Orang yang betul-betul merasa takut terhadap Tuhan, akan selalu merinding pada saat ia menyaksikan suatu peristiwa yang sulit dicerÂna akal sehat. Ia kemudian merasa sangat kecil dan kerdil di hadapan Allah Swt. Karena itu ia seÂlalu berdoa kepada Tuhan, seperti digambarkan dalam Al-Qur'an: "Dan mereka berdoa kepada Tuhannya dengan rasa takut dan harap". (QS. Al-Sajdah/32:16). "Dan mereka takut kepada TuÂhannya dan takut kepada hisab yang buruk". (QS. Al-Ra'd/13: 21).
Fenomena spiritual seperti ini adalah positif dan banyak dicari orang. Nabi pernah bersabda: "Tidak akan masuk neraka orang yang menangis karena takut kepada Allah selama air susu masih mengalir dari susu seorang ibu." Dalam hadis lain disebutkan: "Jika tubuh seorang hamba gemetar (karena takut kepada Allah), maka dosa-dosanya akan berguguran sebagaimana bergugurannya daun-daun dari pohon kayu yang sudah kering."
Orang yang memiliki jiwa sensitif, seperti gamÂpang terharu menyaksikan keajaiban makhluk AlÂlah Swt, gampang menangis ketika mendengarkan ayat Al-Qur'an dan nama Allah Swt, maka bukan saja manusia yang akan segan terhadapnya tetapi juga seluruh makhluk alam raya lain, sebagaimaÂna disabdakan Nabi: "Barangsiapa takut kepada Allah, segala sesuatu akan takut kepadanya. Dan barangsiapa yang tidak takut kepada Allah, justru ia akan takut kepada segala sesuatu."
Kita bisa melihat banyak contoh lain di dalam Al-Qur'an. Misalnya, lautan tidak tega menenggÂgelamkan kekasih Tuhan bernama Nabi Musa, seÂhingga dirinya dibelah dua lalu Nabi Musa bersaÂma sahabatnya menyeberang ke daratan sebelah. Tombak besi tidak tega menembus kulitnya Nabi Daud, pisau tajam tidak tega merobek leher Nabi Ismail, api tidak tega membakar kulitnya Nabi Ibrahim, dan virus mematikan tidak tega menyerang Nabi Shaleh. Para wali juga banyak sekali menunjukkan karamahnya seperti berjalan di atas air, tidak mempan dengan benda tajam, dll. Ini seÂmua menunjukkan kebenaran firman Allah dan sabda Rasul-Nya di atas.
Rasa takut yang membuat orang merinding ada beberapa macam, seperti dikatakan oleh Abu Ali al-Daqqaq: "Takut itu mempunyai peringkat, yaitu peringkat khauf, khasyyah, dan haibah." PeringÂkat khauf merupakan syarat iman sebagaimana dinyatakan dalam nas. Peringkat khasyyah merÂupakan syarat ilmu, karena Allah SWT. berfirÂman "Sesungguhnya yang takut kepada Allah di antara hamba-hamba-Nya, hanyalah ulama". (QS. Fathir/35: 28), dan peringkat haibah merupakan syarat ma’rifah. Khauf berawal dari rasa ketaÂkutan, ketika terasa kuat, maka jadilah ia khauf. Khauf adalah orang yang anggota tubuhnya kurus karena ketakutannya. Jika anggota tubuhnya suÂdah kurus, maka jadilah ia haibah (gentar). Jika ia mempunyai pengetahuan yang membuatnya bisa bersikap sabar, maka jadilah ia khasyyah. Khauf bagi pendosa, rahbah bagi 'abidin (orang-orang yang tekun ibadah), khasyyah bagi orang-orang yang berilmu, wajal bagi muhabbin (mereka yang telah sampai pada level mahabbah), dan haibah bagi bagi 'arifin (orang-orang yang telah sampai pada level ma’rifah). ***