Terkait kasus penyanderaan di Filipina kabar terbaru menyebutÂkan dua orang dari 11 WNI yang disandera kelompok Abu Sayyaf berhasil kabur. Kedua WNIitu adalah; Muhammad Sofyan dan Ismail. Keduanya merupakan Anak Buah Kapal (ABK) tunda TB. Charles yang diculik Abu Sayyaf pada 20 Juni lalu.
Saat ditemui di Jakarta, Menteri Retno memastikan, kondisi keduanya dalam keadaan baik saat dibebaskan. Saat ini, kata Retno, pihaknya sedang memÂpersiapkan proses pemulangan kedua ABK tersebut. "Tadi pagi (kemarin) saya sudah berbicara dengan Dubes RIdi Manila. Sejak kemarin sandera yang berhasil bebas sudah berada di Zambuanga dan dalam keadaan sehat. Dubes sudah bertemu denÂgan mereka dan kondisinya sehat. Proses pemulangan sedang diperÂsiapkan," ucap Retno. Berikut ini petikan wawancaranya;
Dua sandera WNI justru berhasil kabur meloloskan diri dari penyanderaan Abu Sayyaf, tanpa melalui upaya pemerinÂtah. Sebenarnya sejauh ini apa sih kerja pemerintah untuk membebaskan mereka? Untuk kasus penyanderaan dari waktu ke waktu terus diupayaÂkan untuk diselesaikan secara bersama dalam satu crisis center di Kemenkopolhukam. Di mana beberapa pihak terkait seperti Menhan, Menlu, Panglima TNI, Kepala BIN, melakukan kordiÂnasi dalam rangka menyelematÂkan warga negara kita dari sanÂdera. Dan dari waktu ke waktu, bahwa keselamatan para sandera menjadi acuan utama dan pemerÂintah bekerja seoptimal mungkin untuk membebaskan mereka. Mohon doa restu kepada seluruh bangsa Indonesia supaya upaya ini membuahkan hasil .
Setelah berhasil meloloskan diri, lantas kapan pemerintah akan memulangkan mereka ke Indonesia?Kita masih mempersiapkan Dubes kita di Manila sudah beÂrada di Zamboanga. Saya sudah berbicara dari waktu ke waktu kita sudah persiapkan kepulanÂgan mereka.
Kapan kira-kira tepatnya?Jadi setelah semua beres dan informasi yang diperlukan sudah kita dapatkan maka kedua sauÂdara kita itu dapat kita pulangÂkan ke Indonesia.
Lantas nasib sandera yang lainnya bagaimana?Kita belum bisa sampaikan saat ini. Kita masih harus bekerja keras. Kita mohon doa dari bangsa Indonesia agar upaya keras pemerintah dapat memÂbuahkan hasil yang baik. Ini buÂkan pekerjaan mudah, tapi sanÂgat kompleks dan pelik. Namun yang saya perlu tekankan adalah, pemerintah terus berupaya lakuÂkan pembebasan ini.
Saat ini pemerintah Filipina dengan kelompok Abu Sayyaf sedang memberlakukan genÂcatan senjata. Apakah situasi itu tidak bisa dimanfaatkan untuk membebaskan para WNI?Kita lihat situasi lapangan dari waktu ke waktu. Saya mendapat laporan situasi terus dinamis dari waktu ke waktu dari jam ke jam terus berubah.
Memangnya seperti apa koordinasi pemerintah dengan Filipina sih? Kami terus memantau. Kami juga melakukan koordinasi terus menerus dengan otoritas yang ada di Filipina. Pada tanggal 17lalu saat kemerdekaan, dalam waktu satu hari itu saya melakukan koÂmunikasi sangat intensif dengan pemerintah dan Menlu Filipina. Kami ingin menjelaskan bahwa pemerintah bekerja.
Selain di Filipina, beberapa WNI saat ini juga tersandung masalah di Turki karena diÂduga terlibat upaya kudeta di Turki beberapa waktu lalu. Saat ini perkembangannya seperti apa?Kami sedang menggunakan akses kekonsuleran. Dan hal itu sudah diberikan oleh Direktur Perlindungan WNI. Tapi intinya, mekanisme proteksi langsung berjalan begitu ada berita terseÂbut dan sedang meminta akses konsuler untuk bertemu mereka. Kemenlu juga sudah panggil dubes di Jakarta dan memintaÂkan perhatian.
Kabarnya banyak pelajar WNI lainnya yang masuk dafÂtar bakal disidik pemerintah Turki. Benar begitu?Banyak pelajar Indonesia yang masih ada di Turki dan meminta perlindungan pemerintah. Hal yg sama juga dilakukan Kedubes kita di Ankara (Turki), yang telah melakukan pertemuan baik denÂgan pihak kepolisian Kota Bursa dengan Kemenlu, dan otoritas lain. Kota Bursa tidak dekat denganAnkara maupun Istanbul. Kita juga sudah mengirimkan satu tim yang ada di Bursa untuk mendaÂpatkan akses kekonsuleran. ***
BERITA TERKAIT: