Cinta dalam Islam merupakan inti ajaran. Dalam hadis Nabi dijelaskan, jika 30 juz atau 114 surh dalam Al-Qur'an dipadatkan maka peÂmadatannya ialah surah Al-Hatihah, isnti surah ini terletak pada ayat pertamanya: Bismillahir rahmanir rahim. Indti basmalah terletak pada dua kata terakhir: Al-Raman al-Rahim. Kedua kata ini berasal dari akar kata yang sama, yaitu rahima berarti cinta.
Dalam Al-Qur'an dikenal tidak kurang dari 14 terminologi cinta, antara lain al-hubb, al-'isyq, al-syagaf, al-widd, al-ta'alluq, dan lain-lain. Istilah-istilah itu menggambarkan berbagai bentuk dan kualitas cinta; mulai dari cinta moyet sampai cinÂta Ilahi (mahabbah). Semakin tinggi derajat cinta semakin terbatas persyaratan cinta itu, sehingga cinta itu tidak lagi mengenal dan tergantung pada kondisi tertentu. Mungkin karena itu cinta ini diseÂbut dengan
unconditional love. Cinta Ilahi (
unconÂditional love) ialah puncak kecintaan seseorang kepada Tuhan. Begitu kuat cinta itu maka seolah yang mencinta dan yang dicintai menjadi satu. Yang mencinta dan yang dicintai terjadi persaÂmaan secara kualitatif sehingga antara keduanya terjalin keakraban secara aktif.
Sebetulnya semua orang berpotensi menÂcapai kualitas cinta ini, karena memang seÂmua berasal dari-Nya dan pada akhirnya akan kembali kepada-Nya (Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un). Kedua entitas itu berbeda namun sulit untuk dipisahkan, seperti laut dan gelombangÂnya, lampu dan cahayanya, api dan panasnya. Kita tidak bisa mengatakan laut sama dengan gelombang, lampu sama dengan cahaya, atau api sama dengan panas, demikian pula kita tidak bisa mengatakan antara yang mencinta dan yang dicintai betul-betul sama atau antara makhluk sama dengan Khaliq.
Lautan cinta pada diri seseorang akan mengimÂbas pada seluruh ruang. Jika cinta sudah terpatri dalam seluruh jaringan badan kita maka vibrasinÂya akan menghapus semua kebencian. Sebagai manifestasinya dalam kehidupan, begitu bertemu dengan seseorang, ia tersenyumm, sebagai ungÂkapan dan tanda rasa cinta.
Nikmat sekali bermesraan dengan Allah SWT. Kadang tidak terasa air mata meleleh. Air mata kerinduan dan air mata tobat inilah yang kelak akan memadamkan api neraka. Air mata cinta akan memutihkan noda-noda hitam dan menjadiÂkannya suci. Cinta tidak bisa diterangkan, hanya bisa dirasakan. Terkadang terasa tidak cukup koÂsakata yang tersedia untuk menggambarkan baÂgaimana nikmatnya cinta. Kosakata yang terseÂdia didominasi oleh kebutuhan fisik sehingga untuk mencari kata yang bisa memfasilitasi keÂinginan rohani tidak cukup. Terminologi dan kota kata yang tersedia lebih banyak berkonotasi cinta kepada fisik materi, tetapi terlalu sedikit kosa kata cinta secara spiritual. ***