ya. Membangun komu­nikasi, menyatukan, dan me­nyamakan persepsi dulu dalam melihat sebuah gagasan besar dan ide besar.

Apakah Anda bakal merap­at ke koalisi yang mendukung Jokowi juga?

Pasti ya Insya Allah. Mungkin saya akan ke Partai Nasdem menunggu Pak Surya Paloh pu­lang dari luar negeri dulu.

Ada rencana menyambangi Partai Golkar meski Golkar akan mengusung Airlangga Hartarto sebagai cawapres Jokowi?
Saya tidak melihat itu, na­mun saya ingin menyampaikan sebuah gagasan dan ide-ide ke partai politik. Terlepas apakah parpol sudah punya calon, na­mun bagi saya yang terpenting menyampaikan sebuah gagasan dan ide besar yang mungkin tidak dimiliki calon-calon lain. Intinya disitu.

Jadi tekad Anda merapat ke Joko Widodo atau Prabowo Subianto?
Intinya menyampaikan sebuah gagasan. Jika sepakat, mari kita kerjakan sama-sama.

Soal lain. Tanggapan Anda soal usulan revisi Undang-Undang Tipikor?
Menurut saya begini, Undang- Undang Tipikor yang ada sekarang itu sudah lumayan. Kalaupun ada revisi, maka isinya harus dipastikan lebih baik dan lebih responsif terhadap pemberantasan korupsi. Namun kalau ternyata revisinya lebih buruk dari yang sebelumnya maka tidak perlu dilakukan revisi.

Apakah ada kemungkinan agenda revisi ini bakal diman­faatkan DPR atau pihak lain, bahkan pengusaha hitam un­tuk memasukkan pasal-pasal pelemahan KPK?
Ya nanti kita lihat saja, saya belum bisa mempredik­sinya. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA