Tanggapan Naskah Lontong Cap Go Meh

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/jaya-suprana-5'>JAYA SUPRANA</a>
OLEH: JAYA SUPRANA
  • Rabu, 07 Maret 2018, 11:47 WIB
Tanggapan Naskah Lontong Cap Go Meh
Jaya Suprana/Net
TERNYATA naskah saya berjudul Lontong Cap Go Meh di RMOL memperoleh banyak tanggapan positif namun ada pula yang negatif.

Seperti tanggapan seorang tak dikenal melalui media sosial yang berbunyi sebagai berikut : "Kibulan Jaya Suprana tak kalah gede dengan badan tambunnya. Uraian tentang lontong Cap Go Mehnya campuran antara sejarah dengan upaya manipulasi. Bayangkan kalau yang dianggap terbaik dan yang paling berbudaya dari etnis Cina sudah begitu, tak terbayangkan manipulasi yang sudah sedang dan akan mereka lakukan untuk mencampuradukkan sejarah bangsa Indonesia dengan hasrat dan kemauan seenak udel mereka."

Terima Kasih


Saya berterima kasih atas tanggapan tersebut berdasar dua alasan. Alasan pertama adalah meski saya dituduh ngibul padahal saya bukan seenak udel namun hanya memetik memetik pendapat tokoh gastronomi Nusantara yang kebetulan bukan etnis China yaitu mas Indrakora Ketaren, namun disebutkan oleh sang penuduh bahwa saya dianggap sebagai yang terbaik dan paling berbudaya dari etnis Cina.

Alasan kedua adalah menurut pendapat saya sang penuduh saya ngibul sebenarnya merupakan seorang yang amat sangat kritis terhadap sejarah. Memang berdasar penelitian kelirumologis oleh Pusat Studi Kelirumologi terhadap apa yang disebut sebagai sejarah, dapat disimpulkan bahwa sejarah memang selalu rawan ancaman upaya manipulasi terutama oleh pihak yang sedang berkuasa baik secara politis mau pun akademis.

Memang pihak yang sedang menikmati kekuasaan rawan lupa daratan sehingga tega hati menghalalkan segala cara termasuk memanipulasi sejarah demi kepentingan diri sendiri atau kelompoknya.

Debat Sejarah

Maka sejarah sebagai suatu ilmu memang wajib bahkan niscaya selalu siap untuk diperdebatkan sebagai upaya kelirumologis menelaah kekeliruan demi mencari kebenaran.

Adalah suatu keniscayaan bahwa dalam suatu perdebatan ilmiah tentang sejarah adalah hukumnya wajib bagi segenap pihak yang berdebat bukan sekadar mendebat apalagi menuduh perkibulan demi manipulasi sejarah tetapi menampilkan data yang kongkrit dan jelas sebagai dasar ketidak-setujuan terhadap sejarah yang diperdebatkan.

Maka sungguh disayangkan bahwa sang penuduh saya ngibul hanya menyampaikan tuduhan plus cemoohan namun sama sekali tidak menampilkan data yang kongkret dan jelas sebagai dasar ketidaksetujuan dirinya terhadap sejarah Lontong Cap Go Meh yang saya tulis berdasar pendapat tokoh gastronomi Nusantara yang notabene bukan etnis China yaitu mas Indrakora Ketaren yang sangat saya hormati.[***]
 

Penulis adalah Pendiri Pusat Studi Kelirumologi dan Penggemar Lontong Cap Go Meh 


< SEBELUMNYA

Hikmah Heboh Fufufafa

BERIKUTNYA >

Dirgahayu Indonesia

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA