Perpanjangan operasi miÂliter itu, dijelaskan Jenderal Badrodin, dilakukan untuk mempersempit ruang gerak kelompok Santoso. "Kemarin ada adu tembak lagi, dua orang anggota Santoso tewas. Jadi sekarang personel kelompok itu sudah kian menciut, palingtinggal sekitar 22 orang. Ini lagi ada kontak lagi tadi, belum tahu hasilnya," ujar Jenderal Badrodin mengungkap perkembangan terakhir Operasi Tinombala
Berikut petikan wawancara
Rakyat Merdeka dengan Kapolri Jenderal Badrodin Haiti melalui sambungan telepon.
Bagaimana perkembangan Operasi Tinombala di Poso sejauh ini?Tim kita terus melakukan pengejaran. Intensifitas ditingÂkatkan, beberapa kali terjadi kontak tembak menembak, dan dua orang lagi anggota Santoso tewas. Jumlah mereka kian kecil.
Kenapa sih meski sudah di-back up TNI kok sepertinya Polri tetap kesulitan menangÂkap Santoso? Menangkap itu kan tidak mudah. Emangnya mereka diamsaja dan kita datang lalu bisa langsung kita tangkap? Kan tidak. Mereka juga jumlahnya sudah dibagi dalam kelompok kecil, masuk ke hutan-hutan luas dan rimbun, berkeliaran di pegunungan. Itu tidak mudah. Mereka berpindah-pindah. Lagi pula, kalau ketemu kan tidak beÂgitu saja mau ditangkap, mereka melawan, menembak, kalau tidak hati-hati ya bisa-bisa kita yang tertembak.
Dengan diperpanjangÂnya Operasi Tinombala ini apakah Anda optimistis bisa menggulung semua kelompok Santoso?Kita selalu optimistis. Ya optimistis dong. Kalau tidak optimistis nggak mungkin kita kejar terus dan kian banyak mereka tertangkap dan tertemÂbak. Mereka kian terdesak kini. Terus kita kejar sampai dapat.
Tapi sepertinya Tim Operasi Tinombala terkesan mengulur-ulur waktu dalam melakukan pengejaran?Ini bukan mengulur-ulur, tetapi memang ruang gerak mereka sudah kian sempit. Tetapi sempit pun bukan berarti gampang, sebab hutan dan peÂgunungan di Poso yang menjadi tempat mereka bersembunyi dan berpindah-pindah itu adalah hutan yang lebat dan sulit. Luas juga hutan itu. Belum lagi, kalau mengejar mereka, mereka kan melawan dan menembaki. Jadi ya semua tantangan itu yang kita hadapi. Harus cermat dan hati-hati.
Sebenarnya apa strategi yang dilakukan untuk meÂnangkap mereka? Jadi sebenarnya, strategi saya, kenapa harus memperpanjang Operasi Tinombala, sebab kita harus menuntaskan semua. Kita tidak mau, kelompok Santoso ini malah seperti yang terjadi di Filipina Selatan. Mereka kian besar jumlahnya, kian banyak persenjataannya, kian luas jaringannya. Itu kita tidak mau terjadi kan.
Lalu...Semua jalur logistik dan orang-orang yang diduga bisa berÂgabung dan membantu Santoso dan kelompoknya diisolasi dan tidak bisa kontak. Kelompok Sanatoso ini harus kita tangkap sampai ke akar-akarnya. Karena itu, kita tidak mau lengah. Siap terus dan mengejar terus sampai titik di mana Santoso akan bisa bertahan.
Sebab, kalau kita tidak meÂnangkap dia, ya bisa-bisa kelompok ini makin tersebar dan makin besar nantinya. Dan kalau kejadiannya seperti Abu Sayyaf di Filipina Selatan itu, maka ke depan bisa makin sulit. Nah, itu yang kita tidak mau terjadi di sini.
Jadi, ya pengejaran dan intenÂsifitas pengejaran dan penutupan semua jalur terus dilakukan. Harus tuntas sampai ke akar-akarnya. ***
BERITA TERKAIT: