Dari konteks kesejarahan, kita bisa membaÂgi kebudayaan Indonesia ke dalam beberapa episode sejarah. Pertama, pra sejarah IndoÂnesia, kita belum banyak tahu tetapi faktanya sudah ada warga masyarakat yang mendiami kepulauan Nusantara semenjak zaman purÂbakala dengan berikut karakteristiknya masÂing-masing. Kedua, Proto Indonesia atau post prasejarah, yaitu sesudah zaman prasejarah dan sebelum masa sejarah Indonesia modÂern, lebih tepatnya sejarah masyarakat nusanÂtara awal. Fase ini terjadi persentuhan budaya dan peradaban antar suku dan pulau. Ketiga, masa sejarah Indonesia, yaitu ketika Indonesia sudah diperkenalkan dalam sejarah modern, khususnya setelah masuknya agama Hindu, Islam, dan kolonialisme Barat sampai sekaÂrang. Agama-agama ini memberikan pengarÂuh luas di dalam budaya dan peradaban lokal msyarakat Nusantara.
Jauh sebelum kepulauan nusantara ini di kenal dunia luar, sudah ada cikal bakal IndoÂnesia yang mendiami gugusan kepulauan nuÂsantara. Sudah banyak bukti arkeologis dan bukti antropologis kalau wilayah kepulauan Indonesia ini sudah dihuni oleh masyarakat yang berperadaban sebagaimana diuraikan dalam artikel terdahulu. Melalui analisa terÂhadap fakta sejarah zaman batu, periode neolithicum di dalam gugusan kepulauan kaÂwasan ini. Sudah ada mobilitas antar pulau, alat-alat pertahanan seperti panah, aktivitas ilmu pengetahuan dan teknologi, seperti penÂuangan logam. Sudah ada sistem kekerabaÂtan (ius sanguinis) dan sistem wilayah (ius soli). Demikian pula kemampuan komunikasi dan bahasa.
Periode proto Indonesia yang ditandai dengan hadirnya persentuhan asing sebaÂgai konsekuensi geografis kepulauan nusanÂtara yang mendiami posisi silang. Pengaruh Hindu dari India berpengaruh pada sejumlah pusat kerajaan seperti kerajaan Kutai, PajajaÂran, Syailendra, Sanjaya, Sriwijaya, Mataram Kuno, Majapahit, dan beberapa kerajaan keÂcil lainnya. Pengaruh Hindu bisa dilihat daÂlam penataan masyarakat yang dibagi ke dalam tiga lingkungan, yaitu lingkungan IstaÂna (Ksatria), lingkungan religi/agama), dan lingkungan rakyat. Kemudian priode Islam, yang melakukan perubahan secara gradual terhadap tata-nilai yang sudah ada sebelÂumnya. Islam melanjutkan pola lingkungan masyarakat dengan meminjam istilah Cliffod Geertz; priyayi, santri, dan abangan. SimbolÂnya berupa istana yang didampingi masjid dan alun-alun di depan.
Sejarah Indonesia modern setelah koloÂnialisme Barat menancapkan pengaruhnya di kepulauan nusantara seperti Spanyol, Portugis, Inggris, dan Belanda. Kultur baÂrat sudah mulai ikut ambil bagian di dalam kristalisasi kebudayaan Indonesia, walaupun hanya dalam skala terbatas tetapi cukup meÂnentukan. Kebudayaan Indonesia, akumulaÂsi dari kekayaan lokal dengan berbagai value dan norma yang datang dari luar, khususnya dari anak benua India dengan agama HinduÂnya, jazirah Arab dengan agama Islamnya, dan Eropa dengan kebudayaan dan peradaÂbannya. Sintesa berbagai unsur luhur dari peradaban beberapa kawasan belahan dunÂia membentuk dan sekaligus memperkaya kebudayaan Indonesia menjadi seperti apa yang sudah mengkristal sekarang dengan nama "Kebudayaan Indonesia".