WAWANCARA

Retno Lestari Priansari Marsudi: Kondisi Siti Aisyah Sehat, Kita Akan Pantau Terus Proses Hukumnya

Kamis, 02 Maret 2017, 10:07 WIB
Retno Lestari Priansari Marsudi: Kondisi Siti Aisyah Sehat, Kita Akan Pantau Terus Proses Hukumnya
Retno Lestari Priansari Marsudi/Net
rmol news logo Perkara pembunuhan Kim Jong-Nam, kakak tiri pemimpin Korut Kim Jong-Un yang melibatkan Tenaga Kerja Indonesia (TKI) di Malaysia, Siti Aisyah, dikebut lembaga hukum negeri jiran itu. Di Pengadilan Sepang, kemarin Siti Aisyah jalani per­sidangan. Dia terancam hukuman mati jika terbukti bersalah.

Beberapa hari sebelum persidangan, awak Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kuala Lumpur sudah ber­temu dan berbicara dengan Siti Aisyah.

Apa saja informasi yang di­kantongi KBRI dari hasil per­temuan itu, berikut pernyataan Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi;

Kelanjutan kasus Siti Aisyah saat ini sudah sampai mana?

Soal Siti Aisyah, saya akan terus berkomunikasi lagi dengan Kuala Lumpur untuk mendapat­kan update informasi mengenai perkembangan penanganan Siti Aisyah.

Up date terakhirnya apa?
Yang jelas, pertama kita sudah mendapatkan akses kekonsuleran. Kedua akses kekonsuleran tersebut sudah kita gunakan hari Sabtu (25/2) yang lalu.

Ketiga kita sudah melakukan pencocokan sidik jari den­gan data yang ada di dalam paspornya Siti Aisyah.

Hasilnya...
Ya memang datanya betul. Data sidik jari dan data paspornya benar. Selanjutnya kita akan pantau terus proses hukum lan­jutan dari Siti Aisyah.

Pihak KBRI sudah bertemu langsung dengan Siti Aisyah?
Tim kita sudah bicara dengan Siti Aisyah.

Kondisi kesehatan Siti Aisyah bagaimana?

Yang bersangkutan dalam kondisi sehat dan menyampai­kan (kalau dia, red) diperlaku­kan secara baik oleh otoritas di Malaysia dan ada beberapa pesan yang disampaikan kepada keluarga dan pesan itu sudah kita sampaikan kepada keluar­ganya.

Terkait nasib TKI lainnya. Kabarnya TKI asal Nusa Tenggara Barat Sri Rabitah binti Munahar, jadi korban sindikat penjualan organ tu­buh manusia. Ginjal Rabitah hilang satu, benar begitu?
Kita mendapatkan informasi kemarin dari media bahwasanya Ibu Sri Rabitah kehilangan satu ginjalnya. Sejak kita menerima in­formasi tersebut, baik yang ada di Indoesia melalui kerjasama den­gan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), kemu­dian Direktorat Perlindungan Warga Negara Indonesia, kita berusaha melakukan koordinasi dan ingin mengetahui apakah betul berita tersebut. Nah, pada saat yang sama secara paralel kita juga menghubungi kedutaan kita yang ada di Doha. Karena dari data KBRI kita di Doha, ibu Sri Rabitah ini tidak ada data di KBRI.

Maksudnya?

Dalam artian, beliau waktu tiba di Doha pada bulan Juli 2014 beliau tidak melaporkan keberadaannya kepada KBRI.

Terus dari hasil koordinasi anda itu apa informasi yang didapat?

Nah, saya sudah mendapatkan informasi dari hasil koordinasi dengan BNP2TKI, kemudian kita dengan rumah sakit Provinsi Nusa Tenggara Barat dan lain-lain.

Dari informasi yang saya peroleh ternyata bahwa beliau tidak kehilangan ginjalnya. Jadi kedua ginjalnya masih ada dan memang ada seperti selang. Kita masih sekali lagi ingin mendalami apa yang sebenarnya terjadi pada saat terjadi operasi pada saat itu.

Lho kenapa sampai ada se­lang di ginjal Rabitah?

Kata dokter yang memeriksa, kemungkinan memang selang tersebut dipasang untuk mem­bantu melancarkan urine.

Lalu langkah selanjutnya apa?

Jadi intinya adalah berita atau pernyataan Ibu Sri Rabitah bahwa ginjalnya hilang satu sudah ditindaklanjuti.

Beritanya kemudian dilaku­kan pemeriksaan oleh RSUD Provinsi Nusa Tenggara Barat dan dari informasi yang saya peroleh berita tersebut tidak benar.

Dari informasi Ibu Rabitah juga sudah menjelaskan kepada wartawan kalau sudah terjadi kesalahpahaman terkait dengan informasi ini.

Kita kan ingin melacak apakah betul saat beliau dibawa ke rumah sakit. Kan pada saat ada keluhan atau ada komplain kita selalu melihat data kita terlebih dahulu, apakah beliau ada da­tanya di kita, beliau bekerja di mana, siapa yang mengirimkan dan sebagainya.

Dengan peristiwa ini berarti informasi yang ingin kita per­oleh dari rumah sakit bahwa beliau kehilangan satu ginjal itu sudah menjadi berbeda. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA