"Biaya avtur itu bisa 50 persen dari total biaya operasional air line," ujar Menteri Perhubungan Ignasius Jonan, di Jakarta, Sabtu (12/9).
Yang lebih mengherankan lagi, lanjut Jonan, kenapa harga avtur jauh di atas standar interÂnasional.
"Sekarang itu kalau menurut laporan Angkasa Pura II, kira-kira harganya lebih mahal 20 persen," ungkap Jonan.
"Kondisi ini yang membuat tarif tiket maskapai dalam negeri kurang kompetitif dan kalah saing dengan maskapai negara lain," tambahnya.
Berikut kutipan selengkapnya;Mungkin selisih harga dari rata-rata internasional itu karena PPN?Memang kan ada PPN, itu tak masalah. Tapi kalau di luar PPN harganya kurang lebih harus sama (dengan harga standar internasional).
Jadi sebenarnya bagaimana pemerintah menyikapi kondisi ini?Kalau soal avtur Pertamina itu, kita sudah bahas di rapat terbatas dengan Bapak Presiden, dan Bapak Wakil Presiden Minggu lalu. Bahwa Pertamina sebagai pemasok avtur ke bandara-bandara di Indonesia diminta untuk menurunkan atau memÂbuat harga avtur yang dijual ke maskapai penerbangan itu sesuai dengan harga internasional.
Kalau Pertamina bilang ngÂgak bisa, bagaimana?Kalau nggak bisa, ya lebih baik pasok avtur di bandara-banÂdara itu tidak hanya Pertamina, sehingga bisa pakai yang lainÂnya.
Aturannya bolehkah pasok avtur ke bandara di Indonesia selain Pertamina?Tidak ada aturan, pemasok avtur dari non Pertamina masuk ke bandara itu tidak dilarang.
Mungkin harga mahal ini dikarenakan Pertamina harus menanggung biaya distribusi ke seluruh Indonesia?Saya kira tidak. Kalau Menteri Keuangan waktu di Ratas (Rapat Terbatas) sih itu karena tidak efisien saja kilangnya. Atau mungkin ada pertimbangan lain, saya nggak tahu ya.
Berarti harga avtur Pertamina sangat urgent diturunkan?Kalau mau mendorong Pariwisata atau mobilitas masyarakat lebih tinggi, mau harga tiket pesawat lebih kompetitif, ya harga bahan bakarnya harus turun. Biaya avtur itu 50 persen dari total biaya operasional air line.
Bukankah tarif tiket tidak bisa dinaikturunkan sembaÂrangan?Ya, setelah diundangkan, air line harus menyesuaikan itu.
Buat apa bikin aturan batasan tarif?Memang ada yang ngomong gitu. Nggak usah pake batas atas dan bawah. Tapi itu nggak bisa, harus diatur. Nanti kompetisi harganya hancur-hancuran.
O ya, sekarang harga gas daÂlam negeri mahal. Kabarnya ini cukup memberatkan indusÂtri baja nasional. Apa ini akan berpengaruh pada industri galangan kapal?Seperti KS (Krakatau Steel) itu kan menggunakan bahan bakar gas. Kalau ngobrol dengan KS, harga gas yang mereka dapat dari PGN itu memang lebih mahal dari pasok internasional. Ini kan berhubungan dengan upaya menÂdorong industri perkapalan.
Kita himbau juga harganya seÂsuai dengan harga internasional. Nggak usah harga lokal, tapi harga internasional aja, sehingga bisa berkompetisi. Galangan kaÂpal nasional itu dianjurkan pakai baja nasional, produksi nasional, harganya harus standar. ***
BERITA TERKAIT: