Juga hadir dua anggota MPR sebagai narasumber, yaitu Zulfadli (Fraksi Partai Golkar) dan Abraham Liyanto (kelompok DPD dapil NTT).
Mahyudin dalam pidatonya mengingatkan bahwa Sosialisasi Empat Pilar MPR adalah salah upaya untuk mengantisipasi adanya ancaman, baik datang dari internal maupun dari luar.
"Kita menyadari bahwa ancaman kebangsaan itu tidak pernah selesai. Setiap saat selalu ada yang mencoba untuk merongrong Indonesia, karena mungkin mereka tidak suka melihat Indonesia bersatu, utuh, sebagai negara yang memang kaya, baik sumber daya alam maupun sumber daya manusianya," ungkap politisi Partai Golkar ini.
Jadi, menurut Mahyudin, kalau bukan kita yang menjaga diri kita sendiri, lalu siapa lagi. Salah satu caranya, menurut Mahyudin, dengan memberikan pemahaman Pancasila atau Empat Pilar MPR ini.
"Pancasila atau Empat Pilar ini penting ditanamkan kepada seluruh lapisan masyarakat, terutama untuk kalangan generasi muda, agar dijadikan perilaku dalam kehidupan berbangsa dan bernegara," ujar Mahyudin.
Salah satu dari sekian banyak ancaman adalah adanya upaya memecah belah bangsa Indonesia. "Kita tidak menuduh, tapi kenyataan itu memang ada," kata Mahyudin.
Karena orang melihat Indonesia yang terdiri dari ribuan suku bersatu dalam sebuah wadah NKRI, sehingga ada yang mencoba untuk memecah belah.
Ancaman lainnya adalah korupsi. Korupsi, menurut Mahyudin, melibatkan pejabat tinggi negara sampai pejabat tingkat RT. Karenanya, tegas dia, korupsi ini harus dihentikan secara menyeluruh.
"Korupsi itu membahayakan karena bisa membuat negara menjadi collapse," tutur Mahyudin.
Ia menyebut banyak contoh negara lain yang tidak bisa berkembang yang akhirnya menjadi negara gagal karena korupsi.
Oleh karena itu, tambah Mahyudin, harus ada komitmen dari semua pihak untuk menghentikan praktik korupsi dengan menjadikan korupsi menjadi musuh bersama.
[rus]
BERITA TERKAIT: