"Banyak opsi yang sudah disiapkan pemerintah bagi para pengikut Gafatar ini. Mulai dari kesehatan, pendidikan hingga mata pencaharian mereka," ujar Menteri Sosial Khofifah Indar Parawansa kepada
Rakyat Merdeka, kemarin.
Meskipun memberikan perÂhatian lebih, Menteri Khofifah membantah bila pemerintah suÂdah mengistimewakan pengikut Gafatar ini. Kata dia, apa yang diberikan pemerintah terhadap pengikut Gafatar merupakan kewajiban yang sudah diatur dalam undang-undang. Berikut kutipan wawancaranya :
Mayoritas pengikut Gafatar sudah ada di penampungan dan siap untuk dipulangkan. Apa yang menjadi fokus perÂhatian Kemsos saat ini?Jadi kan di antara mereka, 40 sampai 47 persen yang ada di penampungan itu kan anak-anak. Dan anak-anak ini sudah lepas dari sekolah formal mereka selama di Kalimantan Barat, mereka mengikuti
homeschoolÂing. Maka kementerian agama, kementerian pendidikan akan menyisir memastikan bahwa mereka bisa kembali ke sekoÂlah melanjutkan pendidikan mereka.
Untuk kesehatan, apa peÂmerintah juga memberikan fasilitas?Layanan kesehatan yang seÂlama ini ada di Pasar Rebo maupun yang ada di Surabaya kebetulan ada yang melahirkan, semua akan dibiayai oleh pemerÂintah. Proses reintegrasi dan reÂunifikasi juga sedang disiapkan, maka seluruh proses penjempuÂtan harus dilakukan oleh Pemda. Kita memprioritaskan reinteÂgrasi dan reunifikasi keluarga, karena ada istri mencari suami dan anaknya, ada juga suami yang mencari istri dan anaknya. Ada orang tua mencari anaknya, nah anggota-anggota yang terpiÂsah ini akan diprioritaskan untuk direintegrasi dan reunifikasi.
Tapi ada juga dari para pengiÂkut Gafatar ini yang menolak untuk pulang ke kampung halaÂman. Ada solusi untuk ini?Jadi ada di Surabaya yang beberapa memang ingin transÂmigrasi. Dan saya memang dari awal sudah mengkomunikasikan dengan Menteri Transmigrasi. Yang jelas mereka kebangsaanÂnya, nasionalismenya
clear. Kalau mereka keagamaannya apa, juga
clear. Akan diidentifikasi untuk bisa ditransmigrasikan.
Menteri Transmigrasi meÂnyampaikan, Kalimantan Timur, dan Kalimantan Utara, itu dua daerah yang memungkinkan unÂtuk menjadi tujuan transmigrasi mereka.
Bukankah Kalimantan itu memang tujuan hijrah mereka untuk mengurusi Gafatar? Apa itu nanti tidak justru semakin menguatkan gerakan mereka?Aku nggak mau cerita detil-detil... He-he-he. Nanti akan masuk fungsinya kementerian dan lembaga lain.
Selain opsi transmigrasi, apalagi langkah yang mungkin bisa diambil?Saya sudah mengkomunikasikan untuk mereka yang ingin kembali ke kampung halaÂman, dan mereka mau beruÂsaha. Di Kemsos sendiri ada namanya Kube (Kelompok Usaha Bersama). Kalau mereka berkelompok, 10 orang indeksnya Rp 20 juta, kalau sendiri ada naÂmanya UEP (Usaha Ekonomi Produktif). Itu indeksnya tiga sampai lima juta per orang. Tapi itu setelah sekembalinya ke daerah, dan Dinsos nya yang akan menyiapkan identifikasinya, karena semua itu dalam bentuk cash transfer. Tidak bisa
cash money. Jadi ini akan berseirÂing dengan proses pendampinÂgan yang akan dilakukan oleh masing-masing Pemda.
Kok kesannya pemerinÂtah seperti mengistimewakan sekali anggota Gafatar ini? Padahal mereka kan diduga makar?Itu urusan Pak Kapolri. Tugas Kemsos ya Undang-undang bilang urusi logistiknya, makaÂnannya dan menkoordinasikan layanan pendidikan dan kesehatan. Jadi nanti tim dari kesehatan, Kementerian Kesehatan, Pendidikan juga, karena kalau mereka kembali ke kampung halaman mereka ya harus diÂpastikan mereka kembali ke sekolah masing-masing sesuai yang kemarin sempat ditingÂgalkan. Tugas Kementerian sosial ingin memastikan selama mereka di penampungan, logisÂtiknya aman, tim trauma healing dan konseling aman, kemudian ketika mereka menggunakan KRI logistiknya aman, itu tugas Kemsos. Undang-undangnya bilang begitu. ***
BERITA TERKAIT: