WAWANCARA

Luhut Binjar Panjaitan: Tugas Saya Hanya Organisir Securitynya, Substansinya Tetap Ibu Sri & Gubernur BI

Selasa, 07 Maret 2017, 10:25 WIB
Luhut Binjar Panjaitan: Tugas Saya Hanya Organisir Securitynya, Substansinya Tetap Ibu Sri & Gubernur BI
Luhut Binjar Panjaitan/Net
rmol news logo Di Kabinet Kerja Presiden Jokowi, agaknya Jenderal Luhut betul-betul menjadi tulang punggung. Dia kerap mendapat tugas khusus dari Presiden Jokowi di luar bidang kementeriannya. Salah satunya dalam hajat be­sar Pertemuan International Monetary Fund (IMF) dan World Bank yang rencananya akan digelar di Nusa Dua Bali, 12-14 Oktober 2018. Jenderal Luhut ditunjuk Presi­den Jokowi menjadi ketuanya. Keputusan ini memantik kehebohan.

Berikut ini penjelasan Jenderal Luhut terkait tugas khusus tersebut. Selain bicara soal tugas khusus itu, Jenderal Luhut juga memaparkan progres pelayanan kapal angkutan roll on roll off (roro) rute Jakarta-Semarang-Surabaya yang mulai beroperasi pada April 2017 serta soal kelan­jutan proyek Light Rail Transit (LRT) dan kajian reklamasi Teluk Jakarta. Berikut penuturan lengkapnya;

Anda ditunjuk Presiden menjadi Ketua Pertemuan IMF dan World Bank di Bali tahun depan?
Sebenarnya itu kan seder­hana. Ini kan World Bank dan di bawahnya (ada) ini IMF. Tugas saya hanya mengorganisir ya masalah security-nya, masalah tentang operasinya. Tapi sub­stansinya tetap tadi kalau World Bank Ibu Sri Mulyani kalau IMF Gubernur BI. Jadi nggak ada masalah. Begitu aja pada heboh, itu hal yang sederhana.

Memang berapa banyak sih peserta yang akan hadir?

(Ada) 15 ribu orang, 189 neg­ara, 300 lebih menteri keuangan, 300 lebih gubernur.

Lalu tugas anda apa?

Kita ingin memanfaatkan ini untuk banyak (hal), misalnya turis pergi kemana-kemana, kita maksimalkan itu. Kan ng­gak sempat yang lain mengurus hal itu, World Bank mengurus sendiri, IMF mengurus sendiri, nah kita mengurus itu semua.

Selain itu...
Terus yang kedua, banyak CEO-CEO perusahaan dunia, nah kita bagaimana mengatur pertemuan-pertemuan kita untuk mereka menginves di Indonesia. itu kerjaan saya. Jadi substansi dari World Bank-IMF itu men­teri dan Gubernur BI. Gitu aja repot.

Soal lain. Bagaimana pro­gres rencana pengoperasian kapal roll on roll off, atau Ro-Ro rute Jakarta-Surabaya?
Satu kapal Ro-Ro kan bisa mengangkut 269 truk. Kita lihat tadi, investor sudah mau masuk. Kapalnya sih sudah mulai jalan dan sekarang ditambah lagi empat, itu (untuk layanan) pagi dan sore. Dampaknya akan men­gurangi kepadatan lalu lintas di darat.

Siapa yang menjadi opara­tornya, BUMN atau swasta?
Semua buka. Sekarang jangan main-main. BUMN sekarang kemampuannya state budget itu APBNkan hanya 33,5 persen. Jadi kita semua sebanyak mung­kin. Nah sekarang kita buat ke­mudahan agar project Ro-Ronya bisa double digit. Sehingga mereka tertarik invest.

Apa sih manfaatnya dari pengoperasian kapal Ro-Ro ini?

Itu banyak dampaknya, mis­alnya Ro-Ro Jakarta Semarang, Jakarta-Surabaya, Jakarta-Lampung. Kayak yang tadi (ke­marin sisang, red) datang itu dia mau buat empat kapal Ro-Ro. Itu bisa masuk 269 trailer. Jadi pagi satu, sore satu dari Jakarta juga dari Surabaya. Akibatnya kan jalan jadi nggak terlalu ramai nantinya. Kemungkinan kecelakaan menjadi kurang, cost menjadi turun. Sederhana. Sama saja kalau ke Lampung. Panjang (Ro-Ro) nya itu sama dengan 1,7 kilometer.

Hanya Jakarta-Surabaya saja atau akan dilanjutkan ke daerah lainnya?
Satu-satulah. Ini kalau nanti ujicobanya sukses pasti nanti akan kita tambah. Kerusakan jalan juga berkurang. Jadi nggak setiap tahun kita overlay Jakarta-Surabaya. Jadi APBN-nya itu bisa buat bikin yang lain. Negeri kita itu kekurangan terbesar itu inefisiensi, produktivitas, dan disiplin. Itu kita perbaikin. Ini bukan omong-omong, sudah kita kerjakan ini. Tapi kadang di luar itu, di sosmed itu ngomong. Jadi, kita berharap dalam beberapa bulan ke depan ini, sudah ada kapal Ro-Ro Jakarta-Surabaya-Jakarta, Jakarta-Semarang-Jakarta, atau bahkan Jakarta-Lampung-Jakarta. Kalau Ro-Ro ini jalan, maka akan membuat ekonomi kita lebih ekonomis dan mengurangi pungli-pungli.

Oh ya, bagaimana kelan­jutan dari proyek Light Rail Transit (LRT)?
LRTsudah beres. Jadi kom­binasi antara perbankan dan APBNmix. (Ada) 67 persen bank, 33 persen dari APBN. Kalau PT. Kereta Api Indonesia itu ikut didalamnya sebagai penyelenggara sarana dan prasa­rana, pemegang konsensi dia. Itu yang terakhir posisinya.

Sudah ditandatangani kepu­tusan itu?
Seharusnya hari ini (kemarin) sudah aku paraf itu. Tapi minggu ini sudah beres.

Berarti berkas mengenai LRT akan diserahkan ke­pada Presiden pada pekan ini juga?
Iya pekan ini juga.

Kalau mengenai hasil ka­jian reklamasi dari Bapennas sudah diterima?
Nanti saya Rabu ada breafing dengan Bapennas. Nanti (bertemu, red) dengan Pak Bambang.

Apa sih poin-poin dari ha­sil kajian tentang reklamasi itu?
Kalau ada, masa kau kuberi tahu. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA