Medan BeratPara polwan penakluk Puncak Carstenz diseleksi dari seluruh Polda di Indonesia yang jumlahnya mencapai 120 polwan. Butuh waktu setidaknya tiga bulan untuk mempersiapkan semuanya. Termasuk gemblengan fisik yang mutlak dibutuhkan dalam pendakian maupun panjat tebing.
Lokasi yang dipilih untuk latihan, daerah Sukabumi dan Citata. Latihan yang dirasa cukup itu membuat 24 polwan percaya diri untuk mencapai puncak Cartenz.
Namun, begitu sampai lokasi, terasa kondisi kenyataan medan sangat berbeda. Dalam lima menit saja, cuaca bisa berganti antara tiga sampai empat kali. Cuaca terang benderang, tiba-tiba berganti menjadi badai salju, lalu hujan, dan disusul hujan es. Semakin tinggi mereka mendaki, semakin menipis oksigen. Sedangkan tekanan udara semakin besar.
Dari pendakian itu, para polwan lain mengaku memetik banyak pelajaran. Mereka belajar mengenai kebersamaan, bertanggung jawab, kepemimpinan, dan bagaimana menghadapi alam. Untuk mencapai puncak, mereka membutuhkan waktu selama 12 jam. Lama waktu yang sama juga diperlukan saat mereka turun. Jadi, total 24 jam mereka butuhkan untuk naik ke puncak piramid dan turun lagi.
Terkisah pula momen sakral saat hendak mengibarkan bendera Merah Putih sekaligus menggelar upacara di bawah puncak Cartenz. Meski tahu dinginnya cuaca, para polwan penakluk Puncak Carstenz memilih untuk melepas baju dingin dan mengganti dengan seragam dinas harian polisi. Dalam upacara itu, hadir pula Kapolri Jendral Tito Karnavian dan istrinya. Meski sudah tidak lagi di puncak, upacara itu terasa lebih menggigil karena mereka tidak mengenakan jaket dingin.
Prestasi Luar BiasaPengalaman dramatis sempat dirasakan oleh Ipda Heni Gustiana, anggota Polres Pesawaran, Lampung yang sempat ragu bisa mencapai puncak. Sebab, pengalaman dia selama ini hanya mendaki gunung di kawasan Lampung dan Jawa. Keraguan itu muncul, ketika dia mulai menginjakkan kaki menuju Cartenz.
Dia menambahkan, "teror" Cartenz lain adalah saat tangan dan bibir mereka sempat membiru karena kedinginan. Itu terjadi ketika badai salju menyapa mereka di pertengahan pendakian.
Prestasi luar biasa para Polwan penakluk puncak Carsten memang sangat layak memperoleh anugerah MURI sebagai rekor dunia sebab sebelumnya belum pernah terdengar berita tentang 24 polisi perempuan dari negara mana pun kecuali dari Indonesia, secara bersamaan mampu menaklukkan puncak gunung tertinggi di Asia Tenggara setinggi 4884 meter di atas permukaan laut.
Meski sebenarnya merasa malu, saya pribadi terpaksa mengakui bahwa jangankan gunung setinggi 4884 meter sementara gundukan bebatuan dengan dinding terjal setinggi 48 meter pun dapat diyakini bahwa saya pasti tidak mampu mendakinya sampai ke puncak.
[***]Penulis adalah pendiri MURI
BERITA TERKAIT: