Namun demikian, Nabi Sulaiman tidak mau menyelesaikan sendiri urusannya, tetapi tetap melibatkan orang-orang dan sahabat-sahabat terdekatnya. Ia memimpin pertemuan mengenai strategi menghadapi berbagai kemungkinan yang akan terjadi. Tawadhu seorang orang besar seperti Nabi Sulaiman patut menjadi contoh. Ia mengunÂdang sahabat-sahabatnya, termasuk dari kalangan jin, burung, ikan, dan binatang-binatang buas.
Nabi Sulaiman diperkenalkan di dalam Al-Qur’an sebagai Nabi yang suka bermusyawarah. Ia juga mengajak sahabat dan stafnya untuk disiplin menÂjalankan komitmen. Ia pernah mengancam burung hud-hud karena terlambat menghadiri rapat. Ia tidak main hukum sendiri tetapi ia tetap memberiÂkan hak bela diri kepada burung hud-hud mengapa terlambat datang rapat. Saat itulah babak sejarah khusus ini dimulai, setelah burung hud-hud menÂjelaskan pengalamannya di atas kerajaan Ratu Balqis. Tadinya diancam untuk diberi sanksi tetapi tiba-tiba menjadi "bintang" dalam pertemuan itu karena temuannya. Lagi-lagi di sini pelajaran berÂharga bahwa belum tentu yang melanggar ketenÂtuan itu otomatis salah dan harus dijatuhi sanksi. Kearifan Nabi Sulaiman justru memberi apresiasi burung hud-hud dengan memberikan tugas baru untuk memantau perkembangan gerakan Ratu Balqis.
Dilaporkan bahwa strategi Ratu Balqis akan menggunakan metode diplomasi di dalam mengÂhadapi Nabi Sulaiman. Di barisan depan tampil diplomat-diplomat ulung. Jika metode ini tidak berhasil maka prajurit-prajurit pilihan dipimpin pasukan elite dengan persenjataan lengkap ada di belakangnya. Dengan penuh keyakinan pasuÂkan Ratu Balqis akan menang dengan strategi berlapisnya.
Di pihak Nabi Sulkaiman, ia melakukan raÂpat khusus yang dihardiri sahabat-sahabatnya, ia menanyakan siapa di antara kalian yang bisa mengambil gratifikasi berupa intan berlian terÂsimpan dalam brankas yang kuncinya dipegang sendiri oleh Ratu Balqis. Akhirnya pasukan jin diÂtugasi mengambil harta karun itu tanpa ketahuan siapapun. Begitu sampai di meja Nabi Sulaiman diÂdandani ulang sehingga tidak persis sama dengan penampilan aslinya. Sementara pasukan binatang buas berjejer di sepanjang jalan menjemput pasuÂkan Ratu. Ikan dan jin bertugas mengumpulkan inÂtan, mutiara, dan berlian yang ditabur di halaman istana Nabi Sulaiman.
Ketika pasukan Ratu Balqis sampai di perÂbatasan, alangkah kagetnya mereka karena di sebelah kanan-kirinya berbaris binatang buas yang siap untuk menerkam. Sepanjang jalan yang dilewati bertaburan intan berkilauan. Nyali mereka lebih terasa jatuh setelah perhiasan yang disiapÂkan untuk menyogok Nabi Sulaiman ada benda serupa yang lebih mewah dari yang dipunyainya. Lebih kaget lagi setelah Ratu Balqis mau menyÂerahkan kenang-kenangan itu sudah tidak ada di tempat. Akhirnya Ratu Balqis mengakui kehebatan Nabi Sulaiman. Ia dan pasukannya mengalah. PeÂmandangan indah dan mengesankan ketika Ratu Balqis dipersilakan masuk ke istana Nabi SulaiÂman. Ia menarik roknya tinggi-tinggi karena disanÂka akan melewati air. Ternyata di atas istana kaca yang di bawahnya ada ikan-ikan hias. Ia sama sekali belum pernah menyaksikan keagungan dan keajaiban seperti itu. Akhirnya kedua super power ini menyatu.