Kendati begitu dia mengatakan, komunisme akan tetap menjadi ideologi alternatif yang dimintai keÂtika masyarakat diliputi kemiskinan.
Oleh karenanya, dia berharap masyarakat tidak menghabiskan energi untuk isu-isu PKI. Berikut wawanÂcara
Rakyat Merdeka dengan Ilham Aidit;
Anda ingin nggak sih PKI itu bangkit lagi?Selama ada kemiskinan, paham komunisme pasti akan diminati dan menjadikan ini sebagai alternatif. Jadi itu hukum alam, bukan soal keinginan ada atau nggak. Itu alamiah. Mereka akan membenci kapitalisme, materiÂalisme dan lain sebagainya.
Jadi kalau ada dorongan dari kaÂlangan tertentu untuk menghidupÂkan kembali PKI, pemerintah tidak boleh melarang?Siapa... Nggak ada (manuver untuk menghidupkan kembali PKI). Saya jamin 100 persen.
Kenapa Anda begitu yakin ngÂgak ada?Saya tahu apa yang mereka bicaraÂkan sehari-hari, saya tahu apa yang mereka obrolin dan bisik-bisikan. Saya tahu semua. Tidak ada satu pun kalangan yang sedang berusaha menÂgajukan usulan kepada pemerintah untuk mengizinkan Partai Komunis Indonesia kembali lagi. Tunjuk hiÂdung, siapa... Satu orang saja boleh.
Jadi ada gejala apa dong di balik maraknya isu PKI?Jadi ini termasuk isu-isu yang dilempar itu. Bahwa ada anak-anak muda yang sama sekali nggak ada kaitannya dengan PKI kemudian tertarik memahami marxisme lagi itu pasti ada. Dan itu di dunia mana pun ada. Tapi saya nggak pernah bayangÂkan bahwa mereka akan membuat sebuah partai.
Jika melihat tren di sosial media dan atribut palu arit yang marak. Apa anda bisa juga memastikan bahwa itu omong kosong?Saya nggak yakin tuh mereka yang buat.
Jadi hanya unÂtuk memanaskan suasana maksud Anda?Iya. Jadi janganberpikir linear. Saya jamin itu justru dibuat oleh mereÂka-mereka yang anti komunis dengan cara membagikan cerita baru, cerita yang penuh rekayasa tentang bangkitnya komuÂnisme.
Apa keinginan Anda keÂtika melihat fenomena ini?Saya sangat mengharapÂkan pemerintah dan rakyat Indonesia itu tidak lagi menghabiskan energi untuk taÂkut pada munculnya komunisme danPartai Komunisme Indonesia. Tapi habiskanlah energi untuk hal-hal lain yang lebih konkret, yang menjadi ancaman negara ini. Berhentilah berpikir bahwa komuÂnisme akan menjadi ancaman nyata bangsa Indonesia.
Kenapa?Sudah usang itu.
Terkait proses rekonsiliasi, apa kira-kira sudah sesuai dengan yang diinginkan?Rekonsiliasi itu seyogyanya meÂmang harus dilakukan. Upaya pemerÂintah kan katanya sungguh-sungguh untuk melakukan itu. Lakukanlah terÂus upaya ini untuk memberi pelajaran kepada generasi berikutnya bahwa konflik itu tidak boleh berkepanÂjangan. Tidak boleh terus menerus. Karena kalau kasus 65 tidak dapat diselesaikan dengan baik, maka itu akan menjadi beban sejarah untuk generasi berikutnya. Kita harus pikir generasi mendatang, bukan hanya sekadar baik untuk masa sekarang tapi juga untuk generasi mendatang.
Melihat kondisi saat ini, kira-kira bisa dilaksanakan nggak rekonsiliasi itu?Makanya, maraknya kembali isu PKI dan komunisme ini itu betul-betul mengganggu agenda rekonsiliasi. Jadi memang ada orang-orang yang tidak mau terjadinya rekonsiliasi.
Barangkali ada sinyal-sinyal informal yang dikirimkan oleh pemerintah terkait hal itu?Kalau saya sih melihat pernyataan-pernyataan resmi pemerintah. Saya melihat masih ada upaya kuat dari peÂmerintah untuk menyelesaikan kasus 65 ini dengan cara yang baiklah. Yang non yudisial. Saya cuma ingin bilang, walaupun itu sulit tapi lakukanlah. Daripada sekadar membuat proses rekonsiliasi abal-abal gitu loh. Paling tidak rehabilitasi, kedua pemerintah harus mengakui bahwa peristiwa itu memang terjadi. ***
BERITA TERKAIT: