Tulisan ini sama sekali tidak bermaksud unÂtuk mereduksi atau mengecilkan peran ayat-ayat Alquran dan hadis Nabi, tetapi demi untuk menampilkan Islam sebagai Kitab Suci KemaÂnusiaan yang paralel dengan realitas sosial seÂjarah yang dilintasinya. Terlebih tulisan ini tidak bermaksud untuk melegalkan sesuatu yang tidak sejalan dengan substansi ajaran Islam semisal melegalkan perkawinan sejenis, sepÂerti lesbi dan dan homo. Tulisan ini bermaksud mengingatkan kepada kita semua substansi ajaran Islam dan apa yang menjadi tujuan utaÂmanya (
maqashid al-syar'ah).
Kenyataan terhadap adanya perbedaan seÂcara biologis antara laki-laki dan perempuan tidak dapat dibantah. Secra sains dan teknologi juga ditemukan bahwa aksessori organ reproduksi ditentukan oleh faktor organ penentu jenis kelamin (gonad) seseorang; laki-laki memiliki testis, dan perempuan memiliki ovary. Kedua organ ini memegang peranan penting dalam pembentukan komposisi kimia dalam tubuh (
body chemistry) seseorang. Testis bagi laki-laki berfungsi untuk memproduksi hormon testoterone, suatu hormon pembawa sifat-sifat kejantanan dan sekaligus menentukan strukÂtur organik laki-laki. Hormon ini berfungsi untuk memproduksi sperma, mengatur perkembanÂgan tulang, pergerakan otot, penyimpangan leÂmak, prilaku seksual, pola raut muka, pelebaran dada, dan penegakan tulang rawan, dan ketajaÂman suara. Sedangkan ovary bagi perempuan memproduksi
hormon prolactin, extrogen, dan
progesteron. Dua jenis yang terakhir sangat berpengaruh dalam pembentukan sifat-sifat dasar perempuan.
Laki-laki dan perempuan mempunyai kromoÂsom seksual (
sexual chromosome) yang berbeÂda. Perempuan mempunyai dua kromosom yang sejenis, yaitu XX, karenanya disebut homogaÂmetic sex, dan laki-laki mempunyai dua kromoÂsom yang berbeda; satu di antaranya sama denÂgan perempuan, X dan lainnya, Y, khusus bagi laki-laki. Laki-laki disebut heterogametic sex karÂena ia mempunyai dua jenis kromosom (XY). SeÂcara fisik-biologis laki-laki dan perempuan tidak saja dibedakan oleh identitas jenis kelamin, benÂtuk dan anatomi biologis lainnya, melainkan juga komposisi kimia dalam tubuh. Perbedaan yang terakhir ini menimbulkan akibat-akibat fisik-biÂologis, seperti laki-laki mempunyai suara yang lebih besar, berkumis, berjenggot, pinggul lebih ramping, dada yang datar. Sedangkan peremÂpuan mempunyai suara lebih bening, buah dada menonjol, pinggul umumnya lebih lebar, dan orÂgan reproduksim yang amat berbeda dengan laÂki-laki. Lebih dari ini dipedebatkan oleh beberapa ahli, khususnya dari kalangan feminis.
Sebenarnya para ahli genetik pun mengakui bahwa manusia adalah makhluk biologis yang mempunyai karakteristik tersendiri. PerkemÂbangan kesadaran dan kecerdasan manusia tidak semata-mata ditentukan oleh faktor geneÂtik tetapi juga faktor lingkungan (
environment). Lindsey menyebut diskursus ini sebagai "teka teki hormonal" (
the hormone puzzle) yang amat sulit dijelaskan. ***