WAWANCARA

Jenderal Badrodin Haiti: Kami Tangkap Teroris Sebelum Mereka Bikin Konser Mengincar Polisi

Selasa, 22 Desember 2015, 09:13 WIB
Jenderal Badrodin Haiti: Kami Tangkap Teroris Sebelum   Mereka Bikin Konser Mengincar Polisi
Jenderal Badrodin Haiti:net
rmol news logo Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Mabes Polri pada Jumat (18/12) dan Sabtu (19/12) menangkap sem­bilan terduga teroris di sejumlah daerah di Pulau Jawa. Mereka diduga akan menggelar "konser"- istilah yang di­gunakan para terduga teroris dalam melakukan teror di sejumlah kota di Indonesia, pada Natal dan Tahun Baru. Berikut wawancara Rakyat Merdeka dengan Jenderal Badrodin, terkait penangkapan para terduga teroris.

Densus 88 kembali melaku­kan penangkapan terhadap sejumlah terduga teroris, bisa dijelaskan?
Ya, memang ada sembilan orang yang kami amankan.

Bagaimana proses penang­kapannya?
Kami telah melakukan proses yang cukup panjang. Sejak beberapa bulan lalu kami telah menerima informasi dan men­deteksi keberadaan mereka. Mereka berencana melakukan aksi di sejumlah wilayah di Indonesia, termasuk di Jakarta.

Lalu?
Penangkapan mereka itu berdasarkan warning dari FBI dan Australia Federal Police (AFP). Kami tidak mau mem­biarkan mereka beraksi, ma­kanya menangkap mereka lebih dulu.

Kapan mereka berencana melakukan "konser"?
Bulan Desember ini, bertepa­tan dengan momen Natal dan tahun baru.

Target mereka apa saja?
Yang utama adalah kepolisian. Ada beberapa pejabat Polri, utamanya dari Densus 88 karena banyak menangkapi rekan mereka. Selain itu, beberapa bekas komandan Densus 88 dan juga beberapa Kapolda. Ada beberapa kepolisian resor juga yang menjadi target mereka.

Selain itu?

Kita juga tidak bisa menu­tup mata jika mereka mengin­car target lain, seperti kantor pemerintahan, maupun pusat keramaian.

Apakah mereka akan melakukan aksi teror bom, meng­ingat Polri menyita beberapa bukti seperti alat dan bahan pembuatan bom?

Ya, itu masih kita dalami. Kita amankan mereka dulu, karena mereka bisa saja melakukan aksi teror seperti penembakan, pemboman, atau bahkan penganiayaan.

Masuk jaringan mana para teroris yang baru ditangkap?

Mereka ini masuk Jamaah Islamiyah (JI). Tapi bukan tidak mungkin punya hubungan den­gan ISIS. Ada juga simpatisan ISIS.

Apakah ada hubungan dengansejumlah WNI yang ba­ru saja dideportasi dari Turki?
Kita belum melihat. Tapi yang kami ketahui, ada teroris yang diduga pernah menjadi otak pen­giriman sejumlah WNI ke Turki untuk bergabung dengan ISIS.

Teroris yang ditangkap di mana?
Di Jawa Tengah.

Lantas, apa langkah Polri selanjutnya?
Selama ada informasi berarti ada peluang bagi mereka. Tapi masyarakat tidak perlu khawatir, tapi tetap perlu waspada. Kami sudah mengingkatkan penga­manan. Kami juga berharap masyarakat mau melapor kalau melihat ada hal mencurigakan. Kita tidak boleh under estimate.

Soal kerusuhan di Kalimantan Utara, bagaimana tindak lanjut Polri?
Sejauh ini sudah kondusif, kami sudah mengirim Brimob untuk pengamanan. Kami ingin melakukan penegakan untuk memulihkan situasi.

Berapa jumlah personil yang dikirim?
Ada sekitar 300 personil, se­muanya dari Brimob.

Berapa pelaku yang dia­mankan?
Jika tidak salah ada sekitar 36 orang. ***

Temukan berita-berita hangat terpercaya dari Kantor Berita Politik RMOL di Google News.
Untuk mengikuti silakan klik tanda bintang.

ARTIKEL LAINNYA