Beberapa hari sebelum persidangan, awak Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kuala Lumpur sudah berÂtemu dan berbicara dengan Siti Aisyah.
Apa saja informasi yang diÂkantongi KBRI dari hasil perÂtemuan itu, berikut pernyataan Menteri Luar Negeri Retno Lestari Priansari Marsudi;
Kelanjutan kasus Siti Aisyah saat ini sudah sampai mana? Soal Siti Aisyah, saya akan terus berkomunikasi lagi dengan Kuala Lumpur untuk mendapatÂkan update informasi mengenai perkembangan penanganan Siti Aisyah.
Up date terakhirnya apa? Yang jelas, pertama kita sudah mendapatkan akses kekonsuleran. Kedua akses kekonsuleran tersebut sudah kita gunakan hari Sabtu (25/2) yang lalu.
Ketiga kita sudah melakukan pencocokan sidik jari denÂgan data yang ada di dalam paspornya Siti Aisyah.
Hasilnya... Ya memang datanya betul. Data sidik jari dan data paspornya benar. Selanjutnya kita akan pantau terus proses hukum lanÂjutan dari Siti Aisyah.
Pihak KBRI sudah bertemu langsung dengan Siti Aisyah? Tim kita sudah bicara dengan Siti Aisyah.
Kondisi kesehatan Siti Aisyah bagaimana? Yang bersangkutan dalam kondisi sehat dan menyampaiÂkan (kalau dia, red) diperlakuÂkan secara baik oleh otoritas di Malaysia dan ada beberapa pesan yang disampaikan kepada keluarga dan pesan itu sudah kita sampaikan kepada keluarÂganya.
Terkait nasib TKI lainnya. Kabarnya TKI asal Nusa Tenggara Barat Sri Rabitah binti Munahar, jadi korban sindikat penjualan organ tuÂbuh manusia. Ginjal Rabitah hilang satu, benar begitu? Kita mendapatkan informasi kemarin dari media bahwasanya Ibu Sri Rabitah kehilangan satu ginjalnya. Sejak kita menerima inÂformasi tersebut, baik yang ada di Indoesia melalui kerjasama denÂgan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia (BNP2TKI), kemuÂdian Direktorat Perlindungan Warga Negara Indonesia, kita berusaha melakukan koordinasi dan ingin mengetahui apakah betul berita tersebut. Nah, pada saat yang sama secara paralel kita juga menghubungi kedutaan kita yang ada di Doha. Karena dari data KBRI kita di Doha, ibu Sri Rabitah ini tidak ada data di KBRI.
Maksudnya? Dalam artian, beliau waktu tiba di Doha pada bulan Juli 2014 beliau tidak melaporkan keberadaannya kepada KBRI.
Terus dari hasil koordinasi anda itu apa informasi yang didapat? Nah, saya sudah mendapatkan informasi dari hasil koordinasi dengan BNP2TKI, kemudian kita dengan rumah sakit Provinsi Nusa Tenggara Barat dan lain-lain.
Dari informasi yang saya peroleh ternyata bahwa beliau tidak kehilangan ginjalnya. Jadi kedua ginjalnya masih ada dan memang ada seperti selang. Kita masih sekali lagi ingin mendalami apa yang sebenarnya terjadi pada saat terjadi operasi pada saat itu.
Lho kenapa sampai ada seÂlang di ginjal Rabitah? Kata dokter yang memeriksa, kemungkinan memang selang tersebut dipasang untuk memÂbantu melancarkan urine.
Lalu langkah selanjutnya apa? Jadi intinya adalah berita atau pernyataan Ibu Sri Rabitah bahwa ginjalnya hilang satu sudah ditindaklanjuti.
Beritanya kemudian dilakuÂkan pemeriksaan oleh RSUD Provinsi Nusa Tenggara Barat dan dari informasi yang saya peroleh berita tersebut tidak benar.
Dari informasi Ibu Rabitah juga sudah menjelaskan kepada wartawan kalau sudah terjadi kesalahpahaman terkait dengan informasi ini.
Kita kan ingin melacak apakah betul saat beliau dibawa ke rumah sakit. Kan pada saat ada keluhan atau ada komplain kita selalu melihat data kita terlebih dahulu, apakah beliau ada daÂtanya di kita, beliau bekerja di mana, siapa yang mengirimkan dan sebagainya.
Dengan peristiwa ini berarti informasi yang ingin kita perÂoleh dari rumah sakit bahwa beliau kehilangan satu ginjal itu sudah menjadi berbeda. ***
BERITA TERKAIT: