Dimensy.id Mobile
Dimensy.id
Apollo Solar Panel

Kantor Batik Air Tutup Meski Hari Sudah Siang

Setelah Tabrakan Pesawat Di Bandara Halim

Rabu, 06 April 2016, 09:24 WIB
Kantor Batik Air Tutup Meski Hari Sudah Siang
foto:net
rmol news logo Sehari pasca kecelakaan antara Pesawat Batik Air dengan Pesawat Trans Nusa di landasan Bandar Udara Halim Perdanakusumah, Jakarta, penerbangan pesawat komersil sudah kembali normal.

Ratusan penumpang telah mengantre di pintu masuk bandara milik TNI Angkatan Udara itu, sejak pagi, kemarin. Berbekal tiket perjalanan dan kartu identi­tas diri, penumpang baru diper­bolehkan masuk oleh petugas ke dalam gedung terminal.

Salah satu yang berbaris antre adalah Anita. Wanita berumur 35 tahunan ini berdiri berhimpitan dengan penumpang lainnya. Lama mengantre memasuki gedung terminal, wanita berkulit putih ini sesekali menggerak-gerakkan kedua kakinya untuk melepas lelah. "Mau ke Padang jenguk keluarga," ujar Anita dengan wajah kelelahan kepada Rakyat Merdeka, kemarin.

Senin malam (4/4), Pesawat Batik Air jenis Boeing 737-800 dengan nomor registrasi PK-LBSdan pesawat Trans Nusa dengan jenis ATR 42 seri 600 bertabrakan di landasan Bandar Udara Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur. Akibatnya, dua pesawat milik swasta itu mengalami kerusakan yang cukup parah. Walhasil, bandara sempat ditutup untuk sementara waktu guna proses evakuasi.

Sejak Selasa pagi (5/4), operasi bandara berlangsung normal seperti biasa. Tidak terlihat adanya kepanikan penumpang pasca terjadinya kecelakaan pesawat. Mereka terlihat antre dengan tertib sambil memegang tiket dan identitas diri.

Tapi, kantor Batik Air yang berada tak jauh dari pintu masuk masih tertutup rapat. Kantor yang dikhususkan untuk check in kelas bisnis itu kosong melom­pong dan tidak ada satupun petu­gas yang berjaga. Padahal hari sudah siang. Sementara, kantor maskapai Garuda Indonesia yang ada di sebelahnya buka seperti biasa.

Anita mengaku sedikit was-was saat akan terbang menggu­nakan Batik Air tujuan Padang, Sumatera Barat, sore ini. "Tadi baru diberi tahu ada kecelakaan pesawat di Halim sama sopir taksi saat jalan ke bandara. Habis itu terus waswas sampai sekarang," kata Anita.

Namun, wanita yang mengenakan pakaian dengan motif bergaris-garis ini tidak akan membatalkan penerbangannya karena sudah terlanjur kangen keluarga. "Saya sudah empat tahun gak pulang, mau ketemu orangtua. Jadi harus pulang hari ini. Yang penting saya berdoa terus selama di pesawat semoga tidak ada kejadian apa-apa," ucap wanita berambut panjang ini.

Anita juga belum menginfor­masikan peristiwa kecelakaan pesawat di Halim kepada keluarganya yang tinggal di Padang. "Kalau dikasih tahu, pasti saya dilarang pulang dan diminta membatalkan penerbangan oleh keluarga," ucapnya.

Dari pada diminta membatal­kan penerbangan, kata dia, lebih baik tidak diinformasikan ke keluarganya. "Kebetulan dapat tiket murah," katanya.

Lain lagi dengan Khairul. Pria berumur 28 tahun ini lebih memilih menggunakan Citilink ke Palembang dari pada menumpang Batik Air. "Setelah dengar Batik Air kecelakaan saya langsung pesan Citilink untuk keberangkan sore ini," kata pria ini.

Namun, keinginannya un­tuk terbang tepat waktu gagaldiwujudkan kendati sudah memesan tiket maskapai anak usaha Garuda Indonesia itu. Pasalnya, pagi tadi pihak maska­pai memberitahukan pesawat baru akan berangkat pukul 6 sore. "Padahal jadwalnya jam 5 sore," ucapnya.

Dirinya tidak mengetahui alasan pihak maskapai menunda waktu keberangkatannya. "Mungkin masih ada pengaruh sama kecela­kaan tadi malam," kata dia.

Khairul berharap, penerbangan­nya tidak delay lagi karena ada urusan keluarga yang harus disele­saikan secepatnya di Palembang.

Kendati demikian, Khairul mengaku tidak khawatir dengan adanya kecelakaan pesawat karena dirinya berkeyakinan pesawat yang dinaikinya pasti menerapkan keselamatan penumpang yang tinggi. "Yang pasti berdoa selama penerbangan agar selamat sampai tujuan," tandasnya.

Sementara, salah seorang petugas informasi Pusat Angkasa Pura II, Nia memastikan, ak­tivitas di Bandara Halim Perdanakusumah, Jakarta, kembali normal, sejak kemarin pagi.

"Penerbangan hari ini berjalan normal. Baik kedatangan mau­pun keberangkatan," kata Nia, kemarin.

Menurut Nia, penerbangan Selasa kemarin paling pagi dimulai 05.20 WIB dengan penerbangan Batik Air ke Surabaya. Hingga siang kata Nia, tidak ada ken­dala yang signifikan di bandara ini. "Alhamdulillah tidak ada kendala. Termasuk jadwal penerbangan baik keberangkatan maupun kedatangan yang tidak ada delay," sebut dia.

Dia menambahkan, hingga saat ini sudah ada 8 keberangka­tan dan 3 kedatangan di bandara tersebut. Namun, Nia menam­bahkan sebanyak 8 penerbangan dari maskapai Batik Air tidak jadi beroperasi hari ini. "Batik Air ada 8 flight yang tidak berop­erasi. Memang seperti biasa, um­umnya disebabkan tidak adanya penumpang," kata dia.

Dirut PT Angkasa Pura II, Budi Karya Sumadi menga­takan, pihaknya selaku operator bandara, sudah merespon dengancepat atas insiden tersebut dan dalam dua menit langsung bergerak melakukan penanganan, mu­lai dari memadamkan pesawat hingga proses evakuasi semua penumpang pesawat.

Selain itu, lanjut Budi, dilaku­kan juga penggeseran pesawat dari runway agar perjalanan pesawat lain tidak terganggu. Bahkan, puing sisa kebakaran sudah dibersihkan dari lokasi kejadian. "Mulai pukul 24.00 Bandara Halim Perdanakusumah sudah dibuka kembali. Padahal, awalnya akan ditutup hingga Selasa pagi," ujarnya.

Bahkan, kata Budi, sejak pu­kul 24.00, sudah ada empat pesa­wat diterbangkan. Satu pesawat ditunda penerbangannya pada Selasa pagi (5/4).

Sedangkan, Sekretaris Perusahaan PT Angkasa Pura II, Agus Haryadi mengatakan, insiden ini masih dalam penyelidikan lebih lanjut oleh Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT). "Sementara penyelidikan berlanjut, jadwal penerbangan di Bandara Halim Perdanakusumah hari ini sudah bisa beroperasi sesuai jadwal," kata Agus.

Terpisah, Kepala Biro Komunikasi dan Informasi Publik Kementerian Perhubungan JA Barata mengatakan, tim KNKT masih terus menyelidiki penyebab insiden tabrakan pesawat Batik Air dan Trans Nusa. "Tim KNKT sudah berada di lapangan sejak kejadian," ujar Barata, kemarin.

Tim KNKT, kata Barata masih terus berupaya mengumpulkan dan meneliti data di lapangan. KNKT juga akan mengumpul­kan informasi dan keterangan dari petugas yang turut menge­tahui kejadian kecelakaan.

Lebih lanjut, kata dia, KNKTjuga telah mengamankan dua unit black box yang terdiri dari Flight Data Recorder dan Cockpit Voice Recorder. Blackbox juga menjadi tambahan rujukan data rekaman percakapan antara pilot dengan petugas di tower bandara.

Barata menambahkan, KNKT akan merampungkan penelitian­nya di lapangan sebelum me­laporkan temuan serta rekomen­dasi ke pihak yang berkepent­ingan, termasuk Kementerian Perhubungan.

Dengan adanya black box dan kumpulan informasi di lapan­gan, Barata meyakini penelitian KNKT bisa rampung lebih cepat dari yang diharapkan. "Saya kira ini tidak akan terlalu makan waktu lama," pungkasnya.

Latar Belakang
Penumpang Batik Air Selamat, Tapi Mengalami Shock

Maskapai Lion Group kem­bali mengalami kecelakaan. Kini yang terlibat kecelakaan adalah Batik Air. Pesawat jenis Boeing 737-800 dengan nomor registrasi PK-LBS itu, bertabra­kan dengan pesawat Trans Nusa dengan jenis ATR 42 seri 600 di landasan Bandar Udara Halim Perdanakusumah, Jakarta Timur, Senin malam (4/4).

Tabrakan yang terjadi sekitar pukul 19.55 WIB, ini mengaki­batkan kedua pesawat menga­lami kerusakan parah, namun tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan tersebut.

Dirjen Perhubungan Udara Suprastyo menjelaskan, tabrakan terjadi saat pesawat ATR hendak towing menuju apron selatan Bandara Halim. "Kerusakan yang terjadi pada pesawat Boeing Batik ujung sayap kiri patah, dan pesawat ATR seri 600 ujung sayap kiri dan ekor yang horizontal jugapatah," ujar Suprasetyo di Jakarta, kemarin.

Pesawat Batik Air yang bertabrakan, lanjut dia, memuat total 49 penumpang dengan rincian 48 orang dewasa dan satu anak, ditambah tujuh orang kru, ter­masuk dua awak kokpit. Pesawat itu awalnya akan terbang menuju Makassar.

Sementara itu, Trans Nusa yang terlibat tabrakan dalam keadaan kosong. Setelah kejadian pukul 20.00 WIB, bandara ditutup hingga pukul 24.00 WIB.

Presiden Direktur Lion Grup, Edward Sirait menyatakan, pilot pesawat Batik Air tidak bersalah. Sebab, pilot sudah mendapat izin lepas landas (take off) dari petugas menara ATC (Air Traffic Controller). Namun, saat menuju speed yang lebih tinggi, kata Edward, ternyata ada pesawat lain, yaitu pesawat Trans Nusa ATR 42-600 PK-TNJ yang se­dang ditarik traktor.

Lebih lanjut, kata Edward, pada speed yang belum terlalu tinggi, pilot berusaha menghin­dar. Tapi akhirnya bersenggolan dan berusaha menghentikan pesawat. "Pada saat berhasil dihentikan ada percikan api. Pemadam yang telah tiba di tempat, langsung menyem­protkan busa ke sayap untuk menghindari masalah yang besar," jelasnya.

Seluruh penumpang yang berjumlah 49 orang, satu di antaranya anak-anak, selamat dan langsung dievakuasi ke terminal. "Mereka sehat wala­fiat. Ada tiga penumpang shock dibawa ke rumah sakit untuk pengecekan," tandasnya.

Saat ini pihaknya memutuskan mengistirahatkan sementara pi­lot pesawat Batik Air PK-LBS. Edward memastikan, pilotnya memiliki rekam jejak yang baik dengan 10.000 jam terbang.

Kendati demikian, dia memilih menunggu hasil investigasi dari Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk mengetahui penyebab insiden tersebut.

Sedangkan, Presiden Direktur PT Trans Nusa Air Services Juvenile Jodjana mengatakan, pesawat ATR-nya sedang da­lam bergerak untuk pindah ke parkir selatan bandara. Dia menunggu hasil penyelidikan KNKT. "Pemindahan pesawat telah melalui prosedur," tandas­nya. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA