Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

WAWANCARA

Fadel Muhammad: Banyak Tanah Milik Koperasi Yang Diserobot, Kami Akan Rebut Kembali

Jumat, 18 Mei 2018, 09:28 WIB
Fadel Muhammad: Banyak Tanah Milik Koperasi Yang Diserobot, Kami Akan Rebut Kembali
Fadel Muhammad/Net
rmol news logo Menjawab tuntutan para buruh saat demonstrasi besar-besaran beberapa waktu lalu, Ketua Umum Induk Koperasi Karyawan (Inkopkar), Fadel Muhammad, menemui Menteri Agraria dan Tata Ruang, Sofyan Djalil, guna menyampai­kan program lembaganya. Apa saja program Inkopar? Berikut penjelasan Ketua Inkopkar ini.

Apa hasil pertemuan Anda dengan Menteri Agraria dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional, Sofyan Djalil?

Alhamdulillah hari ini kami pengurus inti Inkopkar berhasil menemui Pak Sofyan selaku Menteri ATR/BPN. Ada beberapa hal yang kami sampaikan kepada Pak Sofyan menyusul demo be­sar yang dilaksanakan oleh para karyawan beberapa hari lalu.

Inkopkar ini sudah lama berdiri sejak zaman Presiden Soeharto. Pada waktu Pak Harto Inkopkar diperhatikan luar biasa oleh pemerintah. Terlebih, Pak Harto sendiri yang menangani dan saat itu ketuanya Pak Agus Sudono. Kemudian Pak Agus Sudono tutup usia hingga digantikan ketua yang berikutnya. Pada akhirnya saya sendiri diminta menjadi ketua umum Inkopkar di periode sekarang.

Program Inkopkar sendiri apa saja yang disampaikan ke Menteri Sofyan?
Program kami itu hanya dua. Pertama adalah perumahan karyawan dan kedua distribusi bahan-bahan pokok untuk karyawan melalui koperasi-koperasi primer di tiap-tiap perusahaan.

Apa yang diminta Inkopkar kepada Sofyan Djalil?
Kami mohon dibantu ser­tipikasinya terlebih dulu atas lahan-lahan milik Inkopkar saat ini. Baik di Jakarta, Jawa Barat, Jawa Timur, dan daerah-daerah lainnya. Saat ini kami tengah mendaftar di Jatim (Jawa Timur) dan Jabar (Jawa Barat). Dengan demikian kami akan membangun rumah-rumah untuk karyawan dengan harga yang sangat terjangkau. Selain itu Pak Menteri juga akan memberikan tanah yang dimilikinya kepada kami untuk dibangun rumah bagi karyawan.

Saat mendengar program Anda, apa respons Menteri Sofyan?
Beliau memberikan respons yang sangat positif sekali. Beliau juga bilang akan dibicarakan di kabinet dengan Presiden Jokowi dan Menteri Koperasi Pak Anak Agung. Sebab, beliau yang akan mengatur persoalan ini.

Berapa lama yang dijan­jikan Menteri Sofyan un­tuk merealisasikan program Inkopkar ini?
Paling lambat awal tahun de­pan sudah diresmikan Presiden Jokowi sebagai rumah karyawan dan kesejahteraan karyawan.

Seberapa perlu rumah bagi karyawan hingga Inkopkar mengupayakannya?
Saya kira rumah bagi karyawan itu adalah kebutuhan pokok. Maka Inkopkar yang beranggo­takan 20 juta, sementara di BPJS Ketenagakerjaan kan pekerja itu mencapai 50 juta.

Memangnya ada berapa hektar tanah yang dimiliki Inkopkar?
Luas lahan yang kami punya sekarang itu di Jakarta ada 13,5 hektare dan di Jatim 24 hektare. Coba bayangkan itu sudah bisa membangun puluhan ribu rumah karyawan kan.

Tapi tanahnya belum ter­sertipikasi?
Tercecer karena diserobot oleh orang keturunan Tionghoa yang bernama Hendri. Saat ini Hendri itu telah ditahan kepolisian. Tadi kami juga bicara dengan bagian Dirjen Kementerian ATR ternyata Hendri itu pemain tanah. Banyak tanah-tanah koperasi yang mereka serobot. Satu di antaranya di Jatim yang sekarang sudah ditahan kepoli­sian. Saya juga buat laporan ke kepolisian mengenai hal ini. Kami akan rebut kembali semuanya.

Apa langkah konkret yang Anda ambil agar tanah tersebut kembali ke tangan Inkopkar?
Hanya satu langkahnya yaitu sesuai perkataan Pak Sofyan ini menjadi program utama dari kementeriannya untuk membantu rumah karyawan.

Puluhan ribu orang yang beberapa hari lalu melakukan demo menuntut kesejahteraan karyawan. Akan tetapi Presiden Jokowi dan kabinet tidak bi­sa menanggapi dengan baik. Maka Inkopkar segera bereak­si. Mudah-mudahan Presiden Jokowi juga mengambil lang­kah-langkah baik ke depannya.

Kalau pendanaannya ba­gaimana itu?

Pendanaan tentunya kami sudah punya Bank Tabungan Negara. Selain itu kami ada rekan dari Danareksa yang juga ada koperasi di sana. Kami merencanakan akan membuat semacam lembaga pembiayaan perumahan yang memang kami dirikan sendiri. Nah, lembaga ini belum ada di Indonesia khusus untuk perumahan karyawan. Sedangkan di negara-negara lain, bahkan negara kecil ada.

Di Kinea saja negara kecil bagian Afrika ada. Tadi Pak Menteri juga mengatakan di Korea berhasil kenapa di Indonesia tidak. Dulu zaman Pak Harto memang ada, namun di era reformasi saat ini tidak diteruskan.

Berapa rumah yang ren­cananya akan dibangun?

Kami belum menyiapkan rumahnya. Yang pasti ratusan ribu.

Karyawan seperti apa yang bisa memiliki rumah terse­but?

Jadi begini. Di tiap-tiap peru­sahaan itu kan ada koperasi, na­manya koperasi primer. Contoh di PT Bukaka dulu ketika saya masih menjabat direktur utama di sana. Itu saya membuat ko­perasi Bukaka. Di Danareksa ada koperasinya dan kebetulan ketuanya sekarang yang jadi anggota Inkopkar. Di Astra juga ada dan di semua perusahaan-perusahaan ada. Di Telkom ada dan termasuk Indosat ada bahkan menjadi yang paling besar.

Nanti kami akan koordinasi denganmereka dan kami me­nyebutnya koperasi primer. Nanti berhubungan dengan kami dan kami akan atur dengan mereka. Mengingat selama ini kan belum tertata dengan baik. Mudah-mudahan dengan bantuandari Kementerian ATR Insya Allah bisa beres. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA