Di antara dalal-dalil agama yang penting unÂtuk dicerna ialah sebagai berikut: "Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah menciptakan langit dan bumi dan berlainan bahasamu dan warna kulitmu. Sesungguhnya pada yang deÂmikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi orang-orang yang mengetahui" (Q.S. al- Rum/30: 22). Ayat lain dikatakan: Lakum dinuÂkum wa liyadin (Untukmu agamamu dan unÂtukku agamaku). Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaÂya kamu saling kenal mengenal. SesungguhÂnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa di antara kamu. (Q.S. A-Hujurat/49:13). Dalam ayat lain ditegaskan lagi: Dan jikalau Tuhanmu menghendaki, tentulah beriman semua orang yang di muka bumi seluruhnya. Maka apakÂah kamu (hendak) memaksa manusia supaya mereka menjadi orang-orang yang beriman seÂmuanya? (Q.S. Yunus/10:99). Sesungguhnya kamu tidak akan dapat memberi petunjuk kepaÂda orang yang kamu kasihi, tetapi Allah memÂberi petunjuk kepada orang yang dikehendaki- Nya, (Q.S. al-Qashash/28:56).
Pluralisme dalam pandangan ulama tasawuf juga mencerminkan nama-nama indah Tuhan (al-Asma' al-husna'). Dalam 99 nama di dalamÂnya terdapat sejumlah nama-namanya yang berbeda satu sama lain. Di antara nama-nama tersebut ada yang kontradiktif satu sama lain. Ada Yang Maha Awal (al-Awwal) tetapi ada Yang Maha Akhir (al-Akhir), ada Yang Maha Dhair (al-Dhahir), ada Yang maha MenghidupÂkan (al-Hayy) dan ada Yang Maha Mematikan (al-Mumit). Ada Yang Maha Pemberi Petunjuk (al-Hadi) dan ada Yang Maha Membingunkan (al-Mudhil), dan ada Yang Maha Lahiria (al-DhaÂhir) dan ada Yang Maha Mematikan (al-Mumit), dan seterusnya. Makhluknya juga berbed-beda satu sama lain. Meskipun berbeda-beda tetapi keseluruhan nama-nama tersebut tetap di bawah bingkai Lafz al-Jalalah, ALLAH. Dalam kehidupan kita di level bawah juga ada BhinÂneka Tunggal Ika yang maknanya menyerupai konsep Al-Asma’ al-Husna.
Di dalam ayat lain Allah Swt lebih tegas meÂnekankan bahwa perbedaan setiap umat suÂdah dirancang sedemikian rupa: "Untuk tiap-tiap umat di antara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah menghÂendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji kamu terÂhadap pemberian-Nya kepadamu, maka berÂlomba-lombalah berbuat kebajikan" (Q.S. al-Maidah/5:48). Dalam ayat lain Allah Swt memberikan suatu pernyataan indah: "JanganÂlah kamu (bersama-sama) masuk dari satu pinÂtu gerbang, dan masuklah dari pintu-pintu gerÂbang yang berlain-lain". (Q.S. Yusuf/12:67).
Selain ayat-ayat tersebut di atas, terdapat juga sejumlah hadis dan pengalaman Nabi MuÂhammad Saw. Di antaranya yang sangat penting ialah Nabi sangat respek terhadap tokoh-tokoh agama lain. Nabi sering dikunjungi tokoh lintas agama di rumahnya (Raudhah) dan ia sendiri langsung menjamu mereka di masjidÂnya. Nabi juga selalu mewanti-wanti kepada para prajuritnya sebelum berangkat ke medan perang agar jangan mengganggu anak-anak, kaum perempuan, dan penghuni non-muslim tetapi kooperatif dengan umat Islam.