WAWANCARA

Muliaman D Hadad: Kita Harus Jalan Sama-sama, Bank Jangan Dibiarkan Ketinggalan

Selasa, 08 November 2016, 08:05 WIB
Muliaman D Hadad: Kita Harus Jalan Sama-sama, Bank Jangan Dibiarkan Ketinggalan
Muliaman D Hadad/Net
rmol news logo Muliaman D Hadad mengakui bahwa penyaluran kredit di sektor riil, khususnya untuk sektor kelautan dan perikanan masih kecil. Padahal, menurutnya, potensi ekonomi di sektor ini cukup besar.

Sejauhini, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mencatat, penyaluran kredit untuk sektor tersebut per Agustus 2016 baru menembus angka Rp 22,5 triliun. Untuk meningkatkannya, menurut Muliaman perlu terobo­san cepat yang mengakomodir prinsip win-win solution, untuk menarik minat perbankan.

"Perlu kita desain model nya. Harus ada ekosistem dia. Begitu ada ekosistem itu, bank pasti semangat dia," katanya. Berikut penuturan Ketua Dewan Komisioner OJK selengkap­nya;

Kredit yang disalurkan un­tuk sektor kelautan kok masih kecil sekali?

Total kredit kan Rp 4.000 triliun ya, dibagi aja Rp 22,5 triliun itu dibagi empat ribu, masih kecil sekali.

Lalu bagaimana caranya untuk meningkatkan aliran modal pada sektor ini?
Jadi menurut saya masih bi­sa untuk dikembangkan. Kita harusbekerja sama karena kalau teman-teman jalan sendiri dan bank dibiarin ketinggalan ya enggak maju juga, jadi kita harus jalan sama-sama.

Maksudnya?

Sama-sama jaga semangat un­tuk itu saling win-win gitu. Kan gak ada juga yang mau win-lose gitu kan. Jadi harus landasan itu, maka saya sarankan kita akan mempercepat. Tadi saya dapat informasi sudah mulai katanya pegawai bank, sudah mulai dididik, ini kan cuma satu dua bank.

Kita pengen lebih banyak SDM (Sumber Daya Manusia) yang lebih paham. Mungkinkan melalui kadin kita bisa melibat­kan bank lebih banyak, yang sudah tadinya bank BRI, nanti kita tambah dengan bank-bank yang lain ya.

Bagaimana bentuk win-win solution itu?
Ya perlu kita desain modelnya. Harus ada ekosistem dia. Begitu ada ekosistem itu, bank pasti semangat dia.

Contohnya seperti apa itu?

Misalnya begini, saya ambil contoh nelayan, sudah ada yang jamin ya, biasanya siapa yang akan beli (ikan), kemudian sudah ada asuransi, kemudian bank merasa oh ini sudah serius betul ini, kalau sudah seperti itu gampang.

Sudah banyak masyarakat yang tahu?

Ya soal pengetahuan saja, dan persoalan momentum ini harus kita sosialisasi lagi. Sekarang kita sudah buat asuransi-asuransi terobosan, kita sudah buat asur­ansi ternak sapi-sapi sekarang bisa diasuransikan.

Kemudian bukti kepemilikan sapi itu bisa menjadi hak guna, termasuk asuransi sawah, padi ya satu juta hektar gitu, satu hektar enam juta dan lain seba­gainya. Itu sudah juga dilakukan. Jadi semua perlu ada pemikiran terobosan-terobosan, kalau bukan gitu, nggak maju-maju kalau menurut saya. Memang nggak bisa sendiri-sendiri harus bareng-bareng, kalau nggak repot.

Kemampuan perbankan sejauh ini bagaimana?

Ya harus saling menyesuaikan. Karena kan industri keuangan gak bisa sembarangan juga. Karena duit bukan duit dia kan. Duit kitayang kita simpan, duit kita hilang kan repot juga. Jadi harus sikapnya kemitraan dan menyadari bahwa semua tidak boleh ada yang macet, tidak boleh ada yang rugi.

Aturannya?
Kalau masalah aturan ng­gak rumit lah, karena aturan kita yang buat, kalau menurut saya bisa kita buat lebih mudah. Intinya bahwa itu terbuka bukan untuk dimanfaatkan ya, sehingga kita sosialisasikan saja. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA