Tiga terduga teroris yang ditangkap dalam penggerebeÂkan seluruhnya merupakan reÂsidivis. PHP pernah dipenjara karena terlibat kasus narkoba. FN sempat mendekam di balik jeruji lantaran kasus kriminal, sedangkan JF dipenjara lantaran kasus terorisme. FN dan PHP mengenal gerakan radikalisme dan direkrut masuk dalam jarinÂgan teroris saat dipenjara.
Dari lokasi penggerebekan, Tim Densus 88 menyita bom rakitan, dua unit senapan laras panjang, senjata api rakitan lengÂkap dengan peluru tajam, sangkur, ponsel sebagai alat pemicu, serta bahan-bahan pembuat bom.
Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jenderal Badrodin Haiti yang dihubungi
Rakyat Merdeka mengungkapÂkan, jika tak berhasil dilumpuhÂkan jaringan teroris Surabaya ini berencana menebar bom berdaya ledak tinggi (
high explosives) di lima titik terpisah di Surabaya pada 17 Ramadhan atau 22 Juni mendatang. Sasaran mereka adaÂlah anggota Kepolisian. Berikut penjelasan Jenderal Badrodin;
Bagaimana sepak terjang para terduga teroris teroÂris yang baru ditangkap di Surabaya itu?Jadi, ketiga orang yang diÂtangkap saat penggerebekan itu adalah; Priyo Hadi Purnomo (PHP), BRN alias ustad Jeffy (JF) alias F, dan Ferry Novendi (FN). Sementara SL alias AB ditangkap dari hasil pengemÂbangan. Sebenarnya keberadaan mereka sudah terdeteksi sejak sebulan sebelum penangkapan. Kita sudah monitor keberadaan mereka. Sebelum saya berangkat ke Australia (tugas negara), saya kumpulkan Kadensus dan pasukan, saya sampaikan, bahwa di bulan Ramadhan ini kita jangan sampai kecolongan. Kalau suÂdah ada bukti, ya harus segera ditangkap.
Para terduga teroris ini kabarnya merupakan residiÂvis, benar begitu? Jadi PHP itu adalah warga Surabaya. Berusia 34 tahun. PHP ini pernah dua kali masuk penÂjara di LP Porong karena kasus penggelapan dan narkoba. Nah, di LP Porong ini dia direkrut oleh terpidana teroris Sibgotulloh dan Muhammad Sholeh. Sibgotulloh adalah pelaku peledakan bom di Cimanggis.
Dia adalah jaringan teroris di Kalimantan bersama Maman Abdurrahman. Dia pun terlibat dalam terorisme pada 2011-2012. Sibgotulloh kini ditahan setelah ditangkap di Malaysia ketika ia hendak berangkat ke Suriah. Nah, PHP sendiri sebelumnya juga sudah pernah dipindahkan ke LP Madiun dan diisolasi, seÂcara terpisah. Rupanya dia telah direkrut di LP Porong.
Selanjutnya...BRN alias Ustad Jeffy adaÂlah warga Malang. Berusia 27 tahun. BRN ini adalah pemain lama. Dia adalah penjaga ruÂmah milik Salim Mubarok alias Abu Jandal. Rumah ini dikelola Helmi Alamudi.
Rumah digunakan untuk meÂnampung istri dan anak kelompok teroris yang pergi ke Suriah. BRN ini juga merupakan residivis. Dia ini pernah masuk DPO (Daftar Pencarian Orang) oleh Polres Malang atas KDRT (Kekerasan Dalam Rumah Tangga), perÂampokan dan penganiayaan. Setelah bebas, dia sering berkoÂmunikasi dengan Abu Jandal yang berada di Suriah, lewat media jejaring sosial.
Sedangkan Ferry alias FN adalah warga Surabaya. Ferry ini banyak membuat situs-situs aliran keras berisi terorisme. Sementara SL alias AB yang ditangkap dari hasil pengemÂbangan perannya adalah pemilik rumah yang diduga dijadikan markas pembuatan bom.
Apa saja peran mereka?Tersangka PHP, berperan seÂbagai perekrut dua tersangka lainnya yakni; JF dan FN. Ketiga tersangka tadi juga berperan sebagai pembuat bom, penyedia bahan sekaligus sebagai eksekuÂtor nantinya. Sementara SL alias AB menyediakan tempat dalam pembuatan bom. SL ini sebelumÂnya, pada April 2016 lalu, pernah menaruh bom di bawah mobil polisi di Polsek Genteng. Namun karena dia lupa menghidupkan sakelar bom-nya ya tidak jadi meledak. Mereka semua adaÂlah pendukung ISIS yang akan melaksanakan amaliah berdasarÂkan perintah dari daulah.
Bagaimana ceritanya hingga PHP bisa merekrut JF dan FN?Jadi ceritanya setelah keluar dari penjara PHP ini banyak berÂhubungan dengan Bahrun Naim. Bahrun Naim adalah pria yang diyakini menjadi otak serangan bom Thamrin, Januari 2016. Bahrun saat ini berada di Suriah, menjadi salah satu petinggi ISIS. Mereka berkomunikasi lewat media jejaring social FaceBook. Nah, PHP ini diajari Bahrun Naim cara-cara merakit dan membuat bom. Juga bahan-bahan yang diperlukan membuat bom diajari lewat jejaring sosial itu.
Dan pada saat penangkapan terhadap mereka, Densus 88 menemukan 3 bom berdaya ledak tinggi atau
high explosive, 2 pucuk senjata laras panjang, satu pucuk pistol, dan sejumlah bahan-bahan kimia dan bahan-bahan untuk membuat peledak berdaya ledak tinggi.
Begitu mudahnya para reÂsidivis itu direkrut menjadi teroris. Bagaimana pola perekrutannya? Ya itu tadi, mereka direkrut di LP. Dan setelah keluar, masih menjalin komunikasi dengan para petinggi atau jaringannya di Suriah. Mereka diajari cara membuat bom, diajari cara mempergunakan senjata, juga dikasih tahu titik-titik serangan mana saja yang akan diserbu. Mereka juga terinspirasi dari seruan yang disampaikan juru bicara ISIS, Syaikh Abu Muhammad Al Adnani yang isinya mengajak jaringan teror di mana pun berada agar melakukan aksi teror di negÂaranya masing-masing. ***
BERITA TERKAIT: