Menurut kisah indah itu, sebenarnya orang Majus bukan berjumlah tiga namun empat. Nama orang Majus ke empat tersebut adalah Artaban.
Sebenarnya Artaban merencanakan dirinya akan bergabung dengan tiga teman-teman untuk mengikuti Bintang demi menemukan titik-lokasi di mana bayi Jesus Kristus dilahirkan. Artaban adalah seorang hatawan mahakayaraya maka di samping membawa bekal sekantong permata untuk biaya perjalanannya, juga membawa sebuah berlian 20 karat khusus untuk dipersembahkan sebagai kado Natal kepada bayi Jesus Kristus. Sayang seribu sayang, Artaban gagal bergabung ke teman-temannya akibat di tengah perjalanan terpaksa berhenti menolong dan merawat seorang tak dikenal yang menjadi korban perampokan di tengah padang pasir.
Setiba di Bethlehem, ternyata bayi Jesus Kristus sudah diungsikan ke Mesir demi menghindari pembantaian bayi lelaki oleh aparat keamanan Raja Herodes yang ngotot ingin membunuh sang juru-selamat yang baru dilahirkan. Akibat tidak tahu bayi yang mana yang Jesus Kristus maka Herodes mengeluarkan SP pembinasaan semua bayi lelaki yang berada di Bethlehem dan sekitarnya. Di lokasi peristiwa mengerikan itu, Artaban menyelamatkan seorang ibu dan bayinya dengan menyuap permata kepada satpol PP Herodes agar tidak membunuh bayi lelaki sang perempuan naas.
Kemudian Artaban melanjutkan perjalanan demi menyusul bayi Jesus Kristus di Mesir. Namun di tengah perjalanan Artaban singgah di sebuah desa dengan penduduk miskin serta banyak penderita penyakit kusta. Artaban bukan menggusur rakyat miskin penderita kusta di dusun itu, namun malah berhenti di sana untuk membantu rakyat miskin mendirikan koperasi, sekolah, puskesmas, sanggar kesenian, sistem irigasi, rumah deret mirip dengan yang dilakukan Sandyawan Sumardi di Bukit Duri agar rakyat miskin di desa di tengah padang pasir itu mampu secara mandiri mengentaskan diri dari kubangan kesengsaraan.
Tanpa terasa, Artaban menghabiskan waktu di desa kumuh tersebut sampai lupa dengan tujuan mencari bayi Jesus Kristus. Puluhan tahun kemudian, Artaban yang sudah manula mendengar berita lewat medmul (media mulut ke mulut) bahwa Jesus Kristus ditangkap atas berbagai tuduhan termasuk tuduhan makar di Yesusalem. Artaban sudah kehabisan bekal permata demi membiayai pembinaan desa kumuh di tengah padang pasir, kecuali satu yang tersisa yaitu berlian 20 karat yang sejak semula memang direncanakan akan dipersembahkan ke bayi Jesus Kristus. Maka Artaban bergegas ke Yerusalem untuk untuk menyerahkan berlian 20 karat kepada Jesus Kristus yang sangat dicintai secara batiniah meski belum pernah berjumpa secara ragawiah.
Ketika melihat Jesus Kristus sudah dipaku di tiang salib di bukit Golgotha, Artaban bergegas berupaya mendekati tiang salib untuk menyerahkan berlian 20 karat kepada Jesus Kristus. Mendadak Artaban melihat seorang perempuan sedang menangis akibat ketakutan akan diperkosa oleh serdadu Romawi yang pada masa itu memang banyak berkeliaran di Jerusalem yang memang sedang dijajah Romawi. Terpaksa Artaban menyuap sang serdadu TNR (Tentara Nasional Romawi) dengan berlian 20 karat agar membatalkan rencana memerkosa sang perempuan malang.
Karena merasa malu tidak memiliki apapun untuk dipersembahkan kepada Jesus Kristus, Artaban putus asa dan batinnya sedemikian terpukul sehingga tubuh renta dimakan usianya lemah-lunglai lalu tersungkur jatuh demi siap meninggalkan dunia fana. Mendadak Artaban mendengar suara di lubuk sanubarinya "Janganlah sedih, Artaban. engkau telah berulang kali berjumpa dengan aku".
Lalu tampil di lubuk sanubari tampil sang korban perampokan di tengah padang pasir yang ditolong Artaban, ibu dan bayinya yang diselamatkan Artaban di Bethlehem, serta segenap rakyat miskin di desa kumuh yang dibina Artaban, disertai sabda Jesus Kristus "Mereka semua itu adalah Aku!".
Artaban menghembuskan nafas terakhir dengan rasa bahagia setelah sadar bahwa ternyata telah berulang kali berjumpa Jesus Kristus pada saat dirinya mempersembahkan kasih-sayang kepada sesama manusia.
Selamat Hari Natal. [***]
*Penulis adalah pembelajar makna kasih-sayang
BERITA TERKAIT: