Kekhususan agama Islam dan sekaligus memungkinkannya mudah menerobos batas-batas geografis dan lapisan-lapisan kultural menurut Prof. Sayed Hussen Nasr dalam
The Ideal and Reality of Islam karena Islam memiÂliki dua substansi, yaitu
The Islam dan
An IsÂlam.
The Islam (al-islam) dan
An Islam (islam). Yang pertama menggunakan artikel
"the", seÂpadan dengan
alif ma'rifah (al-) dan yang kedÂua menggunakan artikel "a/an" yang sepadan dengan ism nakirah (tanpa menggunakan
alif ma'rifah). Yang pertama mengimplikasikan pengertian sistem nilai yang lebih bersifat esÂensial, eternal, dan universal (universal meanÂing), sehingga kata Islam
(The Islam/al-Islam) mengandung arti esensi agama yang dibawa dan menjadi esensi bagi seluruh Nabi dan RaÂsul, mulai dari Nabi Adam sampai Nabi MuhamÂmad Saw. Sedangkan yang kedua mengimpÂlikasikan pengertian sistem nilai yang bersifat formal dan kontemporer
(contemporary meanÂing), sehingga kata Islam (
An Islam/Islam) beÂrarti nama bagi agama yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw yang dasar-dasar ajarannya bersumber dari Al-Qur'an dan Hadis.
Hussen Nasr sendiri menyebut:
"Islam is the Islam and an Islam", yakni Islam adalah di samping sebagai
The Islam yang memiliki unsur keluhuran esensi ajaran yang bersifat universal dan eternal, Islam juga memiliki keÂmampuan akomodasi lokal. Dengan demikian, Islam tidak tepat diperhadap-hadapkan denÂgan ajaran agama yang datang sebelumnya, khususnya agama-agama Semit yang biasa disebut agama-agama anak cucu Nabi Irahim
(Abrahamic Religion). Islam juga tidak tepat dipertentangkan dengan nilai-nilai universal human right karena itulah yang menjadi salahÂsatu inti ajarannya, dan Islam juga tidak tepat dibenturkan dengan nilai-nilai lokal kontemporÂer
(local wishdom) karena konsep universalitas Isam dibangun dan ditegakkan di atas keuniÂkan lokal. Mungkin inilah rahasianya mengapa Islam begitu mudah menembus batas-batas geografis dan menerobos sekat-sekat kutural.
Kata Islam tersusun dari huruf sin, lam, mim (salima) sebuah akar kata yang membentuk kata salam (damai), islam (kekedamaian), IsÂtislam (pembawa kedamaian), dan Taslim (ketundukan, kepasrahan, dan ketenangan). Salam adalah kedamaian dan kepasrahan daÂlam pengertian lebih umum. Islam adalah keÂdamaian dan kepasrahan dalam pengertian yang lebih khusus, memiliki seperangkat konÂsepsi nilai dan norma (value & norm).
Istislam adalah seruan kedamaian dan kepasrahan yang lebih cepat, tegas, rigit, dan sempurna (perfect). Allah Swt memberi nama agamanya yang dibawa oleh Nabi MuhamÂmad Saw dengan agama Islam. Bukan agama salam (kepasrahan tanpa konsep). Bukan juga agama istislam yang lebih mengutamakan keÂcepatan, ketegasan, dan kesempurnaan dalam memperjuangkan kedamaian dan kepasrahan.
Kata islam itu sendiri mengisyaratkan jalan tengah atau moderat (tawassuth). Di dalam Al- Qur'an disebutkan: Inna al-dina 'inda Allah al-islam (Sesungguhnya agama di sisi Allah hanÂyalah Islam/Q.S. Ali Imran/3:19), man yabtagi gair al-islam dinan falan yuqbala minhu (BaÂrangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya/Q.S. Ali Imran/3:19). Allah Swt memberi nama agamanya yang dibawa oleh Nabi Muhammad Saw dengan agama Islam. Bukan agama salam (kepasrahan tanpa konÂsep), atau agama istislam yang lebih mengutaÂmakan kecepatan dan ketegasan dalam memÂperjuangkan kedamaian dan kepasrahan).