Menteri Luar Negeri (Menlu), Retno Marsudi mengucapÂkan terima kasih kepada semua pihak yang telah bekerja sama, membebaskan 26 anak buah kaÂpal Naham 3 yang disandera seÂjak Maret 2012 lalu. Pemerintah Indonesia berkoordinasi negara-negara yang warganya juga disÂandera, dengan LSM, organisasi internasional, dan Perserikatan Bangsaâ€"Bangsa (PBB).
"Empat tahun proses yang tidak pendek. Kami terus bekerja sama dengan negara Kamboja, Vietnam, Taiwan, dan China yang ABK-nya juga disandera. Selain itu kami juga bekerja sama dengan LSM-LSM interÂnasional serta PBB," ujarnya di Kantor Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Jakarta Pusat.
Secara khusus Retno mengucapkan terimakasih kepada Badan Intelijen Negara (BIN). Namun dia tidak memaparkan lebih jauh peran BIN dalam operasi pembebasan tersebut.
Empat sandera tersebut berÂnama Sudirman, Supardi, Adi Manurung, dan Elson Pesireron. Mereka merupakan bagian dari 26 sandera yang dibebaskan setelah mengalami pembajakan pada 26 Maret 2012 di perairan Seychelles. Mereka bekerja di kapal Naham 3, yaitu kapal ikan Taiwan yang dioperasikan oleh perusahaan Oman. Berikut wawancara selengkapnya:
Bagaimana kondisi keempat WNI tersebut?Alhamdulillah sehat. Saya telah berbicara langsung dengan salah satu dari empat sandera tersebut, yaitu Bapak Sudirman pada pukul 21.45 WIB. Kami berbincang selama 15 menit setelah mereka mendarat di Bandara Nairobi.
Apakah mereka akan langsung dipulangkan ke Indonesia?Tidak. Mereka harus menÂjalani pemeriksaan kesehatan terlebih dahulu. Pemeriksaannya sudah dimulai kemarin. Mereka harus melewati beberapa hari masa pemulihan sebelum dipuÂlangkan ke Indonesia.
Para keluarga korban apakahsudah diberitahu?Sudah. Malam kemarin juga, setelah keempat sandera menÂdarat di Nairobi, pihak keluarga langsung kami diberitahukan. Bagaimanapun kan selama ini kami juga selalu berkomunikasi dengan keluarga mereka.
Memang kapan para sandera ini tiba di Nairobi?Pada Minggu tanggal 23, sekiÂtar pukul 21.00 WIB, keempat sandera bersama dengan 22 sandera lainnya telah mendarat di Bandara Nairobi. Selain dari Indonesia, ABK yang bebas tersebut berasal dari Filipina, Kamboja, Thailand, Tiongkok dan Vietnam. Dubes RIN airobi dan Tim Kemlu yang diketuai oleh Dir PWNI/BHImenyambut mereka ketika tiba. Sebab tim kami telah berada di Nairobi sehari sebelum ketibaan sandera di Nairobi.
Kalau tidak salah, yang disandera ada 5 orang (WNI), satu lagi ke mana?Betul. Satu orang WNIitu meninggal dunia karena sakit malaria. Jadi korban meningÂgal itu ada tiga orang. Pertama Kapten Kapal meninggal saat terjadinya pembajakan pada 26 Maret 2012. Sementara dua sandera meninggal karena sakit pada tahun 2014. Dari dua yang meninggal tersebut, salah saÂtunya adalah WNIatas nama Nasirin asal Cirebon.
Bisa diterangkan sedikit bagaimana kronologis pemÂbebasan sandera ini?Begini, lokasi pembajakan kapal tersebut kan di sebuah perairan tepatnya 114 km sebelah selatan dari kepulauan Seychelles. Kemudian, para sandera dibawa ke lokasi penyanderaan pertama, yakni di kota kecil yang berÂnama Hobyo tepatnya 511 km dari Mogadishu, Ibu Kota Somalia.
Setelah disekap di Hobyo, mereka kemudian dipindahkan ke tempat penyanderaan kedua di Budbud yang terletak 287 km dari Mogadishu. Selama hampir lima tahun, para sandera hidup di sana, terombang-ambing di tempat yang asing dan jauh dari keluarga. Nah, dari tempat penyanderaan kedua ini dimulaiÂlah proses pembebasan sampai berhasil.
Setelah berhasil?Setelah upaya negosiasi akhÂirnya berhasil, para sandera keÂmudian dibebaskan dengan moÂbil yang dikendarai ke Galkayo Town, 689 km dari Mogadishu. Inilah safe house pertama setelah mereka dibebaskan.
Apakah ada sejumlah dana yang harus dibayar untuk membebaskan keempat sandÂera tersebut?Tidak ada pembayaran tebuÂsan bagi para sandera. Semuanya diselesaikan melalui upaya neÂgosiasi yang panjang. Setiap tahapnya ini, ada berbagai macam hal yang dilaksanakan. Sikap Indonesia selalu tegas, tidak akan pernah membayarkan tebuÂsan bagi pemberontak. ***
BERITA TERKAIT: