Demikian disampaikan Menko PMK Puan Maharni saat bersilaturahim dengan Pengurus Pusat Dewan Masjid Indonesia dan PB Mathla’ul Anwar, di Perguruan Mathla’ul Anwar, Menes, Pandeglang, Banten. Menurut Puan, ajaran yang selama ini dikembangkan para sesepuh dan pendiri Mathla'ul Anwar, hendaknya terus dijaga oleh pelajar dan mahasiswa yang menimba ilmu di Mathla’ul Anwar.
Menko Puan mengaku tersanjung kedatangannya disambut tulus para tokoh dan pelajar Mathla'ul Anwar. Organisasi ini berdiri sejak 1916.
"Atas nama pemerintahan Presiden Joko Widodo, saya mengucapkan terima kasih karena peran Mathla'ul Anwar dalam mendidik calon pemimpin bangsa," ujarnya.
Pada kesempatan ini, Menko Puan menceritakan pengalamannya menemui Grand Sheikh Al Azhar Ahmad Mohammad Tayeb, di Mesir. Dia menyampaikan dibahasnya potensi kerja sama riil untuk membangun Islam moderat dan meminimalisasi Islam radikal melalui pengembangan kurikulum di Al Azhar serta pendidikan bagi calon dai. Menurut Puan, Mathla’ul Anwar juga berperan dalam pengembangan kurikulum Islam moderat.
"Kita perlu mengembangkan kurikulum Islam yang moderat di Indonesia, dimulai sejak SD hingga Perguruan Tinggi," ucap Puan.
Kemudian, Menko yang suka dengan kesenian tradisional itu menyampaikan kegiatannya mengecek persiapan ibadah haji 2018 guna memastikan pelayanan dan fasilitasnya lebih baik dari tahun sebelumnya. Dirinya meminta pengurus Mathla’ul Anwar memberikan masukan dalam penyelenggaraan ibadah haji. Pemerintah, sebutnya, siap menerima masukan dan kritik dalam penyelenggaraan ibadah haji.
Puan juga membagikan sejumlah bantuan sosial pemerintah kepada masyarakat Pandeglang, di antaranya, KIP ATM kepada 250 anak dan KIP kepada 50 anak, 95 paket tas sekolah dengan perlengkapannya, PKH kepada 100 orang, 60 kitab suci Al Quran sebanyak, 10 kitab suci Al Quran braille, serta 100 paket peralatan ibadah untuk anak-anak. [mel]
BERITA TERKAIT: