Bisa saja kelompok muslim yang terlibat di dalam Piagam Jakarta mempertahankan PiagÂam Persepakatan ini tetapi demi persatuan dan keutuhan bangsa, maka kata: "…dengan kewaÂjiban menjalankan Syari'at Islam bagi pemeÂluknya" dicoret dan jadilah sekarang ini sebagai negara Pancasila. Siapa yang bisa menghenÂtikan jika umat Islam di Indonesia tetap berÂsikeras mempertahankan Piagam Jakarta? Mereka terlibat dalam perumusan bersama kelÂompok lain yang berbeda latar belakang. NaÂmun kesadaran nasionalisme kelompok umat Islam yang terlibat di dalam perumusan Piagam Jakarta, bersedia untuk mencoret sendiri kata-kata yang dikeberatani oleh sekelompok orang yang memperatasnamakan Indonesia bagian timur yang keberatan dengan redaksi tersebut.
Kebesaran lain yang dimiliki para
The FoundÂing Fathers dari umat Islam ialah tidak adanya sedikitpun rasa penyesalan yang ditunjukkan dengan perubahan itu. Bahkan mereka sepertiÂnya bangga dengan jiwa besar yang dimilikinya untuk mengakomodir "suara dari timur" terseÂbut. Belakangan dari suara umat Islam, khususÂnya para ulama NU, yang pertama kali meneriÂakkan "NKRI sebagai bentuk final dari bangsa Indonesia". Ini artinya konsep dasar bernegara Indonesia sudah selesai. Tidak akan ada lagi wacana baru untuk mengembalikan Piagam Jakarta atau pikiran-pikiran lain selain Negara Kesatuan Republik Indonesia. Kalaupun ada suara-suara kecil yang menggagas bentuk dan sistem lain di luar konsep NKRI itu adalah haknya sebagai warga Negara Indonesia yang dijamin negara.
Di dalam negara Pancasila siapapun beÂbas berpikir untuk apapun, akan tetapi jika diÂmanifestasikan ke dalam sikap dan tingkah laku maka yang bersangkutan harus mampu mempertanggungjawabkan pendiriannya. Jika kemudian terbukti ada aspek pelanggaran huÂkum atau kode etik yang dilanggar maka berÂsedialah mempertanggung jawabnya. Jika ada warga negara berkeinginan untuk mengubah bentuk dan dasar negara Republik Indonesia, silahkan saja tetapi harus melalui prosudur dan koridor yang disiapkan oleh Undang-Undang.
Pelajaran besar yang bisa kita peroleh di sekitar lahirnya Piagam Jakarta berikut perubaÂhan yang terdapat di dalamnya adalah pelajaÂran besar bagi generasi muda Indonesia. PeÂrubahan sebuah Piagam Nasional tidak serta merta melemahkan bangsa tetapi sebaliknya lebih memperkuat bangsa. Disepakatinya NKRI sebagai bentuk final bangsa Indonesia menÂgandung arti kesediaan berbagai pihak yang berbeda, entah itu perbedaan gender, etnik, agama, wilayah geografis, untuk saling menÂgakui satu sama lain sebagai sama-sama warÂga bangsa yang wajib saling menghormati satu sama lain. Para ulama yang mengambil kepuÂtusan saat itu betul-betul memperlihatkan keariÂfannya sebagai tokoh agama sekaligus sebagai tokoh bangsa. ***