Dalam dunia biologi, setiap pasangan memÂpunyai hubungan fungsional, laki-laki dan perempuan, jantan dan betina, masing-masÂing mempunyai ketergantungan antara satu dengan yang lainnya. Demikian pula makhluk-makhluk alam lainnya. Untuk menyatakan adanya siang diperlukan adanya malam, sulit dimengerti adanya sinar terang tanpa adanya kegelapan, musim dingin baru dapat dimengerti setelah adanya musim panas. Seseorang tidak akan pernah memahami secara mendalam arti sebuah kesehatan jika tidak pernah sakit.
Perkawinan tingkat tinggi digambarkan oleh Ibnu 'Arabi, yaitu ketika mengomentari Q.S. al- Qalam/68:1: Nun Demi kalam dan apa yang mereka tulis. Pena (wa al-qalam) digambarkan sebagai suami, laki-laki, akal karena memiliki sifat-sifat maskulin dan lembaran (wa ma yastÂhurun) sebagai istri, perempuan, jiwa, karena memiliki sifat-sifat feminin. Sang Pena (suami) menorehkan tintanya ke dalam lembaran (istri) sebagai pertanda terjadinya perkawinan maka lahirlah alam raya, yang semula dalam bentuk sebuah titik lalu dari titik itu mengalirlah berbÂagai macam ciptaan. Ini dihubungkan dengan hadis yang mengatakan bahwa asal usul segaÂla ciptaan berasal dari titik di bawah huruf ba pada kata Bismillah.
"Suatu perkawinan supra indrawi yang masuk akal terjadi antara Pena dan Lembaran itu, dan suatu jejak indrawi yang dapat dilihat, … jejak yang tersimpan di dalam lembaran itu ialah seperti air mani yang dikeluarkan dan diÂmasukkan ke dalam rahim perempuan". Makna-makna yang disimpan di dalam huruf-huruf lanÂgit yang menjadi terwujud dari tulisan itu adalah seperti roh-roh dari anak-anak yang tersimpan di dalam badan-badan mereka.
Bagi makhluk makrokosmos, pena adaÂlah ayah dan ibunya adalah lembaran. Bagi makhluk mikrokosmos (manusia), Adam adaÂlah ayah dan ibunya adalah Hawa. Dengan deÂmikian, menurut Ibnu ‘Arabi, pena adalah Adam rohani dan lembaran adalah Hawa rohani daÂlam kehidupan kosmos. Perkawinan menurut Ibnu 'Arabi merupakan kekuatan reproduksi universal yang terdapat di dalam setiap tingÂkat eksistensi. Rangkaian proses itu bagian dari proses perkawinan, dalam arti terjadinya hubungan antarkomponen (jima'/coitus) yang selanjutnya melahirkan wujud-wujud lain. DaÂlam perkawinan tersebut terjadi proses yang satu memasuki yang lainnya (tawalluj) kemuÂdian terjadi prokreasi (tanasul) lalu terjadilah reproduksi (tawallud). Proses perkembangan makhluk makrokosmos ini sama dengan prosÂes reproduksi manusia sebagai makhluk mikÂrokosmos. ***