WAWANCARA

Xie Feng: Kebijakan Di Negara Kami Justru Mengistimewakan Warga Muslim

Senin, 27 Februari 2017, 09:35 WIB
Xie Feng: Kebijakan Di Negara Kami Justru Mengistimewakan Warga Muslim
Xie Feng/Net
rmol news logo Hubungan Indonesia den­gan China makin mesra di era Presiden Jokowi. Pada triwulan III-2016 saja, Badan Koordinasi Penanaman Modal mencatat nilai investasi China di Indonesia mencapai 1,6 miliar dolar AS. Di Indonesia, investasi China masuk ke berbagai sektor. Dari mulai pertambangan, trans­portasi, konstruksi, real estate, perkebunan, hingga pembangkit listrik.

China menduduki tiga besar investasi setelah Singapura dan Jepang. Kondisi itu sempat memicu kabar mewabahnya paham komunis di Indonesia. Maklum saja partai penguasa di China adalah Partai Komunis China.

Kabar tentang membanjirnya Tenaga Kerja Asing (TKA) asal China juga sempat menjadi so­rotan utama. Lantas sebenarnya seperti apa kehidupan beragama di China dan berapa banyak TKA China yang sudah masuk ke Indonesia? Berikut ini pen­jelasan Duta Besar China untuk Indonesia Xie Feng:

Negeri anda dikenal seba­gai negara komunis lantaran dikuasai Partai Komunis China. Sejatinya seperti apa sih perkembangan kehidupan beragama, khusus agama Islam di sana?
Kondisi mereka sangat baik. Saat ini di China terda­pat 1 juta orang warga negara muslim. Sebagian dari mereka adalah etnis minoritas yang ada di China. Mereka tinggal di daerah otonom. Dan ada kebi­jakan yang mengistimewakan warga muslim.

Secara keseluruhan kebi­jakan pemerintah anda ter­hadap kaum muslim seperti apa?
Konstitusi China menjamin hak kebebasan beragama dan benar-benar dilindungi. Mereka dijamin undang-undang untuk berpartisipasi di kebijakan.

Contoh konkretnya?

Mereka punya organisasi un­tuk menyuarakan pendapat. Bahkan ada beberapa warga muslim yang duduk di People Political Consultative, seperti DPR milik Indonesia.
Mereka terlibat dan memiliki hak pilih dalam setiap perumu­san kebijakan. Selain itu ada kebijakan ambang batas warga muslim yang ingin masuk kuliah. Mereka diberikan akses yang lebih mudah dari warga biasa.

Kalau untuk beribadah bagaimana?
Jangan khawatir, saat ini ada 33 ribu masjid yang berdiri di sana, kami memiliki sekitar 45 ribu imam, dan di Beijing, ada komunitas muslim yang sangat besar.

Bahkan, masjid di pusat kota Beijing adalah yang terbesar di China. Tempat tersebut sering dikunjungi oleh para pemimpin dan turis dari luar negeri. Mereka berkunjung ke masjid, dan ber­santap di restoran halal, dan mereka menyukainya. Lalu di Kementerian Luar Negeri, muslim memiliki tempat makan khusus.

Sepertinya negara anda cu­kup mendukung umat muslim di sana ya?
Tentu, sebab kami merasa muslim China memiliki kes­etaraan hak dan kebebasan me­meluk agamanya. Maka dari itu mereka juga sangat ingin terus berpartisipasi untuk membangun negeri kami.

Terkait kabar serbuan TKA asal China ke Indonesia, ba­gaimana anda menanggapinya?
Itu semua hoax, cuma kabar bohong.

Jadi soal 10 juta TKA asal China itu hoax?
Iya. Mungkin yang di maksud 10 juta orang itu adalah target turis China yang akan datang ke Indonesia. Presiden Jokowi menargetkan 10 juta turis pada 2020. Mungkin itu yang di maksud.

Di antara para turis itu tidak akan ada TKA yang me­nyerobot lapangan pekerjaan warga Indonesia?
Sama sekali tidak, mereka di sini bukan untuk mencuri pekerjaan dari orang Indonesia. Mereka ke sini untuk berwisa­ta. Tahun lalu saja ada 1,4 juta turis asal China, yang berwisata ke Indonesia.

Kemudian Pak Jokowi menar­getkan seperti itu. Itu merupakan target yang sangat berani, dan kami juga sangat mengharap­kannya. Untuk itu kami harus bekerjasama, supaya bisa mewu­judkannya.

Sekarang ini kan banyak pe­rusahaan China yang menda­pat proyek di Indonesia. Bukankah itu dimanfaatkan negara anda untuk membawa pekerja dari negara anda ke Indonesia?

Tidak, malah sebaliknya. Perusahaan China justru fokus membuka lapangan pekerjaan bagi warga lokal.

Kehadiran perusahaan China di Indonesia bertujuan untuk menjalin kerjasama yang men­guntungkan satu sama lain. Menurut saya semakin banyak perusahaan China yang berin­vestasi di Indonesia maka akan semakin baik.

Apa buktinya?
Sekitar tiga minggu lalu, em­pat buah perusahaan China yang berinvestasi di Indonesia mengungkapkan kepada pers. Katanya mereka telah membuka 21 ribu lowongan pekerjaan bagi warga lokal.

Jadi sebetulnya kehadiran perusahaan dan investor China di Indonesia bertujuan untuk saling menguntungkan. Kesalahpahaman seperti ini me­mang bisa dipahami, mengingat ada sedikit jarak dalam hubun­gan kedua negara. Untuk itu ka­mi terus mengadakan pertemuan agar kesalahan pemahaman itu bisa terus dikurangi.

Caranya?

Banyak, salah satunya kami mengadakan program beasiswa untuk pelajar Indonesia, su­paya bisa belajar di negeri kami. Tujuannya supaya mereka bisa memahami bagaimana kebijakan kami di sana. Dengan begitu kami akan bisa berkomunikasi dengan pelajar, sehingga kami bisa lebih mengerti mereka, dan setiap kesalahpahaman yang ada bisa diluruskan.  ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA