Tidak perlu lagi membedakan suku, agama, ras, dan antar golongan (SARA), mayoritas-minoritas, menyebarkan hoax, dan ujaran kebencian.
"Jangan lagi isunya soal agama, suku, mayoritas-minoritas. Itu sudah kuno. Kita harus bicara Indonesia dimana semua orang memiliki hak dan kesempatan yang sama," kata Zulhasa, sapaan Zulkifli Hasan, dalam diskusi bersama wartawan parlemen di Press Room Kompleks Parlemen, Jakarta, Senin (12/3).
Menurut dia, Indonesia harus keluar dari situasi seperti itu. Sebab, kalau selalu seperti sekarang dipenuhi dengan isu suku, agama, mayoritas-minoritas dan lainnya, tidak akan beranjak maju.
"Kalau keadaannya masih seperti ini, maka akan ada sekelompok atau segelintir orang yang akan mengadu-domba dan memecahbelah dan meyakinkan kita bahwa kita bisa diadu-domba," ujarnya.
Kasus penyerangan terhadap ulama dan pastor menjadi contoh karena ada keyakinan bahwa masyarakat kita bisa diadu-adu.
"Karena itu saya berpendapat bahwa kita harus keluar dari apa yang terjadi sekarang ini. Seperti sudah disepakati kita tidak lagi bicara soal suku, agama, ras, antargolongan. Tapi kita bicara tentang Indonesia yang setiap orang memiliki kesempatan dan hak yang sama di negeri ini," kata Zulhasan.
Dia menambahkan maju atau mundurnya sebuah negara tergantung bagaimana mengelola negara itu. Singapura yang tidak memiliki perkebunan sawit atau tambang, bisa maju. Korea Selatan dan Korea Utara memiliki etnis, suku, yang sama, tapi Korea Selatan lebih maju dari Korea Utara.
"Kita harus bicara Indonesia yang bersatu. Mereka yang hebat adalah mereka yang bisa memajukan negeri ini. Kita harus melangkah ke sana sehingga kita bisa melawan SARA, hoax, radikal, dan lainnya," pungkasnya.
[dem]
BERITA TERKAIT: