Pendidikan Itu Nomor Satu Dan Harus Direbut

 LAPORAN: <a href='https://rmol.id/about/ruslan-tambak-1'>RUSLAN TAMBAK</a>
LAPORAN: RUSLAN TAMBAK
  • Minggu, 26 Juni 2016, 12:56 WIB
Pendidikan Itu Nomor Satu Dan Harus Direbut
zulkifli hasan/net
rmol news logo . Ketua Umum DPP Partai Amanat Nasional (PAN) Zulkifli Hasan kembali mengingatkan agar umat muslim terus menjaga persatuan dan menjauhkan diri dari perbedaan yang tidak perlu. Hal itu perlu karena ada persoalan yang jauh lebih penting yang perlu dipikirkan bersama-sama demi kemajuan umat Islam kedepan.

"Janganlah kita gontok-gontokan terus antar kita. Marilah kita bangun kekuatan umat Islam dengan ilmu, ekonomi dan ikut terlibat secara aktif di kekuasaan," katanya dalam Safari Kebangsaan Merajut Kebhinekaan di Pondok Pesantren Baitul Muttaqin DPD LDII Kota Jakarta Barat, Cengkareng, Jakarta Barat, Minggu (26/6).

Ikut mendampingi Zulkifli antara lain Ketua DPW PAN DKI Jakarta Eko Hendro Purnomo, Ketua DPP PAN Azis Subekti dan Wakil Sekjen Soni Sumarsono dan Suherlan.

Pendidikan, lanjut Zulkifli yang juga Ketua MPR RI ini, wajib dilaksanakan bagaimana pun kondisi dan keadaan. Kalau pendidikan kalah dengan yang lain maka masyarakat Indonesia akan jadi pecudang. Kondisi ini tentu sangat memprihatinkan.

"Kita kirim orang ke Arab, China dan Malaysia semuanya jadi pembantu rumah tangga. Kondisi ini tidak boleh terus dibiarian. Pendidikan adalah nomor satu dan ini harus kita rebut," katanya dengan penuh harap.

Lebih lanjut, Zulkifli juga meminta agar umat Islam melupakan pertengkaran dan perbedaan. "Ekonomi harus mulai kita pelajari, agar anak-anak kita menjadi pengusaha yang tangguh. Kalau kita tidak  sungguh-sungguh belajar atau menjadi pengusaha-pengusaha yang tangguh maka kita akan semakin tertinggal," katanya mengingatkan.

Zulkifli menambahkan cukuplah mengeluh dan marah-marah dengan keadaan sekarang. Kedepan, jadilah orang Islam yang gagah. Kalau jadi dokter ya dokter yang hebat, dan kalau jadi pengusaha jadilah pengusaha yang hebat.

"Kalau tidak ya kita terus menerus jadi olok-olokan terus. Lupakan perbedaan dan cari persamaannya. Baru yang terakhir adalah kekuasaan. Tapi kalau ilmu tidak, ekonomi tidak dan kekuasaan juga tidak maka kita akan jadi pengikut terus," tukasnya.

Dari Pesantren LDII, acara dilanjutkan dengan mengunjungi pengrajin dodol milik Hj. Mamas di Jl. Condet Batu Ampar I Jakarta Timur kemudian mengunjungi Pengrajin Pusat Industri Kecil Jl. PIK Penggilingan Cakung Jakarta Timur. [rus]

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA