WAWANCARA

BRA Mooryati Soedibyo: Kharisma Harga Diri Bangsa Dan Semangat Nasionalisme Sangat Terasa

Minggu, 21 Agustus 2016, 09:35 WIB
BRA Mooryati Soedibyo: Kharisma Harga Diri Bangsa Dan Semangat Nasionalisme Sangat Terasa
BRA Mooryati Soedibyo/Net
rmol news logo Cucu Sri Susuhunan Pakoe Boewono X Keraton Sura­karta ini merasakan nuansa yang sangat berbeda saat menghadiri upacara bendera menyambut Hari Ulang Tahun Kemerdekaan RIke-71 pada Rabu (17/8) lalu di Istana Kepresidenan. Dia merasakan, aroma kharisma harga diri bangsa yang merdeka dari seluruh rangka­ian acara unik yang digelar dalam prosesi upacara yang dipimpin langsung Presiden Jokowi itu.

Dalam rangkaian acara terse­but, Bu Moor- sapaan akrab Mooryati Soedibyo, diganjar tanda kehormatan Bintang Mahaputera Adipradana dari negara sebagai sosok inspirator pembangunan di masyarakat. Kepada Rakyat Merdeka, Bu Moor membagi kebahagian dan pengalamannya mengikuti prosesi acara di Istana Merdeka. Berikut penjelasan Bu Moor selengkapnya;

Bagaimana perasaan Anda menjadi salah satu tamu un­dangan di Istana Negara saat peringatan HUT Kemerdekaan lalu?
Saya merasa bersyukur dan bahagia menyaksikan acara Peringatan HUT 17 Agustus yang ke 71. Di acara itu saya merasakan kharisma semangat kebangsaan berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.

Memangnya apa perbedaan dengan tahun-tahun yang lalu?
Peringatan hari ulang tahun kemerdekaan tahun ini mem­berikan kharisma harga diri yang kuat sebagai bangsa yang merdeka, memberikan nilai se­mangat nasionalisme yang ber­basis budaya dan rasa cinta tanah air. Rasa perbedaan ini juga yang disampaikan oleh Protokol Istana bahwa bapak-bapak, ibu-ibu hadirin yang menyaksikan pengibaran bendera merah putih diharap berdiri sambil melaku­kan gerakan hormat. Kemajuan dunia dan perubahan zaman di segala bidang menyadarkan kita untuk berubah, apapun yang dilakukan dan ditingkatkan demi kemajuan Bangsa sesuai ke­mampuan kita masing-masing.

Menurut Anda, seremonial peringatan HUT RI saat ini memang masih bermanfaat untuk masyarakat?
Sangat-sangat bermanfaat. Dan memaknai peringatan HUT ke-71 tahun itu bisa dilihat ditandai oleh cinta tanah air suasana dalam berbagai acara bidang dari masyarakat luas dari pusat sampai daerah yang mencintai lingkungan hidup dan hasil produksi dalam negeri sendiri berdasarkan kearifan bu­daya bangsa yang mandiri dalam membangun kemajuan dan kesejahteraan Bangsa Indonesia.

Di acara itu Presiden Jokowi menyampaikan pidato kenega­raan. Penilaian Anda terhadap pidato itu seperti apa?
Bapak Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo me­nyampaikan peringatan hari ulang tahun kemerdekaan ta­hun ini dengan menyampaikan nilai semangat nasionalisme yang kuat yang berbasis budaya bangsa dan rasa cinta tanah air. Revolusi mental yang sering dikatakan Bapak Jokowi itu sesungguhnya revolusi budaya. Marilah kita hidupkan lagi nilai budaya terbaik bangsa Indonesia, seperti gotong royong, kebhine­kaan atau keberagaman, keruku­nan, tepa selira atau toleransi di antara kita.

Memangnya konsep revolusi mental yang dibawa Presiden Jokowi saat ini masih relevan?
Sangat-sangat relevan. Filosofi dari revolusi mental memiliki makna yang bermanfaat. Kita merasa bangga timbul kesa­daran rasa kebersamaan, hal ini terlihat pada kegiatan-kegiatan masyarakat dan organisasi-or­ganisasi di bulan Agustus 2016, rasa dan semangat kemerde­kaan di Jakarta dan ke berbagai daerah. Perubahan zaman yang terus berubah, ternyata mem­berikan kita sarana berbuat dan bersikap beda. Kita menyadari Ibu Pertiwi memberikan segala-galanya yang kita miliki. Tanah air yang memiliki kekayaan sumber daya alam yang terbesar nomor dua di dunia. Kekayaan lain adalah luasnya kelautan kita yang kita miliki. Kekayaan sumber energi hasil tambang batu bara, timah, tembaga, kekayaan kehutanan, pertanian dan lain-lain yang berguna bagi pemban­gunan dan kesejahteraan bangsa. Pada acara di Istana Negara diperagakan berbagai kegiatan seni budaya bersama dari daerah. Terbukti bahwa daerah-daerah sudah begitu berkembang dan masyarakat sudah meningkat­kan kemampuannya di bidang usaha.

Contoh peningkatan kemam­puan usahanya seperti apa?
Suatu contoh menciptakan bahan yang terbuang menjadikan produk yang dapat memiliki nilai tambah. Budaya kebersamaan kerja secara gotong royong da­lam kelompok-kelompok sudah mandiri dalam menjaga keaman­an dan kebersihan desa bersama. Kegiatan-kegiatan ekonomi berkembang seperti yang dilaku­kan oleh perusahaan yang ber­basis produk nasional dan pasar UKM, di bidang keterampilan. Antara lain makanan khas daerah dengan segala kreasi-kreasinya. Kerajinan-kerajinan yang terbuat dari bahan-bahan yang terbuang seperti daun-daun kering, plastik yang tidak terpakai disulap men­jadi tas wanita, kotak perhiasan atau tissue, keranjang, kipas dan lain-lain. Kegiatan-kegiatan anak-anak dengan berbagai permainan-permainan tradisional, berbagai kompetisi olahraga generasi muda, sekarang di daerah-daerah terlihat sangat maju. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA