"Dampaknya itu kan sangat merugikan, apalagi sudah banÂyak contoh, masak kita mau kecebur lagi ke situ," ujar Nila Moeloek, di Jakarta, kemarin.
Sekadar informasi, awal bulan ini, Badan Narkotika Nasional (BNN) menemukan dua jenis narkotika baru. Yaitu; cairan blue safir dan tembakau gorila. Tembakau gorila berbahaya karÂena masuk dalam jenis narkotik sintetis. Seseorang yang mengonsumsi tembakau gorila, biasanya mengalami halusinasi, euforia luar biasa, dan juga rasa tenang. Efek ini akan bertahan dalam hitungan jam tapi bisa juga hingga seharian penuh.
Sedangkan narkotik jenis 4-klorometkatinon atau 4-CMC yang beredar di Indonesia berÂbentuk cair berwarna biru atau biasa disebut blue safir meruÂpakan senyawa turunan katinon yang bisa diubah dalam bentuk serbuk yang dapat dicampur miÂnuman dan liquid rokok elektrik atau vape.
Kementerian Kesehatan menÂcatat, blue safir lebih berbahaya karena mengandung zat nikotin dan zat lainnya. Apalagi jika cara mengonsumisnya dengan dihisap, sehingga langsung ke paru-paru.
Berikut ini penjelasan Menteri Nila Moeloek terkait blue safir dan beberapa penyakit di masyarakat yang biasa menjangkiti masyarakat di musim hujan;
Bagaimana dengan narkoÂtika jenis baru yang biasa disebut blue safir itu?Itu seperti tembakau gorila, dan macamnya sangat banyak. Jadi saya kira, ini memang kreÂatif banget sih yang buat (blue safir) ini.
Blue safir itu termasuk goÂlongan narkotika jenis apa?Wah, saya nggak hafal soal itu. Terus terang saja saya tidak hafal. Sudah banyak banget sih modelnya.
BNN mengatakan Kemenkes harus melakukan penceÂgahan peredaran blue safir dan tembakau gorila, dengan cara apa Kemenkes menceÂgahnya?Kita ada. Kita atasi itu denÂgan sebuah Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes). Kemenkes telah memasukkan tembakau gorila sebagai narkotik dan 4-klorometkatinon atau 4-CMC masuk daftar nomor urut 104 narkotika golongan I dalam Permenkes Nomor 2 Tahun 2017 tentang Perubahan Penggolongan Narkotik.
Jadi yang dulu di luar keÂbiasaan ini kita buat, jadi terÂmasuk menjadi yang pengeluÂarannya.
Ada imbauan kepada masyarakat terkait peredaran blue safir dan tembakau gorila?Saya terus terang ya, kita sendiri itu harus mawas diri ya.
Mawas diri seperti apa yang Anda maksud?Kan selalu dikatakan
say no to drugs.Terus langkah konkretnya apa ?Selain itu, ketahanan keluarga juga penting. Jadi barang kali kalau saya melihat sih, mungkin kita awasi diri kita sendiri.
Sebenarnya, apa sih dampak dari blue safir itu?Dampaknya itu kan sangat merugikan buat masyarakat, apalagi sudah banyak contoh. Masa kita mau kecebur lagi ke situ.
Saat ini blue safir dan temÂbakau gorila kadung beredar, lalu bagaimana pencegahanÂnya?Nah itu dia, kalau tidak ada yang mau beli (blue safir dan tembakau gorrila) kan tidak ada barangnya, jadi artinya kalau memang ada kebutuhan, ya dia jual terus. Tapi kalau kita tidak ada yang butuh dengan barang itu kan lama-lama dia berhenti .
Langkah lainnya?Ini juga harus ada kewaspadaan dari masing-masing, kareÂna ini juga bisa dipengaruhi oleh teman dan sebagainya. Ini yang membuat jelek ya. Makanya ketahanan dari keluarga itu penting ya.
Oh ya, sekarang masuk musim hujan dan sebagian wilayah di Indonesia sudah mengalami banjir, bagaimaÂna kesiapan Kementerian Kesehatan menanggulangi penyakit yang biasa datang saat banjir?Iya, susah juga kalau banjir ya. Banjir itu suatu bencana yang ujungnya nanti ada di Kementerian Kesehatan.
Penyebabnya munculnya penyakitnya itu dari mana?Habis mau bagaimana, merÂeka mengungsi, ya yang perÂtama itu tempatnya susah, terus masalah air bersih yang susah, sanitasinya, jadi akhirnya akan (muncul) berbagai penyakit. Tapi tentu kita akan membanÂtunya.
Penyakit apa saja yang biasa muncul saat hujan dan banjir tiba?Minimal kita pasti kena denganpenyakit infeksi saluran pernafasan atas (ISPA), yang penyakit lain yang lebih kita takutkan itu seperti leptospirosis dan yang lainya. Jadi banyak penyakit diare.
Terus apa yang akan dilakuÂkan Kemenkes dalam menceÂgah penyakit tersebut?Kita memang semestinya hati-hati dalam keadaan yang agak sulit, namun dalam hal ini Kementerian Kesehatan selalu mengawasi pengawasan. Kita juga punya pusat krisis kesehaÂtan di Kemenkes. ***
BERITA TERKAIT: