Meraih Ketenangan Batin (26)

Raihlah Derajat Muttaqun

 OLEH: <a href='https://rmol.id/about/nasaruddin-umar-5'>NASARUDDIN UMAR</a>
OLEH: NASARUDDIN UMAR
  • Kamis, 16 Juni 2016, 09:10 WIB
Raihlah Derajat Muttaqun
nasaruddin umar:net
SALAH satu puncak pencarian para salikin, pencari Tuhan, ialah meraih deraiat orang-orang bertaqwa (muttaqun). Orang-orang yang bertaqwa tidak hanya mendapatkan ketenangan batin di dunia tetapi juga mendapatkan kebahagiaan penuh di dunia dan di akhirat, sebagaima­na dijanjikan Allah Swt: "Sesungguhnya orang-orang yang bertakwa mendapat kemenangan, (yaitu) kebun-kebun dan buah anggur. (Q.S. al-Naba’/78:31-32). Taqwa merupakan puncak perjuangan seorang muslim, sebagaimana ditegaskan dalam Al-Qur'an: "Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebe­nar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam. (Q.S. Ali 'Imran/3:102).

Kata tqwa tidak ada terjemakannya di da­lam kamus Bahasa Indonesia sehingga kata itu langsung menjadi Bahasa Indonesia. Taqwa sesungguhnya kombinasi antara takut, segan, dan cinta. Taqwa tidak identik dengan takut, kar­ena Allah Swt tidak selamanya harus didekati dengan pendekatan takut, tetapi lebih dominan dengan pendekatan cinta. Bertaqwa kepada Al­lah tidak mesti hanya berarti takut kepada Tu­han tetapi mungkin juga berarti cinta dan res­pek kepada Tuhan.

Kalangan ulama tasawuf, seperti Imam Al-Ghazali membagi pengertian taqwa kepada tiga kete­gori, yaitu: Pertama, taqwa berarti takut, seperti firman Allah Swt:Waiyyaya farhabun (dan hanya kepadakulah kalian harus takut ). Kedua, taqwa bermakna taat, sesuai dengan firman Allah: It­taqullah Haqqa tuqatih, Ibnu Abbas menafsirkan­nya dengan athi'ullaha haqqa thuqatih. Ketiga, taqwa yang berarti tanzih al-qulub anidz dzunuub (membersihkan hati dari segala dosa), Makna taqwa yang ketiga inilah yang popular di dalam masyarakat Indonenesia. Pengosongan hati dari sifat tercela seperti itba' al-hawa (mengikuti hawa nafsu), ujub (membanggakan diri), Riyaa (pamer dalam ibadah) sum’ah (mendengar2kan amalan­nya), takabbur (sombong), thama’ (rakus), hasud (dengki), hiqd (dendam) dan hub al-dunya (cinta dunia berlebihan), kemudian menghiasinya den­gan sifat-sifat terpuji seperti syukur, ridha, sabar, qanaah (merasa cukup dengan pemberian Allah), zuhud, tawakkal, dan ikhlas merupakan wujud dari ketakwaan yang sebenarnya yang nantinya memancar melalui perkataan, perbuatan, dan kebijakan seseorang. Dalam Al-Qurán dikatakan:

"Barangsiapa yang bertaqwa kepada Allah nis­caya Dia akan mengadakan baginya jalan keluar. Dan memberinya rezkidari arah yang tidak disang­ka-sangkanya". (Q.S. al-Thalaq/65:2-3). Luar biasa ayat ini menggaransi mereka yang termasuk kate­gori orang-orang bertaqwa (muttaqun).

Tafsir tematik menghimpun sejumlah ayat dalam Al-Qur’an yang berbicara tentang taqwa. Setelah dianalisis maka disimpulkan bahwa orang-orang yang bertaqwa ialah orang-orang yang beriman kepada kepada yang gaib, mendi­rikan shalat, membelanjakan sebagian hartanya kepada fakir miskin, baik dalam keadaan long­gar maupun sempit, mampu mengendalikan diri, dan memberi maaf kepada orang lain.

Kalangan ulama menjelaskan kata taqwa singkatan dari Taubah, Qana'ah, Wara, dan Amanah. Taubah ialah mereka yang kembali ke jalan yang benar setelah menyadari kekeliruannya. Qana'ah ialah mereka yang merasa cukup terhadap apa yang Allah berikan kepadanya. Wara' ialah mere­ka yang memproteksi diri terhadap segala sumber dosa dan maksiyat. Amanah ialah orang yang bertanggung jawab terhadap plihan keputusan­nya, dalam arti tidak mengecewakan orang dan Tuhannya. Dalam dunia tasawuf dijelaskan taqwa sebagai kombinasi antara takut, segan dan cin­ta. Bagaikan seorang anak kecil terhadap orang tuanya. Ia pasti segan, takut, dan sekaligus cinta terhadap orang tuanya. Bertaqwa kepada Tuhan bukan berarti hanya segan dan takut tetapi juga cinta dan rindu terhadap Tuhannya. Para sufi me­nyadari bahwa Tuhan bukan Sosok Yang Maha Mengerikan tetapi Sosok Yang Maha Pencinta. Tuhan lebih tepat untuk dicintai ketimbang dita­kuti. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA