Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Jumlah Pengiriman Karangan Bunga Untuk Ahok Menurun

Pengirimnya Antara Lain Bernama Group Gembira Asoy

Rabu, 03 Mei 2017, 09:48 WIB
Jumlah Pengiriman Karangan Bunga Untuk Ahok Menurun
Foto/Net
rmol news logo Karangan bunga yang berjejer di sepanjang Jalan Medan Merdeka Selatan dibakar massa buruh, Senin (1/5). Akibatnya, belasan karangan bunga yang dikirim masyarakat untuk Gubernur dan Wakil Gubernur, Basuki Tjahaja Purnama-Djarot Saiful Hidayat rusak.

Sehari pasca pembakaran, karangan bunga yang sebel­umnya memenuhi Jalan Medan Merdeka Selatan jadi berkurang. Hanya tinggal puluhan karangan bunga yang masih berdiri, dengan kondisi rusak dan saling menumpuk.

Pagar Monas yang sebelum­nya juga penuh dengan karangan bunga, sudah bersih dan tidak tersisa sedikit pun. Walhasil, pemandangan tersebut mendapat perhatian dari sejumlah pejalan kaki yang berada di kawasan Monas. "Salah karangan bunga apa, kok sampai dibakar," keluh Nur Hayati, warga Pluit, Jakarta Utara ini, kemarin.

Saat ini, puluhan karangan bunga yang masih tersisa dibiarkan berdiri di halaman Balai Kota, Jakarta. Namun karangan bunga tersebut merupakan karangan bunga yang baru datang.

"Satu karangan bunga diba­kar, datang seribu karangan bunga lagi," ucap Nur Hayati kembali.

Karangan bunga yang baru dikirimkan, mayoritas berisi penyesalan terhadap pembakaran yang dilakukan dalam aksi massa buruh. Seperti, "Bunga bertanya: Apa salahku sampai aku kau bakar". Pengirimnya be­rasal dari Group Gembira Assoy. Ada pula karangan bunga bertu­liskan, "Terima kasih kepada pembakar bunga... karena doa2 kita lebih cepat naiknya", dari Group Menolak Kekerasan.

Selain mengirim bunga, be­berapa masyarakat juga merespon aksi pembakaran dengan mengirim puluhan balon dan ditempatkan di ruang tamu Kantor Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama. Nasib balon juga sama seperti karangan bunga, yaitu menjadi latar pengunjung untuk berfoto ria.

Nur Hayati meminta kepadakepolisian untuk mengusut tuntas siapa saja oknum yang mem­bakar karangan bunga yang telah dikirimkan warga kepada Ahok-Djarot.

"Ini sama saja melukai hati kami yang selama ini mencintaiPak Ahok dan Pak Djarot," keluhnya.

Kendati tidak sebanyak sebe­lumnya, namun karangan bunga masih terus berdatangan ke Balai Kota hingga siang hari. Karangan bunga yang masih segar itu langsung diletakkan di sudut-sudut halaman Balai Kota yang masih kosong.

"Kami masih terus mengirim bunga sampai sekarang," ujar Erno, pegawai Florist Flower di Balai Kota, Jakarta, kemarin.

Namun, Erno mengungkap­kan, saat ini jumlah pemesan sudah jauh menurun dibanding hari sebelumnya. "Sekarang sehari paling 15-an, sebelum­nya bisa 40 karangan bunga," sebut dia.

Pria yang mengenakan kaos ini mengaku sudah mengantar­kan hampir 200 karangan bunga ke Balai Kota yang berasal dari sejumlah warga, baik dari Jakarta maupun luar daerah hingga luar negeri. "Semua sudah dibayar lunas dan tidak ada yang menunggak," tandasnya.

Kepala Biro Umum DKI Jakarta Agustino Dharmawan men­gatakan, sebanyak 10 karanganbunga dibakar oleh massa buruh di sepanjang Jalan Medan Merdeka Selatan, Senin(1/5).

"Akhirnya yang bakar juga ketakutan. Apinya besar banget, hampir kena motornya," ujar Agustino di halaman IRTI, kemarin.

Padahal, kata Agus, kemungkinan karangan bunga yang dibakar semakin banyak bila saat itu api tidak membesar dan hampir mengenai satu unit sepeda motor yang dimiliki oleh buruh.

Selain pembakaran, lanjut dia, karangan bunga yang dipajangdi sepanjang Jalan Medan Merdeka Selatan hingga halaman Monas juga banyak yang rusak karena ulah manusia yang jahil.

"Ada oknum-oknum yang sengaja melakukan perusakan," tudingnya

Agustino mengaku belum menghitung berapa jumlah karangan bunga yang rusak. Akan tetapi, seluruh karangan bunga yang rusak dan tidak lagi dipakai akan dikumpulkan di UPT Monas. Sedangkan, karangan bunga yang baru datang akan ditempatkan di sepanjang Jalan Medan Merdeka Selatan dan halaman Balai Kota Jakarta.

"Belum ada perintah gubernur, pokoknya kumpulin dulu. Kami laporkan menyeluruh, tinggal kebijakan gubernur. Kalau ang­kat ya angkat," tandasnya.

Agustino menambahkan, hingga saat ini sudah ada sebanyak 5.016 karangan bunga yang telah memenuhi halaman Gedung Balai Kota, Jakarta Pusat. "Pertambahan karangan bunga sudah tidak meningkat tajam lagi dibanding sebelumnya," kata dia.

Ia mencatat, saat Sabtu malam lalu, pukul 22.00 WIB, sebanyak 4.944 karangan bunga, selan­jutnya hari Minggu malam ke­naikannya tidak sampai 150 bunga.

Terpisah, Sekretaris Jenderal Partai Solidaritas Indonesia (Sekjen PSI) Raja Juli Antoni mengatakan, karangan bunga yang dikirim warga ke Balai Kota DKI merupakan tanda cinta dan apresiasi terhadap kerja nyata kepada Ahok-Djarot.

"Membakar bunga berarti membakar cinta, mengenyahkan kedamaian, dan menghilangkan apresiasi terhadap kerja nyata untuk rakyat," ujar Toni, ke­marin.

Toni berharap, kepada para pendukung Ahok-Djarot untuk bisa memberikan maaf dan bersikap lapang dada terkait tindakan pembakaran karangan bunga. Sebab, hingga saat ini masih banyak orang yang ter­biasa dengan aksi kekerasan.

"Masih banyak saudara kita yang belum terdidik, masih terbiasa dengan anarkisme dan kekerasan. Insya Allah pada saat mereka sadar," harap salah satu juru bicara (jubir) tim Ahok-Djarot ini.

Dia meminta, tindakan pemba­karan itu tidak perlu dilaporkan kepada pihak berwajib. Sebab, rakyat pasti sudah tahu mana tindakan negatif dan positif.

"Ini bagian dari pendewasaan publik," tandasnya.

Namun demikian, Toni ber­harap, masyarakat yang tidak cocok dengan kebijakan Ahok dan Djarot sebaiknya tetap menyampaikan dengan cara yang santun, jangan anarkis dan memancing provokasi.

"Semoga mereka cepat sadar diri," pungkasnya. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA