WAWANCARA

Sjafrie Sjamsoeddin: Pemimpin Harus Berikan Contoh Yang Baik, Jangan Saling Mencela Satu Sama Lain

Sabtu, 13 Agustus 2016, 09:13 WIB
Sjafrie Sjamsoeddin: Pemimpin Harus Berikan Contoh Yang Baik, Jangan Saling Mencela Satu Sama Lain
Sjafrie Sjamsoeddin/Net
rmol news logo Sejak deklarasi kesiapannya maju dalam pemilihan gu­bernur (pilgub) DKI Jakarta, bekas Wakil Menteri Per­tahanan Sjafrie Sjamsoeddin semakin aktif bersosialisasi ke masyarakat. Kemarin, dia melakukan shalat Jumat bersama warga Kampung Melayu, Jakarta Timur.

Belumjelas partai apa yang akan mengusung jenderal pur­nawirawan ini. Saat ditemui usai shalat, Sjafrie enggan be­randai-andai mengenai partai politik yang akan mengusung­nya pada pilgub mendatang. Katanya, dia terbuka bagi tiap partai yang akan melakukan penjaringan. "Saya bertugas untuk membangun kepercayaan dari masyarakat. Nantinya mere­ka-lah yang mempunyai amanah dalam pemilihan yang akan datang," jelas Sjafrie. Berikut ini petikan wawancara dengan bekas Pangdam Jaya itu.

Sejak resmi deklarasi, Anda semakin sering turun ke masyarakat?
Masyarakat yang seperti ini yang memerlukan perhatian khusus kita bagaimana masyarakat itu bisa mendapatkan tempat yang layak.

Apakah hal itu sudah diper­hatikan pemerintah DKI saat ini?
Ya itu sudah diperhatikan oleh pemerintah yang sekarang. Tetapi saya kira kita tidak boleh berhenti. Bahwa pembangunan harus merata di semua segmen-segmen sosial, baik kelas atas, menengah maupun bawah. Ini adalah satu observasi kema­nusiaan yang menempatkan masyarakat dalam suasana yang beradab.

Apakah ini salah satu ben­tuk kesiapan Anda sebagai bakal calon gubernur?
Saya memang sejak tanggal 5 Juli lalu secara personal menya­takan kesiapan saya. Dan semua saya serahkan kepada otoritas partai politik untuk menentukan kriteria yang mana. Apakah kriteria itu ada pada saya atau tidak.

Anda pernah menyebut bahwa Prabowo-lah salah satu yang "membangunkan" Anda hingga mau maju da­lam kontestasi pilgub, namun kenyataannya Partai Gerindra justru mengusung Sandiaga Uno?

Saya tidak kasih komentar soal itu.

Lantas partai mana yang kira-kira bakal jadi "kend­araan" Anda?
Sekarang justru terbuka bagi partai yang melaksanakan obser­vasi terhadap calonnya, sesuai dengan kriteria. Saya bertugas untuk membangun kepercayaan dari masyarakat. Nantinya mereka-lah yang mempunyai amanah dalam pemilihan yang akan datang.

Bisa sebut nama partain­ya?
Saya kira juga semua partai terbuka, dan saya siap berinter­aksi dengan semua partai sesuai dengan aturan yang ditentukan mereka.

Sudah ada yang mengusung secara resmi?
Ya itu dia, saya masih terbuka untuk semua itu.

Kabarnya Anda masuk da­lam penjaringan PDIP?
Saya tidak bisa berandai-andai. Hanya yang menjadi perhatian kita, saya harus bisa menjadi bagian dari kepentingan masyarakat.

Dan tentunya saya harus siap apabila partai itu menyatakan suatu prosedur. Kita harapkan partai itu solid, bersama-sama dan tentunya sebagai obyek mempunyai kewajiban moral untuk mengikuti aturan yang berlaku di lingkungan partai itu sendiri.

Itu adalah prinsip saya, bahwa saya selalu menjaga dan meng­hormati ideologi partai. Saya juga menjaga prinsip-prinsip yang diberlakukan oleh partai. Dan tentunya itu dilakukan se­cara bersama-sama, tentu saja itu kemajuan besar dalam sistem perpolitikan kita.

Banyak nama saat ini dis­ebut akan ikut berkompetisi di pilgub DKI, termasuk Walikota Surabaya Tri Rismaharini?
Kita tidak boleh berandai-andai. Semua warga negara mempunyai hak yang sama dalam melaksanakan hak politik. Yang kedua, kita tidak boleh membiarkan pemimpin saling mencela satu sama lain.

Yang Anda maksud celaan Ahok atas kepemimpinan Risma di Surabaya?
Pemimpin itu adalah panu­tan masyarakat. Karena itu baik-baiklah sesama pemimpin agar masyarakat menjadi nya­man. Sekali lagi saya kata­kan, pemimpin harus memberi­kan contoh yang baik kepada masyarakat.

Jangan pemimpin justru saling mencela satu sama lain. Tidak ada manusia yang sempurna. Bahkan pemimpin, tidak ada pemimpin yang sempurna. Tapi carilah pemimpin yang diper­caya rakyat.

Pandangan Anda, celaan Ahok itu apakah karena takut Risma maju ke Jakarta?
Saya tidak bisa menilai siapa pun. Itu tidak baik. Lebih baik kita melakukan hal-hal yang ber­guna bagi masyarakat daripada membicarakan antara personal dengan personal. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA